PERKEMBANGAN ILMU SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRI DI SDI KARDINA MASSA BLITAR


PERKEMBANGAN ILMU SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRI DI SDI KARDINA MASSA BLITAR

Hadi Mustofa
Malang State University, Jl Semarang No 5 Malang Indonesia
Diterima: 21 April 2017; Direvisi: 2 Mei 2017; Diterima: 4 Mei 2017
Abstrak

Hasil observasi proses studi sosial di kota madrasah madrasah Blitar ini banyak menimbulkan permasalahan. Mereka adalah: (1) Studi sosial tidak menarik, (2) penelitian ini tidak bermakna bagi siswa, (3) siswa merasa bosan dengan penelitian ini, (4) konsep yang dipresentasikan ke siswa sebenarnya terpisah. , (5) penelitian dibatasi untuk membaca buku atau mendengar penjelasan, dan (6) hasil skor studi sosial rendah. Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu adanya pertukaran model studi yang lebih menarik dari sebelumnya. Salah satu model penelitian yang dapat dilakukan adalah studi sosial yang memiliki penyelidikan. Penelitian ini menggunakan model perkembangan yang dilakukan dengan berbagai langkah: (1) studi pengenalan, (2) model perkembangan, (3) model uji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa studi sosial dengan menggunakan model penelitian inquiry efektif dan efisien untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam mendapatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai tujuan penelitian. Secara khusus, sikap dan keterampilan yang dikuasai oleh siswa adalah sikap ilmiah dan keterampilan.
Kata kunci: pengembangan; studi sosial; penyelidikan;
Pengantar
Studi sosial adalah integrasi dari banyak cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya (Trianto, 2007: 171). Sebagai integrasi cabang studi sosial, studi sosial dipelajari untuk sebuah pendidikan. Studi sosial merupakan salah satu pelajaran yang diberikan dari SD / MI / SDLP ke SMP / MTs / SMPLB. IPS meneliti banyak kejadian, fakta, konsep, dan generalisasi yang terkait dengan isu sosial. Untuk SD / MI, studi sosial mengakomodasi geogra-phy, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Dengan menggunakan studi sosial, para siswa diarahkan menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, dan juga cinta damai. Studi sosial ini direncanakan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat untuk memasuki kehidupan sosial yang dinamis. Kemudian, pembentukan diri orang Indonesia yang heterogen dalam banyak aspek, seperti agama, bahasa sosio budaya, usia, dan kelompok etnis menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan dicirikan menurut Pan-casila dan UUD RI Year. 1945. Nurmuliyati (2014: 122) menyatakan bahwa tujuan pelajar sosial adalah mengenalkan pengetahuan kepada siswa tentang kehidupan masyarakat secara sistematis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap proses studi sosial di SDI
Kardina Massa Kota Blitar, isinya banyak masalah, seperti: (1) studi sosial yang ada
disampaikan oleh guru tidak menarik karena
studi ini dipusatkan oleh para guru, (2) siswa memiliki sedikit kesempatan untuk berkembangide dan pikiran mereka sampai penelitian tidak
 bosan dengan pelajaran karena siswa saja hafalkan konsep yang disampaikan di pelajaran, (4) konsep yang disampaikan kepada siswa diberikan secara terpisah, (5) para siswa tidak dapat mengingat pelajarannya karena studi dibatasi dengan membaca buku atau mendengar  penjelasan, dan (6) skor Hasil studi IPS di atas Kelengkapan MinimalKriteria (KKM).
Berdasarkan banyak permasalahan diatas, begitulah membutuhkan sebuah studi yang dilakukan secara otentik konteks memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tugas yang berarti, berikan yang berarti Pengalaman, dilakukan melalui kelompok belajar, memberi Prioritas kebersamaan, dan hal itu dilakukan dengan menyenangkan. Salah satu model studi yang memilikinya Karakteristik adalah studi sosial untuk SD dengan penyelidikan.
