Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Bidayah
Nama ; Muhammad ali ridho.
Nim; u20151009
Sejarah
Berdirinya Pondok Pesantren Al-Bidayah
Sejarah
berdirinya pondok pesantren Al-Bidayah merupakan hasi dari sebuah kegelisahan
sebagian kecil mahasiswa UIJ dan STAIN Jember yang merasa kering akan
intelektual keagamaan khususnya dalam bidang pemahaman kitab kuning, karena
yang terjadi di UIJ dan STAIN Jember materi perkuliahan serta pergaulan
intelektual yang ada tidak banyak menyentuh terhadap pemahaman serta cara baca
kitab kuning yang mana aksesnya terhadap out put yang dihasilkan, karena harus
disadari, pemahaman dan pembacaan terhadap kitab kuning menjadi hal yang
penting bagi mahasiswa dalam meneruskan jenjang, eksplorasi kandungan kitab
serta pengabdian terhadap masyarakat dalam hal masalah keagamaan.
Untuk
mewujudkan harapan para mahasiswa tersebut, kyai Dr. H.Abdul Haris, M.Ag. yang
sering disapa dengan Ustad Abdul Haris merupakan sosok yang mereka pilih
sebagai pembimbing untuk mengarahkan dan sekaligus sebagai pembina mereka dalam
mengkaji kitab kuning, terutama terhadap gramatikal pembacaannya. Alasan mereka
cukup beralasan menunjuk beliau sebagai pembimbing dan Pembina, karena Ustad
Abdul Haris merupakan sosok orang yang memiliki latar belakang pesantren yang
kuat, yang mana beliau memang ahli dalam bidang ilmu alat (ilmu nahwu dan
shorrof) dan ilmu fiqh.
bidang
keahlian yang dimiliki oleh ustad abdul haris itu diketahui oleh para mahasiswa
berdasarkan forum perkuliahan yang beliau isi di STAIN Jember, yang mana beliau
merupakan salah satu dosen yang memegang mata kuliyah Qowaid (pada jurusan
bahsa arab) yang metodelogi pengajaran qowaidnya bersifat rasional sistemik dan
telah berhasil mensistematiskan metodelogi pengajaran qowaid yang disebut
dengan nahwu aplikatif. Dan mereka juga mengetahui figure ustad abdul haris ini
dalam setiap forum bahtsul masail, dialog agama di radio RRI serta menjadi
dewan fatwa MUI cabang Jember.
Pertimbangan-pertimbangan
diatas menjadi alasan mereka untuk mengkaji kitab terutama dalam hal gramatikal
bahasa arab. Kitab yang pertama kali dikaji ialah ushul fiqh karangan Syekh
Abdul Wahab yang awal pengajiannya bertempat diserambi rumah beliau yaitu di
Jl. Moh. Yamin No. 3b Tegal Besar Kaliwates Jember.
Dalam proses
selanjutnya jumlah santri yang mengaji ditempat beliau mulai bertambah, dan
ngajinya pun ditambah pula menjadi ba’da shubuh dan ba’da ashar, tetapi kondisi
santri pada waktu itu masih nduduk atau sebagai santri kalong (bahasa jawa yang
berarti: berangkat dari rumah dan setelah ngaji langsung pulnag rumah).
Ternyata kendala nduduk tadi menyebabkan menyebabkan santri kurang istiqomah
dalam belajar, dan sebelum bisa menguasai target yang ditetapkan yaitu membaca
dan mengartikan kitab kuning sudah banyak santri yang berhenti mengaji.
Pada situasi
dimana santri yang nduduk tinggal sedikit, yaitu sekitar 3-4 santri, maka ada
seorang santri yang berasal dari Jambi dan juga berstatus sebagai mahasiswa
STAIN Jember berniat untuk menetap dan mendirikan gota’an (gota’an: tempat
tinggal santri) dibelakang rumah Ustad Abdul Haris, santri tersebut bernama
Muhammad Iqbal.
Setelah
menetapnya Muhammad Iqbal itu, proses penambahan gota’an sudah mulai bertambah
dengan I’tiqod yang kuat dari para santri yang lain yang memang merasa butuh
terhadap pengetahuan keagamaan, kemudian I’tiqod tersebut ditindak lanjuti
dengan pembuatan musholla. Dari banyaknya santri yang berminat dan menetap
untuk menuntut ilmu agama tersebut, kemudian Ustad Abdul Haris berniat untuk
memformulakan eksistensi lembaga pengajiannya tersebut menjadi sebuah lembaga
kajian pembelajaran kitab kuning.
Maka
disusunlah perangkat lunak mulai dari penentuan lembaga atau pondok pesantren,
nama, lambing serta infrastruktur lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya, dari
pertimbangan yang matang maka dipilihlah lembaga pondok pesantren yang bernama
Al-Bidayah.
Proses
selanjutnya, sebagaimana sebagai seorang pengasuh seperti dipondok pesantren
lainnya, beliau memiliki fungsi sebagai administrator, artinya beliau malakukan
hal seperti: perencanaan, perorganisasian, mengkomunikasikan, supervise,
evaluasi dan memberikan sistematika kerja dalam mengelola pendidikan untuk memajukan
lembaganya serta terlaksananya pendidikan yang dimiliki secara efektif dan
efisien sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu mensukseskan pembelajaran
kitab kuning. Madzhab yang
dianut oleh pp Al bidayah merupakan madzhab syafii
Karna apa ,
didalam pembelajaran yang diambil
merupakan berdominan terhadap kitab- kitab yang berlandasan atau bermadhab imam
syafi. Begitu lah dianggap sebuah pendidikan yang bercondong kepada imam syafii
mantap
BalasHapusrequest profil yai Haris lengkap Mas
BalasHapusrequest profil yai haris lengkap mas
BalasHapusOke, terima kasih infonya. Sebenarnya mau tanya lebih lengkapnya. Untuk biaya dll.
BalasHapus