PERKEMBANGAN ILMU SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRI DI SDI KARDINA MASSA BLITAR
PERKEMBANGAN
ILMU SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRI DI SDI KARDINA MASSA BLITAR
Hadi Mustofa
Malang State University, Jl Semarang No 5 Malang Indonesia
E-mail: hadimustofapgsd3@gmail.com
Diterima: 21
April 2017; Direvisi: 2 Mei 2017; Diterima: 4 Mei 2017
Abstrak
Hasil observasi proses studi sosial di kota madrasah madrasah Blitar ini banyak menimbulkan permasalahan. Mereka adalah: (1) Studi sosial tidak menarik, (2) penelitian ini tidak bermakna bagi siswa, (3) siswa merasa bosan dengan penelitian ini, (4) konsep yang dipresentasikan ke siswa sebenarnya terpisah. , (5) penelitian dibatasi untuk membaca buku atau mendengar penjelasan, dan (6) hasil skor studi sosial rendah. Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu adanya pertukaran model studi yang lebih menarik dari sebelumnya. Salah satu model penelitian yang dapat dilakukan adalah studi sosial yang memiliki penyelidikan. Penelitian ini menggunakan model perkembangan yang dilakukan dengan berbagai langkah: (1) studi pengenalan, (2) model perkembangan, (3) model uji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa studi sosial dengan menggunakan model penelitian inquiry efektif dan efisien untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam mendapatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai tujuan penelitian. Secara khusus, sikap dan keterampilan yang dikuasai oleh siswa adalah sikap ilmiah dan keterampilan.
Kata kunci:
pengembangan; studi sosial; penyelidikan;
Pengantar
Studi sosial adalah integrasi dari banyak cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya (Trianto, 2007: 171). Sebagai integrasi cabang studi sosial, studi sosial dipelajari untuk sebuah pendidikan. Studi sosial merupakan salah satu pelajaran yang diberikan dari SD / MI / SDLP ke SMP / MTs / SMPLB. IPS meneliti banyak kejadian, fakta, konsep, dan generalisasi yang terkait dengan isu sosial. Untuk SD / MI, studi sosial mengakomodasi geogra-phy, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Dengan menggunakan studi sosial, para siswa diarahkan menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, dan juga cinta damai. Studi sosial ini direncanakan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat untuk memasuki kehidupan sosial yang dinamis. Kemudian, pembentukan diri orang Indonesia yang heterogen dalam banyak aspek, seperti agama, bahasa sosio budaya, usia, dan kelompok etnis menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan dicirikan menurut Pan-casila dan UUD RI Year. 1945. Nurmuliyati (2014: 122) menyatakan bahwa tujuan pelajar sosial adalah mengenalkan pengetahuan kepada siswa tentang kehidupan masyarakat secara sistematis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap proses studi sosial di SDI
Studi sosial adalah integrasi dari banyak cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya (Trianto, 2007: 171). Sebagai integrasi cabang studi sosial, studi sosial dipelajari untuk sebuah pendidikan. Studi sosial merupakan salah satu pelajaran yang diberikan dari SD / MI / SDLP ke SMP / MTs / SMPLB. IPS meneliti banyak kejadian, fakta, konsep, dan generalisasi yang terkait dengan isu sosial. Untuk SD / MI, studi sosial mengakomodasi geogra-phy, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Dengan menggunakan studi sosial, para siswa diarahkan menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, dan juga cinta damai. Studi sosial ini direncanakan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat untuk memasuki kehidupan sosial yang dinamis. Kemudian, pembentukan diri orang Indonesia yang heterogen dalam banyak aspek, seperti agama, bahasa sosio budaya, usia, dan kelompok etnis menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan dicirikan menurut Pan-casila dan UUD RI Year. 1945. Nurmuliyati (2014: 122) menyatakan bahwa tujuan pelajar sosial adalah mengenalkan pengetahuan kepada siswa tentang kehidupan masyarakat secara sistematis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap proses studi sosial di SDI
Kardina Massa Kota
Blitar, isinya banyak masalah,
seperti: (1) studi sosial yang ada
disampaikan oleh guru tidak menarik karena studi ini dipusatkan oleh para guru, (2) siswa memiliki sedikit kesempatan untuk berkembangide dan pikiran mereka sampai penelitian tidak
bosan dengan pelajaran karena siswa saja hafalkan konsep yang disampaikan di pelajaran, (4) konsep yang disampaikan kepada siswa diberikan secara terpisah, (5) para siswa tidak dapat mengingat pelajarannya karena studi dibatasi dengan membaca buku atau mendengar penjelasan, dan (6) skor Hasil studi IPS di atas Kelengkapan MinimalKriteria (KKM).
disampaikan oleh guru tidak menarik karena studi ini dipusatkan oleh para guru, (2) siswa memiliki sedikit kesempatan untuk berkembangide dan pikiran mereka sampai penelitian tidak
bosan dengan pelajaran karena siswa saja hafalkan konsep yang disampaikan di pelajaran, (4) konsep yang disampaikan kepada siswa diberikan secara terpisah, (5) para siswa tidak dapat mengingat pelajarannya karena studi dibatasi dengan membaca buku atau mendengar penjelasan, dan (6) skor Hasil studi IPS di atas Kelengkapan MinimalKriteria (KKM).
