PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn TENTANG KERJA SAMA NEGARA-NEGARA ASIA TENGGARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BAGI SISWA KELAS VI SD NEGERI 03 BANGSALSARI TAHUN PELAJARAN 2015/2016



A.      IDENTITAS PENELITI
Nama                    : Ainul yaqin
Kelas                    :BSA
Prodi                    :Bahasa Dan Sastra Arab
Fakultas                :Ushuluddin adab dan humaniora
NIM                     : U20153014
Semester               : 5

B.       JUDUL PENELITIAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn TENTANG KERJA SAMA NEGARA-NEGARA ASIA TENGGARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BAGI SISWA KELAS VI SD NEGERI 03 BANGSALSARI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

C.      LATAR BELAKANG
Salah  satu  indikator  pendidikan  berkualitas  adalah perolehan nilai hasil belajar siswa meningkat. Nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan jika pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dengan ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam pengelolaan kelas dan penguasaan materi yang memadai.
Tolok ukur keberhasilan pembelajaran pada umumnya adalah prestasi belajar. Prestasi belajar PKn di kelas VI SD  Negeri  03 Bangsalsari  untuk  beberapa  kompetensi  dasar umumnya menunjukkan nilai yang rendah. Dilihat dari hasil ulangan harian sebagian besar  masih di bawah kriteria  ketuntasan  minimal (KKM)     yaitu  sebesar 82,143%,   hanya 17,857 % siswa yang memenuhi KKM. . Dengan rata-rata kelas sebesar 62,4
Rendahnya prestasi belajar PKn di kelas VI SDN 03 Bangsalsari,
Kecamatan Bangsalsari dimungkinkan   juga   karena   guru  belum menggunakan metode, media pembelajaran serta mendesain    skenario  pembelajaran  yang  disesuaikan  dengan    karakteristik  materi, kondisi  siswa  sehingga memungkinkan siswa aktif dan kreatif.
Namun sebaliknya  kecenderungan guru menggunakan model pembelajaran  konvensional yang bersifat satu arah, cenderung kering dan   membosankan.   Kegiatan  pembelajaran   masih  didominasi guru. Siswa  sebagai obyek bukan subjek.
Bertumpu pada kenyataan tersebut untuk merangsang dan
meningkatkan peran aktif siswa baik secara individual  dan kelompok terhadap proses pembelajaran PKn   maka  masalah  ini  harus  ditangani  dengan  mencari  model  pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang  diajarkan. Guru sebagai pengajar dan fasilitator   harus mampu melakukan pembelajaran yang menyenangkan,  sehingga  akan  diperoleh  hasil  maksimal.  Kenyataan  selama ini kegiatan belajar mengajar masih didominasi  guru, sehingga hasil yang dicapai siswa hanya mampu  menghafal fakta, konsep, prinsip, teori hanya pada tingkat
ingatan.
Upaya  perubahan  dilakukan  guru  dengan  metode  mengajar yang dapat membuat siswa kreatif dalam  proses  pembelajaran. Salah satu model yang dapat diterapkan  yaitu model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).  Pembelajaran  STAD  adalah  model pembelajaran  dimana  dalam  pembelajaran  para  siswa  diberi  kesempatan  bekerja  dalam kelompok-kelompok  kecil yang heterogen yang terdiri atas 4-5 orang siswa  untuk  belajar  menyelesaikan  suatu  masalah  secara  bersama-sama. Diharapkan model pembelajaran STAD  ini  mampu  memberi  landasan  teoritis  kepada  siswa  bagaimana dapat sukses belajar bersama orang lain.

D.      IDENTIFIKASI MASALAH
Dari uraian latar belakang masalah tersebut diatas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1.    Hasil  belajar  ujian  akhir  sekolah  PKn  belum  menunjukkan hasil yang optimal.
2.    Siswa Kelas VI mengalami kejenuhan. Untuk itu perlu berbagai   metode dan media yang melibatkan  siswa secara aktif dalam belajar.
3.    Kegiatan belajar mengajar masih satu arah sehingga  kreatifitas siswa kurang berkembang secara optimal.
4.    Perlunya  model  pembelajaran  yang  efektif  dan inovatif  sehingga  siswa  tidak  cepat  bosan  dan mempunyai daya lekat yang tinggi.

