RIJALUS SYI'AH


BAB I
PENDAHULUAN
A.                LATAR BELAKAN
Al-Hadits adalah salah satu sumber tasyri’ penting dalam Islam. Urgensinya semakin nyata melalui fungsi-fungsi yang dijalankannya sebagai penjelas dan penfasir al-Qur’an, bahkan juga sebagai penetap hukum yang independen sebagaimana al-Qur’an sendiri. Itulah sebabnya, di kalangan Ahl al-Sunnah, menjadi sangat penting untuk menjaga dan “mengawal” pewarisan al-Sunnah ini dari generasi ke generasi. Mereka –misalnya- menetapkan berbagai persyaratan yang ketat agar sebuah hadits dapat diterima (dengan derajat shahih ataupun hasan). Setelah meneliti dan membuktikan keabsahan sebuah hadits secara sanad, mereka tidak cukup berhenti hingga di situ. Mereka pun merasa perlu untuk mengkaji matannya.
Di samping metodologi Jumhur –sebagai salah satu kelompok Islam terbesar-, ternyata Syiah Imamiyah –sebagai salah satu kelompok Syiah terbesar- juga memiliki perhatian khusus terhadap al-Hadits. Namun mereka memiliki jalur sanad dan sumber khusus dalam menerima hadits yang berbeda dengan sanad dan sumber Jumhur. Ini tentu saja tidak mengherankan, sebab Syiah Imamiyah memiliki pengertian tersendiri tentang Jumhur. Maka perbedaan ini tidak pelak lagi kemudian memunculkan perbedaan antara Jumhur dengan mereka dalam persoalan keaqidahan maupun kefiqihan. Oleh karena itu, tentu menjadi menarik untuk mengetahui lebih jauh tentang hadits menurut Syiah  secara umum, tanpa membahas perpecahan golonngan ini.
B.                 RUMUSAN MASALAH
a)      Apa Pengertian Rijal Al-Hadits?
b)      Bagaimana Kitab Rijal Hadits Syiah




BAB II
PEMBAHASAN
A.                Definisi Ilmu Rijal Al-Hadits
‘Ilmu rijal al-hadits ( (علم رجال الحديثialah:              
علم رجال الحديث هو علم يعرف به رواة الحديث من حيث أنهم رواة للحديث   
Ilmu untuk mengetahui para perawi hadits dalam kapasitasnya sebagai perawi hadits.
Maksudnya ialah ilmu yang membicarakan seluk beluk dan  sejarah kehidupan para perawi, baik dari generasi sahabat, tabi’in maupun tabi’it tabi’in.