Berdasarkan banyak
permasalahan diatas, begitulah membutuhkan sebuah studi yang dilakukan secara
otentik konteks memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tugas yang
berarti, berikan yang berarti Pengalaman, dilakukan melalui kelompok belajar,
memberi Prioritas kebersamaan, dan hal itu dilakukan dengan menyenangkan. Salah
satu model studi yang memilikinya Karakteristik adalah studi sosial untuk SD dengan
penyelidikan.
Penyelidikan
berdasarkan Sapriya (2009: 141) adalah proses untuk menanyakan makna atau makna
lainnya
yang berusaha seseorang untuk menunjukkan intelektual
mereka
keterampilan karena idenya bisa dimengerti.
Penyelidikan merupakan salah satu cara belajar atau
penelitian
sesuatu yang karakterasinya adalah untuk melihat untuk sesuatu yang kritis, analitis, argumentatif
(ilmiah) dengan menggunakan beberapa langkah untuk mendapatkan a Kesimpulan (kepercayaan), yang meyakinkan seseorang karena didukung data / fakta / argumentasi.
Enquiry juga menunjukkan bahwa pengetahuan sedang dibangun melalui aktivitas yang berarti.
sesuatu yang karakterasinya adalah untuk melihat untuk sesuatu yang kritis, analitis, argumentatif
(ilmiah) dengan menggunakan beberapa langkah untuk mendapatkan a Kesimpulan (kepercayaan), yang meyakinkan seseorang karena didukung data / fakta / argumentasi.
Enquiry juga menunjukkan bahwa pengetahuan sedang dibangun melalui aktivitas yang berarti.
Berdasarkan
penjelasan di atas, penyelidikan Metode yang mengandung makna sebagai salah
satu metode pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa, yang maksimal
untuk dicari atau dicari, itu artinya bahwa siswa sebagai subjek studi. Metode
ini
yang bisa mendorong siswa untuk menyadari
apa yang telah ada sebelumnya selama proses belajar.
Studi penyelidikan berorientasi pada keterlibatan siswa
yang maksimal dalam proses belajar
aktivitas, kembangkan kepercayaan diri mereka tentang apa
adanya
didirikan dalam proses penyelidikan.
Sebuah studi dengan
menggunakan metode inquiry terdiri dari banyak langkah / kegiatan ilmiah. Amerika Filsuf
pendidikan terkenal, John Dewey (dalam Sapriya, 2009: 81) menyatakan bahwa
proses belajar oleh Dengan menggunakan metode inquiry terdiri dari lima
langkah, yaitu: (1) menggambar indikator masalah, (2) memberi kemungkinan
jawab, (3) mengumpulkan fakta yang bisa digunakan untuk memeriksa kebenaran
data, (4) mengkaji kebenaran data, (5) rumusan kesimpulan yang didukung oleh
fakta terbaik. Kemudian, Ada
banyak metode penyelidikan yang dilakukan Dikatakan oleh Majid (2014: 224) adalah (1) orientasi,
(2) perumusan masalah, (3) perumusan hipotesis,
(4) mengumpulkan data, (5) mengkaji hipotesis,
dan (6) merumuskan kesimpulan.
Dari kelima langkah
tersebut, bisa dilakukan penyelidikan Banyak manfaat, seperti (1) mengembangkan kemampuan
siswa,
keterampilan untuk memecahkan masalah mereka dan
mengambil keputusan mereka obyektif dan mandiri, (2) berkembang kemampuan mereka untuk berpikir (3) melalui penyelidikan,
mereka
Kemampuan berpikir diproses dalam kondisi seperti apa
adanya
Ketahuilah, ini sangat diminati oleh banyak siswa
Alternatif, (4) mengembangkan minat mahasiswa
(ingin tahu lebih banyak) dan cara berfikir objektif-
mandiri, kritis-analitis, individual
atau kelompok.
Melihat masalah
yang terjadi dan juga Solusi
yang ditawarkan, maka penelitian ini adalah
dibutuhkan dan penting untuk dilakukan. Lalu, penelitian
ini
direncanakan untuk mencapai tujuan, seperti (1)
Identifikasi model pembelajaran yang digunakan guru SD
untuk mencapai kompetensi dalam studi sosial yaitu
berharap dan (2) membuat peralatan studi sosial
untuk sekolah dasar dengan menggunakan model inquiry.