E.       BATASAN MASALAH
Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) sebenarnya dapat dilakukan di semua mata pelajaran. Namun, berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas, maka penulis mempersempit permasalahan dalam pembatasan masalah supaya penelitian yang dilakukan lebih spesifik dan lebih fokus. Sehingga pemasalahan yang hendak dikaji adalah rendahnya hasil belajar siswa pada materi matematika kelas VI Sekolah Dasar khususnya pada pembahasan materi kerja sama negara-negara Asia Tenggara bagi siswa kelas VI SD Negeri Bangsalsari tahun pelajaran 2015/2016. Sedangkan hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa, baik dari nilai ulangan harian maupun nilai tugas serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan atau soal dari guru.

F.       RUMUSAN MASALAH
Perumusan  masalah  merupakan  pernyataan  rinci  dan  lengkap,  mengenai  ruang  lingkup  permasalahan  yang  akan diteliti. Apakah melalui Penerapan   Pembelajaran  Student  Teams  Achievement  Division (STAD)  dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PKn tentang Kerja sama Negara-Negara Asia tenggara bagi siswa kelas VI Semester 2 SD Negeri 03 Bangsalsari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2015/2016?
G.      CARA PEMECAHAN MASALAH
Penerapan  STAD,  merupakan  tindakan  pemecahan masalah yang ditetapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar PKn khususnya kompetensi dasar Kerja sama Negara-Negara  Asia  tenggara,  bagi  siswa  kelas  VI semester 2  SD  Negeri  Terjan  Kecamatan  Kragan Kabupaten  Rembang  Tahun  Pelajaran  2014/2015. Sehingga dapat membantu guru untuk mengembangkan gagasan  tentang  strategi  kegiatan  pembelajaran  yang efektif  dan  inovatif  serta  mengacu  pada  pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik.

H.      TUJUAN
Untuk   meningkatan hasil belajar mata pelajaran PKn  melalui pembelajaran Student  Teams  Achievement Division (STAD) siswa kelas VI Semester 2 SD Negeri Terjan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015.

I.         MANFAAT
1.    Bagi Siswa
a.       Meningkatnya hasil belajar pkn tentang kerja sama negara-negara asia tenggara
b.      Membangkitkan minat belajar siswa.
c.       Melatih berfikir kritis.
2.    Bagi Guru
a.    Menciptakan lingkungan belajar yang aktif.
b.    Meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar.
3.    Bagi sekolah
a.       Untuk memberi gambaran tentang kompetensi guru dalam mengajar.
b.      Meningkatkan prestasi belajar matematika.



J.        HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis membuat  suatu  hipotesis  tindakan    sebagai  berikut: Melalui  pembelajaran  Student  Teams  Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar PKn tentang Kerja sama Negara-Negara Asia tenggara bagi siswa kelas VI semester 2 SD Negeri Bangsalsari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember.

K.      KERANGKA KONSEPTUAL
Pembelajaran menurut aliran kognitif (Soeparwoto, 2004:82) adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. Salah satu tokoh penting dalam pengembangan pembelajaran  menurut  aliran  kognitif  adalah  Piaget. 
Terdapat  tiga  prinsip  utama dalam  pembelajaran  menurut  Piaget  dalam  Sugandi (2004:35).
1.     Belajar Aktif
Untuk  membantu  perkembangan  kognitif  anak, kepadanya perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri.
2.     Belajar Lewat Interaksi Sosial
Dalam  belajar  perlu  diciptakan  suasana  yang memungkinkan terjadinya interaksi diantara subyek  belajar.

STAD  merupakan  salah  satu  tipe  dalam  model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok   untuk   pembelajaran   individu   anggota kelompok.
Menurut Nur (2000:31) Cooperat VIe Learning Tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif dengan pengelompokan campur yang melibatkan pengakuan Tim dan  tanggung  jawab  kelompok  untuk  pembelajaran individu.
Lebih lanjut Muhammad Nur menguraikan inti pembelajaran STAD sebagai berikut:
1.    Penyajian materi
2.     Belajar dalam Tim
3.    Pemberian Kuis
4.     Penghargaan