Dari pengertian tersebut, dapat diambil pemahaman bahwa kedudukan ilmu ini sangat penting, mengingat obyek kajiannya pada “matan” dan “sanad”, sebab kemunculan ilmu rijal al-hadits bersama-sama dengan periwayatan hadits dan bahkan sudah mengambil porsi khusus untuk mempelajari persoalan-persoalan di sekitar sanad. Oleh sebab itu mempelajari ilmu ini sangat penting, sebab nilai suatu hadits sangat dipengaruhi oleh karakter dan perilaku serta biografi perawi itu sendiri.[1]
عِلْمٌ يُبْحَثُ فِيْهِ  عَنْ أحْوَالِ الزُوَاةُ وَ سِيرِهِمْ مِنَ الصَّحَابَةِ وَ التَّابِعِينَ وَ أتْبَاعِ أتْبَاعِهِمْ
Artinya: “Ilmu yang membahas tentang kedaan-keadaan perawi-perawi, perjalanan hidup mereka, baik mereka dari golongan sahabat, golongan tabi’in dan tabi’it tabi’in.”[2]
B.                 Kitab Rijal Syiah
a)      Biografi Pengarang Kitab Rijal Al-thusy
Nama lengkap  adalah : Abu Ja’far Muhammad bin  Ali bin Hasan  Al Tuhsy   lahir di Tus ,Iran tahun 385 H . Beliau wafat di Najaf tahun 460 H . Beliau di kuburkan  di sebuah rumah kemudian di jadikan menjadi sebuah masjid sesuai dengan perintah beliau dalam surat wasiahnya.
Guru-guru al Thusy Ulama-ulama yang terkemuka pada  waktu itu semisal  syaikh al Mufid dan dua ulama besaudara yang terkenal pula yaitu al Syarif al Murtada dan al Syarif al Radhi yang merupakan pengikut ahlul bait . Kemudian Hilal al Haffar , al Husain bin Ubaidillah al Fahham , Ahmad bin Abdun Al Thusy  adalah ulama  ahli hadits  yang Memperoleh  pendidikan pertamanya  di Tus , kemudian ke Bagdad dan pernah menimba ilmu dari imam al Syafii menandai puncak kejayaan pendidikan  dan pengajaran Syiah sehingga waktu itu ulama Syiah tidak punya saingan dalam dunia Islam . Selain ahli hadits juga terkenal sebagai seorang ulama yang multi disipliner dalam permasalahan agama itu di karenakan karena karangann-karangan beliau yang mencakup fiqh, aqidah , tafsir  serta hadits . Beliau di juluki dengan gelar “ haduq al muslimin “  yang  berarti kepercayaan umat Islam ( Syarafuddin al Musawi seorang pemuka  Syiah ) . Beliau juga mempunyai  kemampuan dalam bidang ceramah yang menarik  sehingga sekelas khalifah abbasiyah di masanya senantiasa untuk menghadiri pengajiannya.
Penulisan kitab  ini di latar belakangi oleh keinginan pengarang sendiri untuk mengarang sebuah kitab  yang mencakup di dalamnya antara musannafat dan al ushul yang sebelumnya memang sudah ada tapi berbeda dengan yang di inginkan pengarang yaitu adanya pemisahan antara ushul dengan musannafah yang lain . Alasan yang di kemukakan pengarang supaya tidak terlalu panjang pembahasannya sehingga perlu di buat jadi satu kitab.
Sistematika kitab ini di ungkapkan pengarang  dalam muqaddimahnya menggunakan huruf mu’jam atau alpabetis yang di mulai dari huruf alif dan berakhir dengan huruf  ya , supaya memudahkan pembaca dalam mencari nama perawi . Pengarang setelah menyebutkan nama perawi juga menjelaskan sedikit tentang perawi yang bersangkutan dengan menyebutkan kitab  yang di miliki. Dalam catatan penulis bahwa kitab ini memuat sekitar 892 perawi yang di mulai dari alif. Itu mencakup  ada sedikit kunyah yang di taruh pengarang  pada akhir kitabnya. Sejauh penulis amati juga kitab ini hanya berisi perawi laki-laki saja belum di temukan perawi perempuan .[3]
b)      Biografi Kitab Al-Kafi
Merupakan kitab yang pertamakali disusun. Pengarangnya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Ya’qub al-Kulaini. Kitab ini tidak sekedar memuat tentang hadits-hadits mengenai fiqih, akan tetapi juga mencakup hadits-hadits tentang akidah ushul dan furu’, sejarah para ma’shumin (orang-orang yang ma’shum) menurut syi’ah. dan empat belas orang-orang suci, yakni Nabi saw, Sayyidah Fatimah ra. dan kedua belas Imam.
Kitab yang memuat 16099 Hadits ini, menempati posisi paling istimewa diantara ketiga kitab lainnya yang termasuk dalam al-Kutub al-Arba’ah.Syiah memandang keistimewaan dalam al-Kafi antara lain karena faktor-faktor berikut:
Pertama, penyusunan terjadi padamasa kegaiban sementara atau al-Ghaibah al-Shughra, yang berarti bahwa ada kemungkinan penyusunnya bertemu dengan Imam Mahdi melalui wakil-wakilnya .menurut syiah, kemungkinan itu semakin di perkuat dengan fakta bahwa al-Kulaini tinggal di Baghdat,oleh karena itu, al-Allamah al-Muhaddits an-Nuri, tokoh hadis Syiah terkenal,cenderung percaya bahwa kitab al-Kafi sempat di perlihatkan kepada Imam mahdi,dan sang imam mengakuinya .Konon,Imam Mahdi memberi komentar untuk kitab tersebut:’’Kafin  li syi’atina’(Kitab ini representatif untuk pengikut kita).
Kedua, penyusunannya dilakukan selama 30 tahun, melalui pengembaraan yang panjang dari satu negeri ke negeri yang lain.sesuatu yang mencemirkan kehati-hatian sang penyusun untuk tidak mencatat kecuali hadits-hadits yang dapat dipercaya.
Ketiga, Kitab al-Kafi disusun dengan cara yang teratur,sistematis,jeli,jauh dari hadits bi al-ma’na (periwayatan secara makna)dan tidak ada campur tabgan pihak luar dalam hadits –haditsnya.
Keempat, Penyusunnya adalah seorang yang dalam pandangan Syiah diakui baik oleh kawan maupun lawan,sebagai orang yang ahli dalam bidangnya,dan dihormati semua pihak, karena ketinngian ilmu dan takwanya.An-Najasi (tokoh syiah terkemuka)menyatakan :’’al-kulaini adalah orang yang palin dipercaya, autsaqu an-nas dan paling komit,’’Al-majlisi(ulama Syiah terkemuka ,penulis Bibar al-Anwar)menulis:Syekh al-kulaini adalah seorang syekh,ulama besar yang selalu jujur,dipercaya, diterima oleh seluru orang, dan dipujioleh orang-orang Syiah sendiri  maupun mereaka yang luar Syiah.
Dengan kata-kata seperti itu maka orang-orang yang membaca karya mereka akan percaya bahwa riwayat apa saja dalam Al Kafi adalah shahih atau benar sama seperti hadis dalam Shahih Bukhari yang semuanya didakwa shahih.  Sungguh sangat disayangkan, karena kenyataan yang sebenarnya adalah Al Kafi di sisi Syiah tidak sama kedudukannya dengan Shahih Bukhari di sisi Sunni. Al Kafi memang menjadi rujukan oleh ulama Syiah tetapi tidak ada ulama Syiah yang dapat membuktikan bahwa semua riwayat Al Kafi shahih. Dalam mengambil hadis sebagai rujukan, ulama syiah akan menilai kedudukan hadisnya baru menetapkan fatwa. Hal ini jelas berbeda dengan Shahih Bukhari dimana Bukhari sendiri menyatakan bahwa semua hadisnya adalah shahih, dan sudah menjadi ijma ulama(sunni tentunya) bahwa kitab Shahih Bukhari adalah kitab yang paling shahih setelah Al Quran.[4]
Kedudukan Al Kafi adalah kitab hadis Syiah yang ditulis oleh Syaikh Abu Ja’far Al Kulaini pada abad ke 4 H. Kitab ini ditulis selama 20 tahun yang memuat 16.199 hadis. Al Kulaini tidak seperti Al Bukhari yang menseleksi hadis yang ia tulis. Di Al Kafi, Al Kulaini menuliskan riwayat apa saja yang dia dapatkan dari orang yang mengaku mengikuti para Imam Ahlul Bait as. Jadi Al Kulaini hanyalah sebagai pengumpul hadis-hadis dari Ahlul Bait as. Tidak ada sedikitpun pernyataan Al Kulaini bahwa semua hadis yang dia kumpulkan adalah otentik. Oleh karena Itulah ulama-ulama sesudah Beliau telah menseleksi hadis ini dan menentukan kedududkan setiap hadisnya.
Di antara ulama syiah tersebut adalah Allamah Al Hilli yang telah mengelompokkan hadis-hadis Al Kafi menjadi shahih, muwatstsaq, hasan dan dhaif. Pada awalnya usaha ini ditentang oleh sekelompok orang yang disebut kaum Akhbariyah. Kelompok ini yang dipimpin oleh Mulla Amin Astarabadi menentang habis-habisan Allamah Al Hilli karena Mulla Amin beranggapan bahwa setiap hadis dalam Kutub Arba’ah termasuk Al Kafi semuanya otentik. Sayangnya usaha ini tidak memiliki dasar sama sekali. Oleh karena itu banyak ulama-ulama syiah baik sezaman atau setelah Allamah Al Hilli seperti Syaikh At Thusi, Syaikh Mufid, Syaikh Murtadha Al Anshari dan lain-lain lebih sepakat dengan Allamah Al Hilli dan mereka menentang keras pernyataan kelompok Akhbariyah tersebut.
Dari hadis-hadis dalam Al Kafi, Sayyid Ali Al Milani menyatakan bahwa 5.072 hadis shahih, 144 hasan, 1128 hadis Muwatstsaq(hadis yang diriwayatkan perawi bukan syiah tetapi dipercayai oleh syiah), 302 hadis Qawiy (kuat) dan 9.480 hadis dhaif. Jadi dari keterangan ini saja dapat dinyatakan kira-kira lebih dari 50% hadis dalam Al Kafi itu dhaif. Walaupun begitu jumlah hadis yang dapat dijadikan hujjah (yaitu selain hadis yang dhaif) jumlahnya cukup banyak, kira-kira hampir sama dengan jumlah hadis dalam Shahih Bukhari.