Bahan dan Metode
Penelitian ini
merupakan penelitian pengembangan. Ini Fokus pada produk mencakup strategi untuk meningkatkan
studi ini berkenaan dengan. Itu berhubungan dengan Ibnu
(2013: 3). Penelitian pengembangan ini tidak memeriksa teori, tapi untuk
mengembangkan dan memeriksa sebuah strategi yang efektif Kemudian, Akbar (2016: 2)
menyatakan bahwa
penelitian ini adalah untuk validitas dan juga memberi
produk / peralatan / peralatan / untuk pendidikan dan
belajar. Selanjutnya, penelitian perkembangan ini menghasilkan produk sebagai fungsi kreasi untuk meningkat kualitas studi. Mengembangkan model studi peralatan studi sosial berdasarkan penyelidikan di SDI Kardina Massa Blitar, dalam penelitian ini digunakan penelitian penelitian
pengembangan dari Borg dan Gall (modifikasi dari Sukmadinata). Sebagai garis besar, langkah dan pengembangan penelitian terdiri dari tiga langkah, (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan model, (3) model uji. Selanjutnya, ini Penelitian juga dirancang dengan cara menentukan data dan sumber data; teknik analisis data; instrumen dan teknik analisis data; dan validitasnya data.
belajar. Selanjutnya, penelitian perkembangan ini menghasilkan produk sebagai fungsi kreasi untuk meningkat kualitas studi. Mengembangkan model studi peralatan studi sosial berdasarkan penyelidikan di SDI Kardina Massa Blitar, dalam penelitian ini digunakan penelitian penelitian
pengembangan dari Borg dan Gall (modifikasi dari Sukmadinata). Sebagai garis besar, langkah dan pengembangan penelitian terdiri dari tiga langkah, (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan model, (3) model uji. Selanjutnya, ini Penelitian juga dirancang dengan cara menentukan data dan sumber data; teknik analisis data; instrumen dan teknik analisis data; dan validitasnya data.
Lokasi
penelitiannya ada di SDI Kardina Massa menurut subjek adalah siswa kelas lima
yang terdiri dari lima siswa yang haus, dan juga model guru Diharapkan semua
peserta memberikan evaluasi dan refleksi terhadap model atau peneliti guru.
Guru yang menjadi model
dalam penelitian ini adalah guru dari nilai keempat di sekolah dimana data berada
diambil Data yang dikumpulkan meliputi implementasi
Proses data dalam studi sosial berlaku
naskah koperasi dan hasil video studi
keabsahan.
Proses data dicapai
melalui: (1) kuesioner, (2)
wawancara terhadap siswa
kesiapan, (3) observasi terhadap I social studies Studi implementasi berlaku kooperatif Strategi script berdasarkan karakter koperasi dan menghargai pendapat. Sedangkan, data hasilnya adalah dicapai melalui studi ahli validitas terhadap video studi yang dihasilkan.
kesiapan, (3) observasi terhadap I social studies Studi implementasi berlaku kooperatif Strategi script berdasarkan karakter koperasi dan menghargai pendapat. Sedangkan, data hasilnya adalah dicapai melalui studi ahli validitas terhadap video studi yang dihasilkan.
Berdasarkan langkah
yang dikembangkan oleh PT Berg
dan Gall (Modifikasi dari Sukmadinata, 2015), peneliti melakukan perkembangan ini
penelitian menjadi tiga langkah umum, seperti (1)
studi pengantar, (2) produk uji, (3) kekuatan
produk. Pada langkah awal ini, perkenalan belajar
adalah awal atau persiapan untuk berkembang. Ini
langkah terdiri dari tiga tahap: (1) studi pustaka, (2)
survei lapangan, (3) pengaturan produk awal.
Langkah kedua
adalah uji coba pengembangan produk pada model studi Dalam langkah ini, disana
adalah dua langkah. Langkah pertama adalah melakukan uji
coba terbatas dan langkah
kedua adalah widder dari sebelumnya. Itu Langkah ketiga tes prouct adalah uji kekuatan dari
produk yang diproduksi Dalam penelitian ini adalah untuk
memeriksa model daya penelitian penyelidikan untuk
studi sosial, jika dibandingkan dengan penelitian
di sekolah.
Analisis data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut langkah analisis data; meliputi (1) reduksi data,
(2) penyajian data, dan (3) penjelasan gambar.
Pengurangan data adalah proses untuk memilih
atau pilihlah data yang dikumpulkan, fokus
dan data yang disederhanakan sampai data presentasi.
Presentasi data dilakukan untuk mengorganisir hasilnya
pengurangan dengan mengatur semua informasi
yang diambil dari hasil reduksi sampai
Kemungkinan untuk mendapatkan kesimpulan dari produk.
Kesimpulan diambil dari inti data
dari hasil penelitian yang direduksi
dan disajikan. Kesimpulannya akan terlihat
keberhasilan dari pengembangan penelitian.
Hasil dan Diskusi
Hasil
Penelitian ini dimulai
dengan melakukan penelitian menuju studi sosial untuk kelas lima di SD Sekolah. Ini digunakan untuk menemukan pelajaran mana
relevan dengan aplikasi model inquiry.
Oleh karena itu, didirikan bahwa studi sosial adalah untuk Kenali perubahan tingkat menengah yang mana terjadi dalam kehidupan masyarakat dan juga kewarganegaraan Indonesia di era kolonial, era nasionalisme, dan perubahan sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya aspek. Pelajaran itu digunakan dalam penelitian ini.