Dunia ini mempunyai lima benua (sunarso dan anis kusmawardani, 2008:66), yaitu Benua Asia, Amerika, Afrika, Australia, dan Eropa. Negara Indonesia terletak di Benua Asia, tepatnya di kawasan Asia Tenggara. Selain Indonesia, negara-negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara, antara lain Malaysia, Thailand, Kamboja (Kampuchea), Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, dan Myanmar. Negara-negara tersebut merupakan negara tetangga Indonesia
.
Negara Indonesia menjalin kerja sama dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara dan dunia pada umumnya. Hubungan dengan negara tetangga didasari oleh rasa saling menghormati dan menghargai. Kerja sama negara-negara Asia Tenggara diwujudkan dalam suatu organisasi yang disebut ASEAN.
ASEAN singkatan dari Association of South East Asian Nations atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Perbara (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara). ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, ibu kota negara Thailand yang diprakarsai oleh lima Menteri Luar Negeri berikut ini.
a.       Indonesia : Adam Malik
b.      Malaysia : Tun Abdul Razak
c.       Thailand : Thanat Khoman
d.      Filipina : Narcisco Ramos
e.       Singapura : S. Rajaratnam
Tujuan terbentuknya ASEAN Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu dengan yang lain di dalam menangani masalah kepentingan bersama yang menyangkut berbagai bidang. Misalnya, di bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
Kerja Sama ASEAN, Negara-negara anggota ASEAN saat ini menjalin kerja sama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan latihan militer bersama.
  1. Politik
Di bidang politik, ASEAN sepakat untuk menyelesaikan segala permasalahan melalui meja perundingan. ASEAN sepakat untuk menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir.
  1. Ekonomi
Di bidang ekonomi, ASEAN berupaya menciptakan kerja sama perdagangan yang saling menguntungkan. Bentuk kerja sama ekonomi dapat direalisasikan, antara lain sebagai berikut:
a.    Membuka  pusat promosi ASEAN untuk perdagangan, investasi, dan pariwisata di Tokyo;
b.    Menyediakan  cadangan pangan (terutama beras);
c.    Membangun  proyek-proyek industri ASEAN, seperti proyek pabrik pupuk urea amonia di Indonesia dan Malaysia, proyek industri tembaga di Singapura, proyek pabrik mesin diesel di Singapura, dan proyek pabrik superfosfor di Thailand;
d.   menciptakan preference trading arrangement (PTA) yang bertugas menentukan tarif rendah untuk beberapa jenis barang komoditas ASEAN.
  1. Sosial
Di bidang sosial, ASEAN melakukannya kerja sama, antara lain sebagai berikut:
a.    Pencegahan Narkoba Dan Penanggulangannya;
b.    Penanggulangan Bencana Alam;
c.    Perlindungan Terhadap Anak Cacat;
d.   Pemerataan Kesejahteraan Sosial Masyarakat.
  1. Budaya
Di bidang budaya, ASEAN melakukan kerja sama, seperti berikut:
a.    Tukar menukar pelajaran dan mahasiswa;
b.    Pemberantasan buta huruf;
c.    Program tukar menukar acara televisi asean;
d.   Temu karya pemuda asean;
e.    Festival lagu asean.
Secara Skematis uraian digambarkan kerangka pemikiran penelitian tindakan kelas ini adalah


























Oval: Kondisi Awal



Guru
Pembelajaran secara Konveksional
 

Siswa
Nilai PKN  rendah
 
















Oval: Tindakan











SIKLUS II penggunaan model STAD Secara Kelompok dengan kuis

 



Oval: Kondisi Akhir





Diduga melalui model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar PKn bagi siswa Kelas VI semester 2 tahun 2015/2016

 



 




















L.       RANCANGAN PENELITIAN
Jenis penelitian dalam penelitian ini (Suharsimi Arikunto, 2015: 1).adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah salah satu jenis penelitian yang memaparkan proses maupun hasil, yang melakukan PTK di kelasnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari-hari efektif
sesuai  dengan jadwal  jam  pelajaran.  Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 03 Bangsalsari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Dengan menggunakan penelitian tindakan kelas ini peneliti berharap akan mendapat informasi yang sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan pembelajaran di kelas secara lebih baik.

M.     SUBYEK PENELITIAN
adalah siswa kelas VI SD Negeri 03 Bangsalsari tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 28 siswa.