Semua keterangan diatas sudah cukup membuktikan perbedaan besar di antara Shahih Bukhari dan Al Kafi. Suatu Hadis jika terdapat dalam Shahih Bukhari maka itu sudah cukup untuk membuktikan keshahihannya. Sedangkan suatu hadis jika terdapat dalam Al Kafi maka tidak bisa langsung dikatakan shahih, hadis itu harus diteliti sanad dan matannya berdasarkan kitab Rijal Syiah atau merujuk kepada Ulama Syiah tentang kedudukan hadis tersebut.[5]
c)      Man la Yahdurhu al-faqih
Penyusun kitab besar ini adalah Syekh Abu Ja’far Muhammad Ibn Ali Babuwaih al-Qummy, yang lebih dikenal dengan julukan Syekh ash-shaduq atau maha guru yang jujur’. Kitab ini terdiri Dalam kepercayaan orang Syiah, ia lahir berkat doa Imam mahdi yang mendoakannya agar menjadi seorang ulama terkemuka.konon,Syekh Shaduq sangat tekun memburu setiap hadits yang di dengarnya, sehinnga ia harus mengembara dari satu kota ke kota lain, hanya untuk menerima periwayatan sebuah hadist dari seorang syekh.Ada tidak kurang dari 260 Syekh hadist yang ia terima periwayatannya.
Menurut penuturan orang-orang Syiah, syekh Shaduq adalah tokoh hadis yang cukup produktif.Karya-karyanya terutama dibidang hadist,cukup dominan dalam khazanah keilmuan syiah.Bagi umat syiah,yang paling monomentaltentunya adalah karyanya yang di atas,yaitu Man La Yahdurhu al Faqih. Tapi krya-karyanya yang lain, seperti at-Tuhid, Kamal ad-Din wa Tamam an Ni’mah, Ilal asy-syarayi’,al-Khisbal, Uyun Akhbarar-Ridha dan yang lain,tidak kalah populernya.
Kitab Man la Yahdhurhu al-Faqih adalah karya  hadits ahkam atau hadist-hadist mengenai hukum. di dalamnya tertampung 9044 hadist, dengan 2050 hadist mursal, hadis yang terputus periwayatannya dan sisanya adalah hadist-hadist musnad bersambung periwayatannya menurut persepsi Syiah.
d)     Tahdzib al-Ahkam dan al-Istibshar
            Kedua kitab di atas di susun oleh tokoh yang di anggap paling utama dalam madrasah(madzhab) Ahlul Bait pada zamannya, yakni syekh Abu Ja’fa Muhammadibnu Hasan ath-Thusi atau yang lebih dikenal dengan sebutan ath-Thusi. Syekh al-Thusi lahir tahun 385 H. dan meninggal pada tahun 469 H.
Pada zaman terjadinya fitnah besar yang memaksa pengikut Ahlul Bait meninggalkan kampung halaman mereka di bagdhad, Syekh ath-Thusi mengungsi ke Najaf, sebuah kota kecil tempat dimakamkanya Sayyidina Ali Ibn Abi Thalib. al-Thusi membangun pusat pendidikan ilmu baru,yang kemudian dikenal dengan nama  Hauzah Ilmiyah Najaf. Dalam pandangan Syiah, Syekh ath-Thusi adalah seorang tokoh besar. Bersama dengan itu, ia pun melahirkan karya-karya yang luar biasa. Selain kedua kitab di atas , karya-karya tentang tafsir  al-Qur’an, yakni kitab Tafsir  al-Tibyan merupakan karya cukup fenomenal bagi orang-orang Syiah. Ath-Thusi juga masih memiliki karya-karya lain, semisal al-Gha’ibah, sebuah buku yang menjelaskan tentang Imam Mahdi,dan Talkhish asy-Syafi yang menjelaskan tentang imamah.
Adapun kitab Tahdzib al-Ahkam dan al-Istibshar, sebagaimana disinggung  di atas, bagi umat Syiah, merupakan karya besar ilmu hadist dan sejajar  dengan kitab  Man La Yahdhurhu al-Faqih. Kedua kitab ini juga lebih bercorak hadist-hadist ahkam. Akan tetapi yang membedakannya dengan kitab Syiahyang serupa,bahwa disamping periwayatan tentang hadist-hadist ahkam.dalam kaca mata Syiah, kitab tahdzib al-ahkam dan al-Istibshar penuh dengan analisis fiqhi dan visi-visi argumentas, serta isyarat-isyarat tentang kaidah ushul- al-Fiqh dan rijal.Di samping itu,dalam kedua karyanya ini, ath-Thusi juga dianggap berhasil menngabungkan hadist;-hadist yang saling bertentangan. Jumlah dalam Tahdzib sebanyak 13590 hadits, sedangkan dalam al-Istibshar sebanyak 5511 hadits.  Hadits-hadits di dalam dua buku ini, selain periwayatan yang dilakukan oleh syeikh al-Thusi sendiri, sebagian yang lain merupakan salinan atas hadits-hadits yang terdapat dalam al-Ushul al-Arba’ah dan kitab-kitab hadits kecil lain.[6]