Oleh karena itu, didirikan bahwa studi sosial adalah untuk Kenali perubahan tingkat menengah yang mana terjadi dalam kehidupan masyarakat dan juga kewarganegaraan Indonesia di era kolonial, era nasionalisme, dan perubahan sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya aspek. Pelajaran itu digunakan dalam penelitian ini.
Kemudian,
pengamatan dilakukan di SDI Kardina Massa. Pengamatan itu dilakukan untuk mencari
kelas mana yang akan menjadi subjek dan objek masuk
penelitian ini. Penelitian ini dilakukan oleh guru
wawancara yang menjadi model guru. Kemudian,
Hal ini juga dilakukan dengan persepsi yang sama tentang
Objek dalam penelitian ini. Persepsi yang sama adalah
penting karena subjek dan peneliti punya
Persepsi yang sama dalam kaitannya dengan penelitian ini
Penelitian pertama
berkaitan dengan pengumpulan data melalui kuesioner Ini menunjukkan bahwa (1)
Model guru merasa kesulitan untuk menahan pelajaran
rencanakan dengan menggunakan model inquiry pada studi
sosial, (2) Model guru
membahas dengan penelitian dalam menyusun perencanaan studi implementasi, (3)
Model guru sedang melakukan revisi rencana pelajaran
yang disusun berdasarkan hasil diskusi
dengan peneliti, (4) model guru sudah siap
melakukan model inquiry implementasi dalam studi sosial.
Kemudian,
penelitian ini dilakukan dengan implementasi studi sosial dengan menggunakan model inquiry.Dalam
pelaksanaan ini, belajar dan mengajar Aktivitas didokumentasikan dalam studi video. Kemudian,
video itu menjadi produk pertama dari hasilnya
dari penelitian. Video itu diberikan kepada
validator untuk memeriksa kegunaannya. Dalam kegiatan
ini,
itu akan memeriksa guru dan siswa aktivitas selama
kegiatan belajar dan mengajar.
Pengamatan
dilakukan dan juga menunjukkan
bahwa (1) model guru tidak dapat dirasakan bebas untuk mengajarkan ilmu sosial yang menggunakan
inquiry
model, (2) langkah-langkah model studi inquiry
tidak berlaku sama sekali, (3) dari enam langkah
tentang model penelitian inquiry, langkah untuk
merumuskan masalah dan
memeriksa hipotesis, guru tidak
harus melakukan itu, (4) waktu yang diterapkan tidak sesuai dengan waktu yang mana
direncanakan, (5) kegiatan siswa tidak menunjukkan
langkah penyelidikan dan belum menunjukkan hasil ilmiah
sikap.
Berdasarkan data
dilakukan analisis terhadap mencapai tujuan penelitian. Hasilnya menunjukkan
data yang diambil belum menunjukkan
pencapaian hasil belajar. Jadi, itu akan terjadi
mengambil keputusan untuk menerapkan lagi dengan menggunakan banyak
revisi. Revisi tersebut untuk memeriksa karakteristiknya
dan model penerapan inquiry studi sosial di Sekolah Dasar, mengerti karakter
siswa sekolah dasar, merencanakan lagi rencana pelajaran berdasarkan hasilnya
diskusi dengan peneliti
Setelah penelitian
dilakukan secara efektif, itu dilakukan kembali sebuah studi sosial
implementasi oleh menggunakan model studi inquiry. Dalam implementasinya
didokumentasikan menjadi video. Penelitian
lokasi, subjek dan objek serupa
dengan implementasinya sebelumnya. Hal ini juga serupa
dengan pengamatan terhadap aktivitas guru
dan aktivitas siswa selama belajar dan mengajar
proses.
Implementasi kedua
menunjukkan banyak revisi
yang signifikan dalam studi dan proses mengajar; (1) Dalam pelaksanaannya, Guru bisa mendapatkan kepercayaan diri, sehingga dia bisa
menerapkan model studi penyelidikan secara efektif; (2)
Model guru bisa menerapkan enam langkah penyelidikan
model pembelajaran dengan baik; (3) enam langkah
penyelidikan Implementasi
digunakan dalam proses belajar; (4) waktu yang digunakan oleh guru adalah sesuai dengan perencanaan waktu; (5) Siswa
Kegiatan menunjukkan revisi dengan mengungkapkan ilmiah
sikap yang jujur, berpikir kritis dan
ingin tahu; (6) studi berjalan secara sistematis;
(7) tujuan penelitian tercapai, begitulah
seperti yang tercantum dalam program perencanaan studi .
Pelajari video di
implementasi kedua diberikan
kepada ahli untuk menampilkan video studi. Itu
dibuktikan dengan rekomendasi seperti (1) studi
video telah menunjukkan model implementasi iquiry di
studi sosial; (2) model guru telah dilakukan
studi sosial dengan menggunakan model inquiry berdasarkan
sintak; (3) dalam video ini, para siswa menunjukkan
sikap berdasarkan model inquiry; (4) kesimpulan,
video bisa digunakan dengan menggunakan model inquiry untuk mengajar ilmu sosial.