N.      OBYEK PENELITIAN
Model pembelajaran kooperatif learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

O.      TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data   menggunakan teknik tes dan  non tes. Tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan  siklus II, Sedangkan Teknik non tes meliputi teknik  observasi dan dokumentasi. Observasi digunakan   pada  saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I  dan siklus II. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan  untuk mengumpulkan data khususnya nilai mata pelajaran  PKn.
Alat pengumpulan data meliputi:
1.    Tes tertulis, terdiri atas 20 butir soal.
2.    Non tes, meliputi lembar observasi dan dokumen. Validasi data meliputi validasi hasil belajar dan validasi proses pembelajaran.
a.    Validasi hasil belajar
hasil  belajar  dikenakan  pada  instrument penelitian yang berupa    tes. Validasi ini meliputi  validasi teoretis dan validasi empiris. Validasi teoretis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri  atas tampilan tes, validitas isi dan validitas kostruksi.
b.    Empiris artinya analisis terhadap butir-butir
tes,  yang  dimulai  dari  pembuatan  kisi-kisi  soal, penulisan butir-butis soal, kunci jawaban dan kriteria pemberian skor.
c.    Validasi proses pembelajaran
Validasi proses pembelajaran dilakukan dengan teknik  triangulasi yang meliputi yaitu triangulasi sumber dan  triangulasi  metode.  Triangulasi  sumber  dilakukan dengan observasi terhadap subyek penelitian yaitu siswa kelas VI SD Negeri Terjan dan kolaborasi dengan guru  kelas  yang  mengajar  bidang  studi Pendidikan Kewarganegaraan.
Triangulasi  metode  dilakukan  dengan  penggunaan metode dokumentasi selain metode observasi. Metode  dokumentasi  digunakan  untuk  memperoleh  data  pendukung   yang   diperlukan   dalam   proses pembelajaran  Pendidikan Kewarganegaraan.

P.       INDIKATOR KINERJA
Model pembelajaran Kooperatif Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dikatakan dapat mencapai ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran matematika kelas V SD Negeri 03 Bangsalsari tahun pelajaran 2015/2016 apabila rata-rata yang diperoleh oleh siswa di kelas adalah 75% dari jumlah siswa mendapatkan nilai di atas KKM (75) dan semua siswa menjadi aktif dalam bekerja kelompok khusunya dalam materi Kerja Sama Negara-Negara Asia Tenggara. Jadi, apabila dalam kelas tersebut hasil yang diperoleh belum mencapai angka tersebut, penelitian akan terus dilakukan sampai hasil tersebut dicapai.

Q.      ANALISIS DATA
Suharsimi Arikunto (2009: 262) menyatakan bahwa terdapat dua macan analisis data, yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data berupa angka, sedangkan deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang berupa informasi.
Hasil tes dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil tes siswa pada setiap siklus dihitung nilai rerata dan persentase ketuntasan siswanya, kemudian dibandingkan dengan nilai siklus sebelumnya. Hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dianalisis.
Adapun rumus perhitungan analisis persentase yang digunakan adalah rumus persentase yang dikemukakan oleh Muhamad Ali (2001:18) sebagai berikut:
X % =
Sedangkan untuk skor rata-rata, menggunakan rumus rata-rata yang dikemukakan Sugiyono (2009:43) sebagai berikut :
 =

R.      PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini  terdiri  atas 2  siklus.  Setiap  siklus  terdiri  atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1.      Siklus I
a.    Perencanaan (planning), terdiri atas:
1)   Penyusunan RPP;
2)   Penyiapan skenario pembelajaran.
b.    Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;
1)   Pelaksanaan program pembelajaran.
2)   Pembelajaran menerapkan pembelajran kooperatif learning   pada kompetensi dasar  mengenal  Kerja  sama  Negara- negara Asia Tenggara,
3)   Secara  klasikal  menjelaskan  strategi pembelajaran STAD dilenkapi LKS,
4)   Memodelkan  strategi  dan  langkah-langkah pembelajaran STAD,
5)   Observasi tentang proses pembelajaran
6)   Mengadakan tes tertulis,
7)   Penilaian hasil tes tertulis.
c.    Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes sehingga diketahui hasilnya sebagai dasar refleksi..
d.   Refleksi (reflecting),  yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada siklus I.