Penyelidikan berdasarkan Sapriya (2009: 141) adalah proses untuk menanyakan makna atau makna lainnya yang berusaha seseorang untuk menunjukkan intelektual mereka keterampilan karena idenya bisa dimengerti. Penyelidikan merupakan salah satu cara belajar atau penelitian
sesuatu yang karakterasinya adalah untuk melihat
untuk sesuatu yang kritis, analitis, argumentatif
(ilmiah) dengan menggunakan beberapa langkah untuk mendapatkan a
Kesimpulan (kepercayaan), yang meyakinkan seseorang karena didukung data / fakta / argumentasi.
Enquiry juga menunjukkan bahwa pengetahuan sedang dibangun
melalui aktivitas yang berarti.

Berdasarkan penjelasan di atas, penyelidikan Metode yang mengandung makna sebagai salah satu metode pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa, yang maksimal untuk dicari atau dicari, itu artinya bahwa siswa sebagai subjek studi. Metode ini yang bisa mendorong siswa untuk menyadari apa yang telah ada sebelumnya selama proses belajar. Studi penyelidikan berorientasi pada keterlibatan siswa yang maksimal dalam proses belajar aktivitas, kembangkan kepercayaan diri mereka tentang apa adanya didirikan dalam proses penyelidikan.
Sebuah studi dengan menggunakan metode inquiry terdiri dari banyak langkah / kegiatan ilmiah. Amerika Filsuf pendidikan terkenal, John Dewey (dalam Sapriya, 2009: 81) menyatakan bahwa proses belajar oleh Dengan menggunakan metode inquiry terdiri dari lima langkah, yaitu: (1) menggambar indikator masalah, (2) memberi kemungkinan jawab, (3) mengumpulkan fakta yang bisa digunakan untuk memeriksa kebenaran data, (4) mengkaji kebenaran data, (5) rumusan kesimpulan yang didukung oleh fakta terbaik. Kemudian, Ada banyak metode penyelidikan yang dilakukan Dikatakan oleh Majid (2014: 224) adalah (1) orientasi, (2) perumusan masalah, (3) perumusan hipotesis, (4) mengumpulkan data, (5) mengkaji hipotesis, dan (6) merumuskan kesimpulan.
Dari kelima langkah tersebut, bisa dilakukan penyelidikan Banyak manfaat, seperti (1) mengembangkan kemampuan siswa, keterampilan untuk memecahkan masalah mereka dan mengambil keputusan mereka obyektif dan mandiri, (2) berkembang kemampuan mereka untuk berpikir (3) melalui penyelidikan, mereka Kemampuan berpikir diproses dalam kondisi seperti apa adanya Ketahuilah, ini sangat diminati oleh banyak siswa Alternatif, (4) mengembangkan minat mahasiswa (ingin tahu lebih banyak) dan cara berfikir objektif- mandiri, kritis-analitis, individual atau kelompok.

Melihat masalah yang terjadi dan juga Solusi   yang ditawarkan, maka penelitian ini adalah dibutuhkan dan penting untuk dilakukan. Lalu, penelitian ini direncanakan untuk mencapai tujuan, seperti (1) Identifikasi model pembelajaran yang digunakan guru SD untuk mencapai kompetensi dalam studi sosial yaitu berharap dan (2) membuat peralatan studi sosial untuk sekolah dasar dengan menggunakan model inquiry.
Bahan dan Metode
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Ini Fokus pada produk mencakup strategi untuk meningkatkan studi ini berkenaan dengan. Itu berhubungan dengan Ibnu (2013: 3). Penelitian pengembangan ini tidak memeriksa teori, tapi untuk mengembangkan dan memeriksa sebuah strategi yang efektif Kemudian, Akbar (2016: 2) menyatakan bahwa penelitian ini adalah untuk validitas dan juga memberi produk / peralatan / peralatan / untuk pendidikan dan
belajar. Selanjutnya, penelitian perkembangan ini
menghasilkan produk sebagai fungsi kreasi untuk meningkat kualitas studi. Mengembangkan model studi peralatan studi sosial berdasarkan penyelidikan di SDI Kardina Massa Blitar, dalam penelitian ini digunakan penelitian penelitian
pengembangan dari Borg dan Gall
(modifikasi dari Sukmadinata). Sebagai garis besar, langkah dan pengembangan penelitian terdiri dari tiga langkah, (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan model, (3) model uji. Selanjutnya, ini Penelitian juga dirancang dengan cara menentukan data dan sumber data; teknik analisis data; instrumen dan teknik analisis data; dan validitasnya data.