Diskusi
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa guru merasa diffult untuk menerapkan ilmu sosial dengan menggunakan model inquiry
dalam hal perencanaan. Hasil itu menunjukkan hal itu
Model guru menguasai model inquiry
aplikasi, terutama dalam studi sosial. Karena itu,
Model guru tidak memiliki kepercayaan diri
untuk menerapkan model inquiry. Efeknya pada yang pertama
implementasi, video tidak memerlukan
perencanaan standar Langkah-langkah model tanya jawab
lakukan
tidak menerapkan semuanya. Dari enam model inquiry,
hanya ada tiga langkah yang diterapkan.
Aktivitas siswa tidak menunjukkan aktivitasnyaseperti
langkah-langkah dalam model inquiry. Jadi, tujuannya
studi ini tidak tercapai.
Dalam implementasi
dan perencanaan kedua lebih
siap. Efeknya memberi aktivitas berdasarkan perencanaan. Pada implementasi kedua,
Guru bisa mengajukan pertanyaan enam model. Guru
mengajar berdasarkan langkah-langkah model inquiry. Jhon Dewey
(dalam Sapriya, 2009: 81) menyatakan bahwa penyelidikan Studi model mengikuti
lima langkah (1) menggambar indikator masalah; (2) memberikan jawaban
kemungkinan; (3) mengumpulkan fakta yang digunakan; (4) tes kebenaran
berdasarkan data yang dikumpulkan; (5) merumuskan kesimpulan yang didukung oleh
fakta terbaik Langkahnya dengan menggunakan metode inquiry berdasarkan Majid
(2014: 224) adalah (1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) merumuskan
hipotesis, (4) mengumpulkan data, (5) memeriksa hipotesis, dan (6) merumuskan
kesimpulan.
Disamping implikasi
model inquiry Studi, tujuan penelitian juga dicapai serupa apa yang telah
direncanakan Di sisi lain, memang begitu menemukan bahwa sikap ilmiah pada
siswa
aktivitas selama proses belajar mengajar. Sikap yang ditegakkan sangat kritis berpikir, jujur, dan ingin tahu. Ini masuk Sesuai dengan Harlen (di Widiadnyana, 2014) yang menyatakan bahwa sikap ilmiah siswa adalah dikategorikan menjadi empat aspek: rasa ingin tahu, rasa hormat untuk fakta atau bukti, kemampuan untuk mengubah pandangan, dan berpikir kritis. Sikap ini termasuk Sikap ilmiah yang perlu diterapkan awal. Munculnya sikap ini adalah salah satunya keuntungan penerapan model inquiry dalam belajar Hal ini didukung oleh Majid (2014: 222) yang menyatakan bahwa tujuan penggunaan inquiry Strategi adalah mengembangkan sistematika, logis, dan kemampuan berpikir kritis, atau mengembangkan intelektual kemampuan sebagai bagian dari proses mental. Roestiyah (Dalam Saliman, 2010: 8) menyatakan bahwa penyelidikan adalah perpanjangan proses penemuan yang mana digunakan dengan cara yang lebih matang. Selain Proses penemuan, penyelidikan mengandung tingkat yang lebih tinggi Proses mental, seperti merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, membina tujuan, jujur, penasaran, keterbukaan dan sebagainya. Mengacu pada kedua pendapat tersebut, diketahui bahwa metode penyelidikan tidak hanya mengajarkan siswa Berpikir kritis dan menemukan pemecahan masalah, tapi juga membentuk sikap objektif dan jujur dan rasa ingin tahu yang tinggi. Sikap ini wajib Sikap yang harus dimiliki oleh para ilmuwan. Bisa dikatakan metode penyelidikan bisa berkembang Sikapn ilmuwan pada siswa diri. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa pada Penerapan model pembelajaran ini tidak saja mencapai tujuan pembelajaran aspek pengetahuan, tapi juga mencapai pembelajaran Tujuan dari aspek layar. Ini terbukti dengan sikap yang teramati yang muncul di perilaku siswa selama kegiatan belajar. Dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan pencapaian tujuan pembelajaran di sesuai dengan apa yang diharapkan dalam aspek pengetahuan dan sikap. Hasil pembelajaran dari kedua aspek ini merupakan bagian dari penilaian tiga aspek. Aspek ketiga adalah keterampilan. Secara implisit, dalam pelaksanaannya,