2.      Siklus II
a.    Perencanaan (planning), terdiri atas:
1)   Penyusunan RPP;
2)   Penyiapan skenario pembelajaran.
b.    Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;
1)   Pelaksanaan program pembelajaran,
2)   Pembelajaran stad    pada kompetensi dasar  mengenal  kerja  sama  negar negara asia tenggara
3)   Siswa   untuk   menerapkan   strategi pembelajaran stad, diikuti kuis
4)   Observasi tentang proses pembelajaran,
5)   Mengadakan tes tertulis,
6)   Penilaian hasil tes tertulis.
c.    Pengamatan (observing), yaitu mengamati  proses pembelajaran dan menilai hasil tes serta hasil praktek.
d.   Refleksi (reflecting),  yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada siklus II.


Hasil dan Pembahasan
A.    Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru
mengajar  secara  konvensional. Guru  cenderun menstranfer  ilmu  pada  siswa,  sehingga  siswa  pasif, kurang kreatif, bahkan cenderung bosan. Disamping itu  dalam menyampaikan materi guru tanpa menggunakan  alat peraga.
Melihat kondisi pembelajaran   yang monoton, suasana pembelajaran tampak kaku,   berdampak pada nilai   yang  diperoleh   siswa kelas VI pada kompetensi dasar Kerja  sama Negara-negara Asia Tenggara sebelum siklus I (pra  siklus)     seperti pada tabel 2.
Banyak siswa belum mencapai KKM.  Hal  ini diindikasikan pada capaian nilai hasil belajar di bawah KKM sebesar 75 .

No
Hasil Angka
Hasil Huruf
Arti Lambang
Jumlah Siswa
Persen
1
85-10
A    
Sangat baik
-
0 %
2
75-84
B
Baik
5
17,857 %
3
65-74
C
Cukup
7
25,000 %
4
55-64
D    
Kurang
12
42,857 %
5
<54
E
Sangat kurang
4
14,286 %
Jumlah
28
100%

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam table 2   diketahui bahwa   jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 0 % / tidak ada, nilai B (baik) 17,857.% /5 siswa. nilai C (cukup) 25,000 % / 7 siswa, nilai D (kurang) 42,857 % / 12 siswa , sedangkan yang mendapat nilai E (sangat kurang) 14,286 % atau sebanyak 4 siswa. Data  ketuntasan  belajar  pada  kondisi  awal dapat diketahui pada tabel  dibawah  ini
Tabel 3
Ketuntasan Belajar  Siswa Hasil Tes Pra Siklus
No
Ketuntasan Belajar
Jumlah Siswa Pra Siklus
Jumlah
Persen
1
Tuntas 
5
17,857 %
2
Belum Tuntas
23
82,143 %
Jumlah
28
100 %

Berdasarkan data pada tabel 3   tersebut di atas, diketahui bahwa siswa kelas VI yang memiliki nilai kurang dari  KKM 75, sebanyak 28 siswa. sebanyak 23 siswa (82,143  %). Sedangkan yang telah mencapai ketuntasan sebanyak  5 siswa ( 17,857 %) , hal   dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
BELUM TUNTAS
 
TUNTAS
 
Gambar 2. Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus
Hasil nilai  pra siklus I  yang diperoleh dari hasil tes awal dapat ditunjukan seperti  dalam tabel  berikut ini:
Tabel 4
Rata-rata Hasil Tes Pra siklus
No.
Keterangan
Nilai
1
Nilai Tinggi
80
2
Nilai Rendah
35
3
Nilai Rata-rata
62,4
Sumber ; Hasil analisis data Februari 2015
Untuk memperjelas  hasil tertinggi, terendah maupun nilai rata  di atas, dapat digambarkan dengan grafik berikut ini
Gambar 3. Grafik nilai rata- rata pra siklus