Lokasi penelitiannya ada di SDI Kardina Massa menurut subjek adalah siswa kelas lima yang terdiri dari lima siswa yang haus, dan juga model guru Diharapkan semua peserta memberikan evaluasi dan refleksi terhadap model atau peneliti guru. Guru yang menjadi model dalam penelitian ini adalah guru dari nilai keempat di sekolah dimana data berada diambil Data yang dikumpulkan meliputi implementasi Proses data dalam studi sosial berlaku naskah koperasi dan hasil video studi keabsahan.
Proses data dicapai melalui: (1) kuesioner, (2) wawancara terhadap siswa
kesiapan, (3) observasi terhadap I social studies
Studi implementasi berlaku kooperatif Strategi script berdasarkan karakter koperasi dan menghargai pendapat. Sedangkan, data hasilnya adalah dicapai melalui studi ahli validitas terhadap video studi yang dihasilkan.
Berdasarkan langkah yang dikembangkan oleh PT Berg dan Gall (Modifikasi dari Sukmadinata, 2015), peneliti melakukan perkembangan ini penelitian menjadi tiga langkah umum, seperti (1) studi pengantar, (2) produk uji, (3) kekuatan produk. Pada langkah awal ini, perkenalan belajar adalah awal atau persiapan untuk berkembang. Ini langkah terdiri dari tiga tahap: (1) studi pustaka, (2) survei lapangan, (3) pengaturan produk awal.
Langkah kedua adalah uji coba pengembangan produk pada model studi Dalam langkah ini, disana adalah dua langkah. Langkah pertama adalah melakukan uji coba terbatas dan langkah kedua adalah widder dari sebelumnya. Itu Langkah ketiga tes prouct adalah uji kekuatan dari produk yang diproduksi Dalam penelitian ini adalah untuk memeriksa model daya penelitian penyelidikan untuk studi sosial, jika dibandingkan dengan penelitian di sekolah.
Analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut langkah analisis data; meliputi (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penjelasan gambar. Pengurangan data adalah proses untuk memilih atau pilihlah data yang dikumpulkan, fokus dan data yang disederhanakan sampai data presentasi. Presentasi data dilakukan untuk mengorganisir hasilnya pengurangan dengan mengatur semua informasi yang diambil dari hasil reduksi sampai Kemungkinan untuk mendapatkan kesimpulan dari produk. Kesimpulan diambil dari inti data dari hasil penelitian yang direduksi dan disajikan. Kesimpulannya akan terlihat keberhasilan dari pengembangan penelitian.
Hasil dan Diskusi
Hasil
Penelitian ini dimulai dengan melakukan penelitian menuju studi sosial untuk kelas lima di SD Sekolah. Ini digunakan untuk menemukan pelajaran mana relevan dengan aplikasi model inquiry.
Oleh karena itu, didirikan bahwa studi sosial adalah untuk Kenali perubahan tingkat menengah yang mana terjadi dalam kehidupan masyarakat dan juga kewarganegaraan Indonesia di era kolonial, era nasionalisme, dan perubahan sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya aspek. Pelajaran itu digunakan dalam penelitian ini.