para siswa telah terampil dalam mengumpulkandata dan menarik kesimpulan dari data yang diperoleh Hasil belajar initiga aspek mendukung keragaman siswa ' kemampuan. Itu karena tidak semua siswa ahli. Terkadang ada siswa yang ada terampil dalam sikap atau keterampilan. Penilaian ini tiga aspek didukung oleh Kingsley (di Sudjana, 2009: 22) yang membagi hasil belajar menjadi tiga macam, yaitu (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan arahan, (3) sikap dan cita-cita. Munculnya sikap ini sebagai tambahan dengan dampak penerapan ilmiah Langkah juga merupakan salah satu hasil belajar yang diharapkan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Itu Karena di Kurikulum 2013, pendidikan karakter menjadi salah satu bagian dalam komponen kurikulum. Pendidikan karakter adalah upaya untuk membentuk sikap dan mental siswa Carcinoma. Pendidikan karakter adalah proses memberi peserta/ bimbingan siswa agar menjadi a keseluruhan orang yang dicirikan dalam dimensi hati, pikiran, tubuh, dan rasa dan karsa (Wahyu, 2011: 142). Pendidikan karakter adalah upaya untuk menumbuhkan nilai - nilai karakter ke dalam komunitas sekolah yang meliputi komponennya pengetahuan, kesadaran, atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai itu, baik untuk Tuhan Yang Maha Kuasa, diri, sesama, lingkungan (Samani, 2013: 46). Bier dan Berkowitz (di Supraptiningrum, 2015: 221) berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah penciptaan lingkungan sekolah yang membantu siswa
dalam pengembangan etis, tanggung jawab melalui pemodelan dan pengajaran karakter yang baik melalui nilai universal. Selanjutnya, Zainuddin (2012: 23) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai sesuatu yang asli usaha untuk memahami, membentuk, memelihara etika nilai, baik untuk diri sendiri dan untuk semua warga negara atau warga negara secara keseluruhan Oleh karena itu, dalam setiap pengajaran dan Aktivitas belajar, guru harus menerapkan nilai karakter budaya bangsa. Dalam pengembangan pendidikan karakter, Ada banyak karakter yang harus diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Itu karakter adalah (1) Agama, (2) jujur, (3) toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja Keras, (6) Kreatif, (7) Diri, (8) Demokratis, (9) Cinta dari Homeland, (10) Menghormati Prestasi, (11) Ramah atau Komunikatif, (12) Daunting Love, (13) Membaca, (14) Merawat Lingkungan, (15) Perawatan Sosial, (16) Tanggung Jawab (dalam Putri, 2011: 9). Dalam karakter tersebut, karakter kerja sama dan menghargai pendapat yang dijelaskan dengan karakter sosial dan demokratis peduli. Dalam hal tujuan pembelajaran, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran sosial studi yang dirancang oleh guru model telah dilakukan
tercapai Dari aspek tujuan subjek Telah dicapai ditunjukkan dengan kemunculan Sikap sosial siswa dalam bentuk karakter kerja sama dan menghargai pendapat. Dari tujuan yang dirancang tidak hanya mengukur pengetahuan, tapi juga sikap pada khususnya Mengenal siswa untuk bekerja sama dan menghargai pendapat. Ini menunjukkan bahwa tujuan dalam penelitian ini telah mengacu pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional Fungsi pendidikan nasional untuk pengembangan kemampuan dan bentuk karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat untuk mendidik kehidupan bangsa, bertujuan untuk pengembangan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan takut Tuhan Yang Maha Esa, memiliki karakter mulia, sehat, berpengetahuan, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi demokratis dan bertanggung jawab warga negara (UU No. 20 tahun 2003). Itu diatas sesuai dengan amanat dari Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 3 itu Pemerintah melakukan dan menyelenggarakan sebuah negara sistem pendidikan, yang meningkatkan iman dan kesalehan dan moral yang mulia untuk mendidik kehidupan bangsa, yang diatur oleh undang-undang. Dengan demikian, hasilnya didapat pembelajaran itu Studi sosial dengan menggunakan model inquiry secara efektif dan efisien dalam meningkatkan kompetensi siswa dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa sebagai bagian dari pencapaian Tujuan Pembelajaran. Secara khusus, sikap dan keterampilan yang dikuasai siswa adalah sikap ilmiah dan keterampilan.