B.     Deskripsi Siklus I
a.       Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:
1)   Pemilihan materi dan penyusunan RPP. Materi yang   dipilih   dalam   penelitian   ini   adalah kompetensi dasar Kerja sama  Negara-negara Asia Tenggara.        Kemudian    dilanjutkan dengan penyusunan RPP, dengan alokasi waktu sebanyak 2 x 35 menit.
2)    Pembentukan kelompok belajar Pada siklus I, siswa dalam satu kelas    dibagi menjadi 4 kelompok kecil  dengan memperhatikan heterogenitas baik kemampuan, gender.
b.   Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan   tindakan   pada   siklus   I   dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1)      Pelaksanaan Tatap muka I dan II dengan RPP tentang materi Kerja sama Negara-negara Asia Tenggara. Metode pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif learning model TGT dengan panduan Lembar Kerja  Siswa ( LKS).
2)      Wawancara. Wawancara diperlukan untuk mengetahui sejauh mana  perasaan siswa  dalam  memahami  materi Kerja sama Negara-negara Asia Tenggara dengan menggunakan   pembelajaran   STAD.   Hasil wawancara juga digunakan sebagai bahan refleksi.
3)      Observasi. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan rencana tindakan pada siklus II.
c.       Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada siklus I dapat dideskripsikan:
Gambar 4 Grafik hasil tes Siklus I
Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa nilai A  (sangat baik) 4 siswa (14,286 %), nilai B (baik) 16  siswa (57,143 %), nilai C (cukup) 7 siswa (25,000 %),  nilai   D (kurang) 1 siswa (3,571 %), sedangkan yang mendapat nilai D (sangat kurang) tidak ada atau  0 %
Tabel 5
Ketuntasan Belajar  Siswa Hasil Tes Siklus I




No
Ketuntasan
Jumlah
Jumlah
Persen
1
Tuntas
20
71,429 %
2
Belum Tuntas
8
28,671 %
Jumlah
28
100 %

Tabel ketuntasan diatas diperjelas pada grafik dibawah  ini:
28,671  %
 
71,429 %
 

Berdasarkan   ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 28  siswa  terdapat 20  siswa (71,429%)  mencapai ketuntasan  belajar.  Sedangkan 8  siswa (28,571%) belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil nilai siklus  I  dapat  dijelaskan  bahwa    perolehan  nilai  tertinggi adalah 100 , nilai terendah 60, dengan nilai rata-rata kelas 76,4, seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 6
Rata-rata Hasil Tes siklus I



No
Keterangan
Nilai
1
Nilai Tertinggi
100
2
Nilai Terendah
60
3
Nilai Rata-Rata
76,4
Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan data tabel 6 di atas, dapat digambarkan dengan grafik berikut
Gambar 6 Grafik nilai rata siklus I
d.      Refleksi
Berdasarkan   hasil tes kemampuan awal dengan hasil tes siklus I dapat dilihat adanya pengurangan jumlah  siswa yang masih di bawah KKM. Pada pra siklus  jumlah siswa yang dibawah KKM   sebanyak 23 anak  dan pada akhir siklus I berkurang menjadi 8 anak.  Nilai rata-rata kelas meningkat dari 62,4 menjadi 76,4.  Jumlah  siswa  yang  mencapai  ketuntasan  belajar  mengalami peningkatan  jika  dibandingkan  dengan  siklus I, seperti disajikan dalam tabel 7 berikut ini.
Tabel 7.
Perbandingan  Hasil Nilai Tes Pra Siklus  dan Siklus I


No.
Hasil Tes ( dalam huruf)
Jumlah siswa yang berhasil
Pra siklus
Siklus 1
1
A (85-100)
-
4
2
B (75-84)
5
16
3
C (65-74)
7
7
4
D (64-55)
12
1
5
E (<54)
4
-
Jumlah
28
28

Sumber : Hasil Tabulasi data Maret 2015

Gambar 7. Grafik Perbandingan hasil tes pra siklus dan Siklus I

Peningkatan Ketuntasan belajar siswa tampak pada tabel dibawah ini, jika   dibandingkan hasil pra siklus dan siklus I.
Tabel 8
Perbandingan Ketuntasan Belajar antara Pra Siklus dengan Siklus I



No.
Ketuntasan
Jumlah Siswa
Pra Siklus
Siklus 1
Jumlah
Persen
Jumlah
Persen
1
Tuntas
5
17,857%
20
71,429%
2
Belum Tuntas
23
82,143%
8
28,571%
Jumlah
28
100%
28
100%

Gambar 8. Grafik Ketuntasan Pra siklus dan siklus I
Peningkatan  hasil  rata-  \rata  kelas  nampak  ada
perubahan pra siklus dengan siklus                       b.
Tabel 9
Perbandingan nilai rata-rata Pra Siklus dan Siklus I tersaji dalam Tabel berikut:
No
Keterangan
Pra siklus
Siklus I
1
Nilai tertinggi
80
100
2
Nilai terendah
35
60
3
Nilai rata- rata
62,4
76,4