Kemudian, pengamatan dilakukan di SDI Kardina Massa. Pengamatan itu dilakukan untuk mencari kelas mana yang akan menjadi subjek dan objek masuk penelitian ini. Penelitian ini dilakukan oleh guru wawancara yang menjadi model guru. Kemudian, Hal ini juga dilakukan dengan persepsi yang sama tentang Objek dalam penelitian ini. Persepsi yang sama adalah penting karena subjek dan peneliti punya Persepsi yang sama dalam kaitannya dengan penelitian ini
Penelitian pertama berkaitan dengan pengumpulan data melalui kuesioner Ini menunjukkan bahwa (1) Model guru merasa kesulitan untuk menahan pelajaran rencanakan dengan menggunakan model inquiry pada studi sosial, (2) Model guru membahas dengan penelitian dalam menyusun perencanaan studi implementasi, (3) Model guru sedang melakukan revisi rencana pelajaran yang disusun berdasarkan hasil diskusi dengan peneliti, (4) model guru sudah siap melakukan model inquiry implementasi dalam studi sosial.
Kemudian, penelitian ini dilakukan dengan implementasi studi sosial dengan menggunakan model inquiry.Dalam pelaksanaan ini, belajar dan mengajar Aktivitas didokumentasikan dalam studi video. Kemudian, video itu menjadi produk pertama dari hasilnya dari penelitian. Video itu diberikan kepada validator untuk memeriksa kegunaannya. Dalam kegiatan ini, itu akan memeriksa guru dan siswa aktivitas selama kegiatan belajar dan mengajar.
Pengamatan dilakukan dan juga menunjukkan bahwa (1) model guru tidak dapat dirasakan bebas untuk mengajarkan ilmu sosial yang menggunakan inquiry model, (2) langkah-langkah model studi inquiry tidak berlaku sama sekali, (3) dari enam langkah tentang model penelitian inquiry, langkah untuk merumuskan masalah dan memeriksa hipotesis, guru tidak harus melakukan itu, (4) waktu yang diterapkan tidak sesuai dengan waktu yang mana direncanakan, (5) kegiatan siswa tidak menunjukkan langkah penyelidikan dan belum menunjukkan hasil ilmiah sikap.
Berdasarkan data dilakukan analisis terhadap mencapai tujuan penelitian. Hasilnya menunjukkan data yang diambil belum menunjukkan pencapaian hasil belajar. Jadi, itu akan terjadi mengambil keputusan untuk menerapkan lagi dengan menggunakan banyak revisi. Revisi tersebut untuk memeriksa karakteristiknya dan model penerapan inquiry studi sosial di Sekolah Dasar, mengerti karakter siswa sekolah dasar, merencanakan lagi rencana pelajaran berdasarkan hasilnya diskusi dengan peneliti
Setelah penelitian dilakukan secara efektif, itu dilakukan kembali sebuah studi sosial implementasi oleh menggunakan model studi inquiry. Dalam implementasinya didokumentasikan menjadi video. Penelitian lokasi, subjek dan objek serupa dengan implementasinya sebelumnya. Hal ini juga serupa dengan pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa selama belajar dan mengajar proses.
Implementasi kedua menunjukkan banyak revisi yang signifikan dalam studi dan proses mengajar; (1) Dalam pelaksanaannya, Guru bisa mendapatkan kepercayaan diri, sehingga dia bisa menerapkan model studi penyelidikan secara efektif; (2) Model guru bisa menerapkan enam langkah penyelidikan model pembelajaran dengan baik; (3) enam langkah penyelidikan Implementasi digunakan dalam proses belajar; (4) waktu yang digunakan oleh guru adalah sesuai dengan perencanaan waktu; (5) Siswa Kegiatan menunjukkan revisi dengan mengungkapkan ilmiah sikap yang jujur, berpikir kritis dan ingin tahu; (6) studi berjalan secara sistematis; (7) tujuan penelitian tercapai, begitulah seperti yang tercantum dalam program perencanaan studi .
Pelajari video di implementasi kedua diberikan kepada ahli untuk menampilkan video studi. Itu dibuktikan dengan rekomendasi seperti (1) studi video telah menunjukkan model implementasi iquiry di studi sosial; (2) model guru telah dilakukan studi sosial dengan menggunakan model inquiry berdasarkan sintak; (3) dalam video ini, para siswa menunjukkan sikap berdasarkan model inquiry; (4) kesimpulan, video bisa digunakan dengan menggunakan model inquiry untuk mengajar ilmu sosial.