aktivitas selama proses belajar mengajar. Sikap yang ditegakkan sangat kritis berpikir, jujur, dan ingin tahu. Ini masuk Sesuai dengan Harlen (di Widiadnyana, 2014) yang menyatakan bahwa sikap ilmiah siswa adalah dikategorikan menjadi empat aspek: rasa ingin tahu, rasa hormat untuk fakta atau bukti, kemampuan untuk mengubah pandangan, dan berpikir kritis. Sikap ini termasuk Sikap ilmiah yang perlu diterapkan awal. Munculnya sikap ini adalah salah satunya keuntungan penerapan model inquiry dalam belajar Hal ini didukung oleh Majid (2014: 222) yang menyatakan bahwa tujuan penggunaan inquiry Strategi adalah mengembangkan sistematika, logis, dan kemampuan berpikir kritis, atau mengembangkan intelektual kemampuan sebagai bagian dari proses mental. Roestiyah (Dalam Saliman, 2010: 8) menyatakan bahwa penyelidikan adalah perpanjangan proses penemuan yang mana digunakan dengan cara yang lebih matang. Selain Proses penemuan, penyelidikan mengandung tingkat yang lebih tinggi Proses mental, seperti merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, membina tujuan, jujur, penasaran, keterbukaan dan sebagainya. Mengacu pada kedua pendapat tersebut, diketahui bahwa metode penyelidikan tidak hanya mengajarkan siswa Berpikir kritis dan menemukan pemecahan masalah, tapi juga membentuk sikap objektif dan jujur dan rasa ingin tahu yang tinggi. Sikap ini wajib Sikap yang harus dimiliki oleh para ilmuwan. Bisa dikatakan metode penyelidikan bisa berkembang Sikapn ilmuwan pada siswa diri. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa pada Penerapan model pembelajaran ini tidak saja mencapai tujuan pembelajaran aspek pengetahuan, tapi juga mencapai pembelajaran Tujuan dari aspek layar. Ini terbukti dengan sikap yang teramati yang muncul di perilaku siswa selama kegiatan belajar. Dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan pencapaian tujuan pembelajaran di sesuai dengan apa yang diharapkan dalam aspek pengetahuan dan sikap. Hasil pembelajaran dari kedua aspek ini merupakan bagian dari penilaian tiga aspek. Aspek ketiga adalah keterampilan. Secara implisit, dalam pelaksanaannya,
para siswa telah terampil dalam mengumpulkandata dan menarik kesimpulan dari data yang diperoleh Hasil belajar initiga aspek mendukung keragaman siswa ' kemampuan. Itu karena tidak semua siswa ahli. Terkadang ada siswa yang ada terampil dalam sikap atau keterampilan. Penilaian ini tiga aspek didukung oleh Kingsley (di Sudjana, 2009: 22) yang membagi hasil belajar menjadi tiga macam, yaitu (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan arahan, (3) sikap dan cita-cita. Munculnya sikap ini sebagai tambahan dengan dampak penerapan ilmiah Langkah juga merupakan salah satu hasil belajar yang diharapkan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Itu Karena di Kurikulum 2013, pendidikan karakter menjadi salah satu bagian dalam komponen kurikulum. Pendidikan karakter adalah upaya untuk membentuk sikap dan mental siswa Carcinoma. Pendidikan karakter adalah proses memberi peserta/ bimbingan siswa agar menjadi a keseluruhan orang yang dicirikan dalam dimensi hati, pikiran, tubuh, dan rasa dan karsa (Wahyu, 2011: 142). Pendidikan karakter adalah upaya untuk menumbuhkan nilai - nilai karakter ke dalam komunitas sekolah yang meliputi komponennya pengetahuan, kesadaran, atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai itu, baik untuk Tuhan Yang Maha Kuasa, diri, sesama, lingkungan (Samani, 2013: 46). Bier dan Berkowitz (di Supraptiningrum, 2015: 221) berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah penciptaan lingkungan sekolah yang membantu siswa
dalam pengembangan etis, tanggung jawab melalui pemodelan dan pengajaran karakter yang baik melalui nilai universal. Selanjutnya, Zainuddin (2012: 23) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai sesuatu yang asli usaha untuk memahami, membentuk, memelihara etika nilai, baik untuk diri sendiri dan untuk semua warga negara atau warga negara secara keseluruhan Oleh karena itu, dalam setiap pengajaran dan Aktivitas belajar, guru harus menerapkan nilai karakter budaya bangsa. Dalam pengembangan pendidikan karakter, Ada banyak karakter yang harus diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Itu karakter adalah (1) Agama, (2) jujur, (3) toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja Keras, (6) Kreatif, (7) Diri, (8) Demokratis, (9) Cinta dari Homeland, (10) Menghormati Prestasi, (11) Ramah atau Komunikatif, (12) Daunting Love, (13) Membaca, (14) Merawat Lingkungan, (15) Perawatan Sosial, (16) Tanggung Jawab (dalam Putri, 2011: 9). Dalam karakter tersebut, karakter kerja sama dan menghargai pendapat yang dijelaskan dengan karakter sosial dan demokratis peduli. Dalam hal tujuan pembelajaran, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran sosial studi yang dirancang oleh guru model telah dilakukan