Dari tabel 9 dapat diperjelas dengan diagram dibawah ini:
Gambar 9.Grafik nilai rata- rata pra siklus dan siklus I
Berdasarkan  data  pada  tabel 12  di  atas,  dapat disimpulkan bahwa pembelajaran   kooperatif learning model  team  STAD  mampu  meningkatkan  hasil belajar, khususnya pada kompetensi dasar Kerja sama  Negara-negara Asia Tenggara . Oleh karena itu, rata-rata kelas pun mengalami kenaikan menjadi 76,4. Walaupun sudah terjadi kenaikan seperti tersebut di  atas, namun hasil tersebut belum optimal. Hal ini  dapat  terlihat  dari  hasil  observasi  bahwa  dalam  kegiatan pembelajaran masih terdapat beberapa siswa yang  kurang  aktif  dalam  melakukan  kegiatan pembelajaran,  karena  sebagian  siswa  beranggapan
bahwa  kegiatan  secara  kelompok  akan  mendapat
prestasi yang sama. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II.
C.    Deskripsi Siklus II
Berdasarkan  hasil  refleksi  pada  siklus  I,  maka pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut.
1.      Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:
a.    Pemilihan materi dan penyusunan RPP Dalam  siklus  II,  pada hakikatnya  merupakan perbaikan atas kondisi siklus I. Materi pelajaran dalam siklus II adalah Kerja sama Negara-negara Asia  Tenggara.  Dilanjutkan  dengan  pembuatan RPP, denggan alokasi waktu 2 x 35 menit dengan 2 kali tatap muka.
b.   Pembentukan kelompok siswa
Pada  siklus  II,  strategi  pembelajaran  yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif learning model STAD dikemas dalam bentuk kuis yang dikompetisikan antar kelompok.
2.    Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaa tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a.    Pelaksanaan Tatap Muka
b.   Wawancara
c.    Observasi
Observasi dilaksanakan   untuk   mengetahui  aktivitas  siswa  secara  langsung  dalam  proses  pembelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi.
3.    Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada siklus II dapat dideskripsikan seperti pada tabel 13 berikut ini.
Tabel 10
Rekap Hasil Nilai Tes Siklus II
No
Hasil (Angka)
Hasil huruf
Arti lambang
Jumlah siswa
Persen
1
85-100
A
Sangat baik
11
39,286%
2
75-84
B
Baik
14
50,000%
3
65-74
C
Cukup
3
10,714%
4
55-64
D
Kurang
-
-
5
<54
E
Sangat Kurang
-
-
Jumlah
28
100%

Gambar 10. Diagram  hasil nilai siklus II
Dari  diagram di atas dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah (39,286 %) 11 siswa, nilai baik (B) adalah (50,000 %) 14   siswa.  nilai C (cukup) adalah (10,714 %) 3 siswa. Sedangkan yang mendapat nilai D dan E tidak ada. Dan nilai rata-rata 79,6
Ketuntasan belajar pada siklus II dapat ditabulasikan seperti pada tabel 11 di bawah ini
Tabel 11.
Ketuntasan Belajar Siklus II
No
Ketuntasan Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah
Persen
1
Tuntas
25
89,286%
2
Belum Tuntas
3
10,714%
Jumlah
28
100%

Berdasarkan data tabel di atas dapat digambarkan seperti grafik di bawah ini:
Persentase

Gambar 11. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II

Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 25 siswa ( 89,286%) yang berarti sudah ada peningkatan . Rata-rata kelas pun menjadi meningkat   Hasil Nilai Rata-rata Siklus II dapat diperjelas  di bawah ini :
Tabel 12
Rata-rata Hasil Tes siklus II
No
Keterangan
Nilai
1
Nilai Tinggi
100
2
Nilai Rendah
65
3
Nilai Rata-Rata
79,6
Sumber : Data yang diolah

Gambar12. Grafik nilai Rata- rata siklus II
a.    Refleksi
Berdasarkan  nilai hasil siklus I dan nilai hasil siklus II  dapat diketahui bahwa pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar PKn, khususnya kompetensi dasar Kerja sama  Negara-Negara  Asia  tenggara.  Untuk  lebih jelasnya  pada  tabel 13  berikut dipaparkan  hasil
refleksi pada siklus II.
Tabel 13
Perbandingan Hasil Nilai Tes Model Siklus I dan Siklus II
No
Hasil Tes
Jumlah Siswa yang Berhasil
Siklus I
Siklus II
1
A (85 -100)
4
11
2
B (75-84)
16
14
3
C (65-74)
7
3
4
D (55-64)
1
-
5
E (< 54)
-
-
Jumlah
28
28
Sumber : Hasil Tabulasi Data April 2015