Diskusi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru merasa diffult untuk menerapkan ilmu sosial dengan menggunakan model inquiry dalam hal perencanaan. Hasil itu menunjukkan hal itu Model guru menguasai model inquiry aplikasi, terutama dalam studi sosial. Karena itu, Model guru tidak memiliki kepercayaan diri untuk menerapkan model inquiry. Efeknya pada yang pertama implementasi, video tidak memerlukan perencanaan standar Langkah-langkah model tanya jawab lakukan tidak menerapkan semuanya. Dari enam model inquiry, hanya ada tiga langkah yang diterapkan. Aktivitas siswa tidak menunjukkan aktivitasnyaseperti langkah-langkah dalam model inquiry. Jadi, tujuannya studi ini tidak tercapai.
Dalam implementasi dan perencanaan kedua lebih siap. Efeknya memberi aktivitas berdasarkan perencanaan. Pada implementasi kedua, Guru bisa mengajukan pertanyaan enam model. Guru mengajar berdasarkan langkah-langkah model inquiry. Jhon Dewey (dalam Sapriya, 2009: 81) menyatakan bahwa penyelidikan Studi model mengikuti lima langkah (1) menggambar indikator masalah; (2) memberikan jawaban kemungkinan; (3) mengumpulkan fakta yang digunakan; (4) tes kebenaran berdasarkan data yang dikumpulkan; (5) merumuskan kesimpulan yang didukung oleh fakta terbaik Langkahnya dengan menggunakan metode inquiry berdasarkan Majid (2014: 224) adalah (1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) merumuskan hipotesis, (4) mengumpulkan data, (5) memeriksa hipotesis, dan (6) merumuskan kesimpulan.
Disamping implikasi model inquiry Studi, tujuan penelitian juga dicapai serupa apa yang telah direncanakan Di sisi lain, memang begitu menemukan bahwa sikap ilmiah pada siswa
aktivitas selama proses belajar mengajar.
Sikap yang ditegakkan sangat kritis berpikir, jujur, dan ingin tahu. Ini masuk Sesuai dengan Harlen (di Widiadnyana, 2014) yang menyatakan bahwa sikap ilmiah siswa adalah dikategorikan menjadi empat aspek: rasa ingin tahu, rasa hormat untuk fakta atau bukti, kemampuan untuk mengubah pandangan, dan berpikir kritis. Sikap ini termasuk Sikap ilmiah yang perlu diterapkan awal. Munculnya sikap ini adalah salah satunya keuntungan penerapan model inquiry dalam belajar Hal ini didukung oleh Majid (2014: 222) yang menyatakan bahwa tujuan penggunaan inquiry Strategi adalah mengembangkan sistematika, logis, dan kemampuan berpikir kritis, atau mengembangkan intelektual kemampuan sebagai bagian dari proses mental. Roestiyah (Dalam Saliman, 2010: 8) menyatakan bahwa penyelidikan adalah perpanjangan proses penemuan yang mana digunakan dengan cara yang lebih matang. Selain Proses penemuan, penyelidikan mengandung tingkat yang lebih tinggi Proses mental, seperti merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, membina tujuan, jujur, penasaran, keterbukaan dan sebagainya. Mengacu pada kedua pendapat tersebut, diketahui bahwa metode penyelidikan tidak hanya mengajarkan siswa Berpikir kritis dan menemukan pemecahan masalah, tapi juga membentuk sikap objektif dan jujur dan rasa ingin tahu yang tinggi. Sikap ini wajib Sikap yang harus dimiliki oleh para ilmuwan. Bisa dikatakan metode penyelidikan bisa berkembang Sikapn ilmuwan pada siswa diri. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa pada Penerapan model pembelajaran ini tidak saja mencapai tujuan pembelajaran aspek pengetahuan, tapi juga mencapai pembelajaran Tujuan dari aspek layar. Ini terbukti dengan sikap yang teramati yang muncul di perilaku siswa selama kegiatan belajar. Dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan pencapaian tujuan pembelajaran di sesuai dengan apa yang diharapkan dalam aspek pengetahuan dan sikap. Hasil pembelajaran dari kedua aspek ini merupakan bagian dari penilaian tiga aspek. Aspek ketiga adalah keterampilan. Secara implisit, dalam pelaksanaannya,