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Maksudnya ialah ilmu yang membicarakan seluk beluk dan  sejarah kehidupan para perawi, baik dari generasi sahabat, tabi’in maupun tabi’it tabi’in.
Biografi Pengarang Kitab Rijal Al-thusy Nama lengkap  adalah : Abu Ja’far Muhammad bin  Ali bin Hasan  Al Tuhsy   lahir di Tus ,Iran tahun 385 H . Beliau wafat di Najaf tahun 460 H . Beliau di kuburkan  di sebuah rumah kemudian di jadikan menjadi sebuah masjid sesuai dengan perintah beliau dalam surat wasiahnya.
Kitab Al-Kafi Merupakan kitab yang pertamakali disusun. Pengarangnya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Ya’qub al-Kulaini. Kitab ini tidak sekedar memuat tentang hadits-hadits mengenai fiqih, akan tetapi juga mencakup hadits-hadits tentang akidah ushul dan furu’, sejarah para ma’shumin (orang-orang yang ma’shum) menurut syi’ah. dan empat belas orang-orang suci, yakni Nabi saw, Sayyidah Fatimah ra. dan kedua belas Imam.












DAFTAR PUSTAKA

Ø   Ajjaj, Ushul al-Hadis, Ulumuhu wa Mushtalahuhu,hal : 253 atau Thohhan, Taisir Mushtalah al-Hadis.
Ø   Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Sejarah & Pengantar Ilmu Hadits, Ed.III, Cet.VIII, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2013).
Ø   Al-Salusi, Ali Ahmad. “Ma’a al-Itsna Asyariyah Fi al-Ushul wa al-Furu’” 2003. Cet. VII (Mesir; Daru al-Quran).
Ø   Al-Jizawi, Asyraf. “Ilmu al-Hadits Baina Ashalati Ahli al-Sunnah wa Intihali al-Syi’ah” 2009. (Mesir: Darul Yaqin).
Ø   Ali Al Milani, Sayyid. Al Riwayat Li Al Hadits Al Tahrif,” dalam Majalah Turuthuna Bil 2 Ramadhan 1407 H hal 257).



[1] Ajjaj, Ushul al-Hadis, Ulumuhu wa Mushtalahuhu,hal : 253 atau Thohhan, Taisir Mushtalah al-Hadis, hal : 173
[2] Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah & Pengantar Ilmu Hadits, Ed.III, Cet.VIII, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2013), h.201
[3]  Ali Ahmad al-Salusi “Ma’a al-Itsna Asyariyah Fi al-Ushul wa al-Furu’” 2003. Cet. VII (Mesir; Daru al-Quran) 703
[4] Asyraf al-Jizawi. “Ilmu al-Hadits Baina Ashalati Ahli al-Sunnah wa Intihali al-Syi’ah” 2009. (Mesir: Darul Yaqin) 109
[5] Sayyid Ali Al Milani, Al Riwayat Li Al Hadits Al Tahrif, dalam Majalah Turuthuna Bil 2 Ramadhan 1407 H hal 257).
[6] Ibid, 74-74

Komentar

Postingan populer dari blog ini

isim adad

BATAS AWAL DAN AKHIR PENDIDIKAN

KARAKTERISTIK TES YANG BAIK