Postingan

Menampilkan postingan dengan label sastra

cerpen

Di langit, bulan sudah tak bersinar lagi, hanya awan hitam tipis yang tampak berayun beriring. Ketika angin malam berdesir mengusik rimbunan semak tua yang mengering. Sesekali terdengar sayup jerit burung malam menyeruak membelah keheningan. Saat sejuk embun mulai membasahi malam yang tengah terlelap. Gurat keheningan alam seketika lenyap tatkala remang cahaya suluh membias dipekatnya malam. Riuh lolongan anjing-anjing kampung menyalak garang menyahut cacian gerombolan warga desa memaki seorang gadis cantik. Suci, gadis malang yang menjadi korban kebringasan warga memelas memohon ampun. Tatapan nanar mengiba Suci tak mampu meredam emosi para warga. Serempak warga pun membantai Suci yang dituduh sebagai dukun santet di desa itu. Tendangan, pukulan, sabetan dan tusukan benda tajam menghujam ke tubuh mulus Suci. Suci tewas mengenaskan dengan mata terbelalak. Dan Suci pun bersumpah, “Di malam ini … Malam Jum’at Kliwon, tanah ini saya kutuk selamanya!” Dua paragrap di atas merupakan...