para siswa telah terampil dalam mengumpulkandata dan menarik kesimpulan dari
data yang diperoleh Hasil belajar initiga aspek mendukung keragaman siswa ' kemampuan. Itu karena tidak semua siswa ahli. Terkadang ada siswa yang ada terampil dalam sikap atau keterampilan. Penilaian ini tiga aspek didukung oleh Kingsley (di Sudjana, 2009: 22) yang membagi hasil belajar menjadi tiga macam, yaitu (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan arahan, (3) sikap dan cita-cita. Munculnya sikap ini sebagai tambahan dengan dampak penerapan ilmiah Langkah juga merupakan salah satu hasil belajar yang diharapkan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Itu Karena di Kurikulum 2013, pendidikan karakter menjadi salah satu bagian dalam komponen kurikulum. Pendidikan karakter adalah upaya untuk membentuk sikap dan mental siswa Carcinoma. Pendidikan karakter adalah proses memberi peserta/ bimbingan siswa agar menjadi a keseluruhan orang yang dicirikan dalam dimensi hati, pikiran, tubuh, dan rasa dan karsa (Wahyu, 2011: 142). Pendidikan karakter adalah upaya untuk menumbuhkan nilai - nilai karakter ke dalam komunitas sekolah yang meliputi komponennya pengetahuan, kesadaran, atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai itu, baik untuk Tuhan Yang Maha Kuasa, diri, sesama, lingkungan (Samani, 2013: 46). Bier dan Berkowitz (di Supraptiningrum, 2015: 221) berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah penciptaan lingkungan sekolah yang membantu siswa
dalam pengembangan etis, tanggung jawab melalui pemodelan dan pengajaran karakter yang baik melalui nilai universal. Selanjutnya, Zainuddin (2012: 23) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai sesuatu yang asli usaha untuk memahami, membentuk, memelihara etika nilai, baik untuk diri sendiri dan untuk semua warga negara atau warga negara secara keseluruhan Oleh karena itu, dalam setiap pengajaran dan Aktivitas belajar, guru harus menerapkan nilai karakter budaya bangsa. Dalam pengembangan pendidikan karakter,
Ada banyak karakter yang harus diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Itu karakter adalah (1) Agama, (2) jujur, (3) toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja Keras, (6) Kreatif, (7) Diri, (8) Demokratis, (9) Cinta dari Homeland, (10) Menghormati Prestasi, (11) Ramah atau Komunikatif, (12) Daunting Love, (13) Membaca, (14) Merawat Lingkungan, (15) Perawatan Sosial, (16) Tanggung Jawab (dalam Putri, 2011: 9). Dalam karakter tersebut, karakter kerja sama dan menghargai pendapat yang dijelaskan dengan karakter sosial dan demokratis peduli. Dalam hal tujuan pembelajaran, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran sosial studi yang dirancang oleh guru model telah dilakukan
tercapai Dari aspek tujuan subjek
Telah dicapai ditunjukkan dengan kemunculan Sikap sosial siswa dalam bentuk karakter kerja sama dan menghargai pendapat. Dari tujuan yang dirancang tidak hanya mengukur pengetahuan, tapi juga sikap pada khususnya Mengenal siswa untuk bekerja sama dan menghargai pendapat. Ini menunjukkan bahwa tujuan dalam penelitian ini telah mengacu pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional Fungsi pendidikan nasional untuk pengembangan kemampuan dan bentuk karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat untuk mendidik kehidupan bangsa, bertujuan untuk pengembangan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan takut Tuhan Yang Maha Esa, memiliki karakter mulia, sehat, berpengetahuan, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi demokratis dan bertanggung jawab warga negara (UU No. 20 tahun 2003). Itu diatas sesuai dengan amanat dari Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 3 itu Pemerintah melakukan dan menyelenggarakan sebuah negara sistem pendidikan, yang meningkatkan iman dan kesalehan dan moral yang mulia untuk mendidik kehidupan bangsa, yang diatur oleh undang-undang. Dengan demikian, hasilnya didapat pembelajaran itu Studi sosial dengan menggunakan model inquiry secara efektif dan efisien dalam meningkatkan kompetensi siswa dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa sebagai bagian dari pencapaian Tujuan Pembelajaran. Secara khusus, sikap dan keterampilan yang dikuasai siswa adalah sikap ilmiah dan keterampilan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