tercapai Dari aspek tujuan subjek Telah dicapai ditunjukkan dengan kemunculan Sikap sosial siswa dalam bentuk karakter kerja sama dan menghargai pendapat. Dari tujuan yang dirancang tidak hanya mengukur pengetahuan, tapi juga sikap pada khususnya Mengenal siswa untuk bekerja sama dan menghargai pendapat. Ini menunjukkan bahwa tujuan dalam penelitian ini telah mengacu pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional Fungsi pendidikan nasional untuk pengembangan kemampuan dan bentuk karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat untuk mendidik kehidupan bangsa, bertujuan untuk pengembangan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan takut Tuhan Yang Maha Esa, memiliki karakter mulia, sehat, berpengetahuan, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi demokratis dan bertanggung jawab warga negara (UU No. 20 tahun 2003). Itu diatas sesuai dengan amanat dari Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 3 itu Pemerintah melakukan dan menyelenggarakan sebuah negara sistem pendidikan, yang meningkatkan iman dan kesalehan dan moral yang mulia untuk mendidik kehidupan bangsa, yang diatur oleh undang-undang. Dengan demikian, hasilnya didapat pembelajaran itu Studi sosial dengan menggunakan model inquiry secara efektif dan efisien dalam meningkatkan kompetensi siswa dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa sebagai bagian dari pencapaian Tujuan Pembelajaran. Secara khusus, sikap dan keterampilan yang dikuasai siswa adalah sikap ilmiah dan keterampilan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan penjelasan, sehingga dapat disimpulkan bahwa (1)model guru dapat menerapkan model inquiry di penelitian sosial; (2) siswa dan guru dapat melakukan proses belajar lebih baik dari sebelumnya; (3) model pengembangan penyelidikan dalam studi sosial efektif dan efisien untuk mencapai tujuan studi dan mengungkapkan sikap ilmiah untuk siswa sekolah dasar
Berdasarkan hasil penelitian dan penjelasan, sehingga dapat disimpulkan bahwa (1)model guru dapat menerapkan model inquiry di penelitian sosial; (2) siswa dan guru dapat melakukan proses belajar lebih baik dari sebelumnya; (3) model pengembangan penyelidikan dalam studi sosial efektif dan efisien untuk mencapai tujuan studi dan mengungkapkan sikap ilmiah untuk siswa sekolah dasar
Saran
Dalam mengembangkan model penelitian inquiry di bidang sosial Studi harus mengerti implementasinya dari model itu Guru diharapkan bisa mengerti karakteristik studi sosial oleh menggunakan model inquiry Hal yang paling penting adalah Dalam model perencanaan, guru harus siap mengajar.
Dalam mengembangkan model penelitian inquiry di bidang sosial Studi harus mengerti implementasinya dari model itu Guru diharapkan bisa mengerti karakteristik studi sosial oleh menggunakan model inquiry Hal yang paling penting adalah Dalam model perencanaan, guru harus siap mengajar.
Referensi
Akbar,
Sa’dun. 2016. Riset Pengembangan untuk Pengembangan Alat Pembelajaran. Maka-lah
disajikan dalam Lokakarya Penyusunan Proposal Penelitian Didanai DRPM DIK-TI,
FIP UM, Malang, 2 Mei 2016.
Ibnu,
Suhadi. 2013. Penelitian Pengembangan. Malang: UM Press.
Majid,
Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Ban-dung: Remaja Rosdakarya.
Nurmuliyati,
Sisti.,& Sirajuddin. 2014. Penera-pan Model Pembelajaran Inkuiri untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS dengan Materi Konsep Peta pada Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2 (3): 121-130.
Putri,
Noviani Achmad. 2011. Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Karakter melalui Mata
pelajaran Sosiologi.Komunitas, (Online), 3 (2): 201-215,
(http://journal.unnes.ac.id/nju/ i n d e x . p h p / k o m u n i t a s / a r t
i c l e / download/2317/2370), diakses tanggal 23 Juli 2016.
Saliman
2010.Pendekatan Inkuiri dalam Pem-belajaran.(Online)
(http://staff.uny.ac.id/ sites/default/files/penelitian/Saliman,% 20Dr s
.%20M.Pd. /PENDEKATAN% 20INKUIRI.pdf), diakses 2 Desember 2014.
Samani,
Muchlas.,& Hariyanto. 2013. Konsep & Model Pendidikan Karakter. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
Sapriya.
2014. Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana,
Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Sukmadinata,
Nana Sayodih. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Supraptiningrum
& Agustini.2015. Membangun Karakter Siswa Melalui Budaya Sekolah di Sekolah
Dasar.Jurnal Pendidikan Karakter, (Online), 5 (2): 219-228, (http://
journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/ viewFile/8625/ 7118), diakses tanggal
23 Juli 2016.
Trianto.
2007. Model-Model Pembelajaran Ino-vatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakar-ta: Prestasi Pustaka.
Undang -unda ng Dasar 1945 dan amandemennya.2013. Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Republik
Indo-nesia.
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.Sekertariat Negera Republik
Indonesia.(Online), (www.setneg.go.id), diakses 11 Juli 2016.
Wahyu.
2011. Masalah dan Usaha Membangun Karakter Bangsa. Komunitas, (Online),
3 (2): 138-149, (http://journal.unnes.ac.id/ n j u / i n d e x . p h p / k o m
u n i t a s / article/2310/2363), diakses tanggal 23 Juli 2016.
Widiadnyana,
IW., Sadia, IW, & Suastra, IW. 2014. Pengaruh Model Discovery Learn-ing Terhadap
Pemahaman Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP. E-journal Pro-gram
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4 (2): 71-83. diakses tanggal 12
Agustus 2016.
Zainuddin. 2012. Membentuk
Karakter Anak Bangsa. Malang: Universitas Negeri Malang.
Komentar
Posting Komentar