penjelasan, sehingga dapat disimpulkan bahwa (1)model guru dapat menerapkan model inquiry di penelitian sosial; (2) siswa dan guru dapat melakukan proses belajar lebih baik dari sebelumnya; (3) model pengembangan penyelidikan dalam studi sosial efektif dan efisien untuk mencapai tujuan studi dan mengungkapkan sikap ilmiah untuk siswa sekolah dasar
Saran
Dalam mengembangkan model penelitian inquiry di bidang sosial
Studi harus mengerti implementasinya dari model itu Guru diharapkan bisa mengerti karakteristik studi sosial oleh menggunakan model inquiry Hal yang paling penting adalah Dalam model perencanaan, guru harus siap mengajar.
Referensi
Akbar, Sa’dun. 2016. Riset Pengembangan untuk Pengembangan Alat Pembelajaran. Maka-lah disajikan dalam Lokakarya Penyusunan Proposal Penelitian Didanai DRPM DIK-TI, FIP UM, Malang, 2 Mei 2016.
Ibnu, Suhadi. 2013. Penelitian Pengembangan. Malang: UM Press.
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Ban-dung: Remaja Rosdakarya.
Nurmuliyati, Sisti.,& Sirajuddin. 2014. Penera-pan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS dengan Materi Konsep Peta pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2 (3): 121-130.
Putri, Noviani Achmad. 2011. Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Karakter melalui Mata pelajaran Sosiologi.Komunitas, (Online), 3 (2): 201-215, (http://journal.unnes.ac.id/nju/ i n d e x . p h p / k o m u n i t a s / a r t i c l e / download/2317/2370), diakses tanggal 23 Juli 2016.
Saliman 2010.Pendekatan Inkuiri dalam Pem-belajaran.(Online) (http://staff.uny.ac.id/ sites/default/files/penelitian/Saliman,% 20Dr s .%20M.Pd. /PENDEKATAN% 20INKUIRI.pdf), diakses 2 Desember 2014.
Samani, Muchlas.,& Hariyanto. 2013. Konsep & Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Sapriya. 2014. Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Sukmadinata, Nana Sayodih. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Supraptiningrum & Agustini.2015. Membangun Karakter Siswa Melalui Budaya Sekolah di Sekolah Dasar.Jurnal Pendidikan Karakter, (Online), 5 (2): 219-228, (http:// journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/ viewFile/8625/ 7118), diakses tanggal 23 Juli 2016.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Ino-vatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakar-ta: Prestasi Pustaka.
Undang -unda ng Dasar 1945 dan amandemennya.2013. Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Republik Indo-nesia.
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Sekertariat Negera Republik Indonesia.(Online), (www.setneg.go.id), diakses 11 Juli 2016.
Wahyu. 2011. Masalah dan Usaha Membangun Karakter Bangsa. Komunitas, (Online), 3 (2): 138-149, (http://journal.unnes.ac.id/ n j u / i n d e x . p h p / k o m u n i t a s / article/2310/2363), diakses tanggal 23 Juli 2016.
Widiadnyana, IW., Sadia, IW, & Suastra, IW. 2014. Pengaruh Model Discovery Learn-ing Terhadap Pemahaman Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP. E-journal Pro-gram Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4 (2): 71-83. diakses tanggal 12 Agustus 2016.
Zainuddin. 2012. Membentuk Karakter Anak Bangsa. Malang: Universitas Negeri Malang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

isim adad

BATAS AWAL DAN AKHIR PENDIDIKAN

KARAKTERISTIK TES YANG BAIK