Dari tabel 13  tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut:
Gambar 13.  Grafik Perbandingan hasil belajar siklus I dan II.
Jika dibandingkan antara keadaan kondisi awal , siklus  I dan siklus II dapat dilihat   bahwa saat kondisi awal rata- rata kelas 62,4 , sedangkan nilai rata- rata kelas siklus I sudah ada peningkatan menjadi 76,4. Adapun kenaikan rata-rata pada siklus II menjadi 79,6.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan dibawah ini:
Tabel 14
Perbandingan Hasil Tes  Pra siklus, siklus I dan Siklus II
No
Hasil lambang Angka
Hasil Evaluasi
Arti Lambang
Pra siklus
Model siklus I
Model siklus II
1
85-100
A
Sangat Baik
-
4
11
2
75-84
B
Baik
5
16
14
3
65-74
C
Cukup
7
7
3
4
55-64
D
Kurang
12
1
-
5
<54
E
Sangat Kurang
4
-
-
Jumlah
28
28
28

Tabel 15
Perbandingan ketuntasan nilai rata- rata  Pra siklus, siklus I dan siklus II
No
Uraian
Jumlah Siswa
Tuntas
Belum Tuntas
Rata-Rata
1
Kondisi Awal
5 Anak
23 Anak
62,4
2
Siklus I
20 Anak
8 Anak
76,4
3
Siklus II
25 Anak
3 Anak
79,6
Perbandingan ketuntasan dan nilai rata- rata kelas  pra siklus,  siklus I dan Siklus II dapat diperjelas dengan grafik dibawah ini:
Gambar 14.
Perbandingan Ketuntasan dan Nilai Rata- rata pra siklus, Siklus I,
dan  siklus II
Atas dasar informasi pada tabel 15 dan gambar 14 di  atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) khususnya padapenguasaan kompetensi dasar   Kerja sama Negara-negara Asia Tenggara ada peningkatan.

Pembahasan
Berdasarkan  hasil  penelitian  dapat  dinyatakan  bahwa
pembelajaran kooperatif learning   model Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil  belajar PKn khususnya penguasaan kompetensi   dasar  Kerja sama Negara-negara Asia Tenggara pada siswa  kelas VI semester 2  tahun pelajaran 2015/2016. Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut.
a.    Pembahasan Pra Siklus I
1)      Hasil  Belajar
Pada  awalnya  siswa  kelas  VI,  nilai  rata-  rata pelajaran PKn rendah khususnya pada kompetensi Kerja sama Negara-negara Asia Tenggara. Salah satunya disebabkan luasnya kompetensi  yang harus dikuasainya dan perlu daya ingat yang setia sehingga mampu menghafal dalam jangka waktu lama. Sebelum dilakukan tindakan guru member tes Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 28  siswa  terdapat 5  atau 17,857 % mencapai  ketuntasan  belajar  dan 23 siswa (82,143%)   belum mencapai KKM untuk kompetensi dasar Kerja sama Negara-negara Asia Tenggara dengan KKM 75.  Sedangkan hasil nilai pra siklus terdapat nilai tertinggi adalah 80, nilai terendah 2, dengan rata-rata kelas sebesar 35.
2)      Proses Pembelajaran
Proses   pembelajaran pada pra siklus menunjukkan siswa  masih  pasif,  karena  tidak  diberi  respon  yang  menantang. Siswa  masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatifitas siswa. Siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton.
b.      Pembahasan Siklus I
Hasil Tindakan pembelajaran pada siklus I, berupa  hasil tes dan non tes. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut :
1)      Hasil Belajar
Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang  mencapai  nilai  A (sangat  baik) 4  siswa (14,286 %), B (baik)  adalah 16  siswa (57,143 %), C (cukup) 7 siswa (25,000 %), D (kurang) 1 siswa (3,571 %),  sedangkan  yang  mendapat  nilai  D (sangat kurang) tidak ada atau  0% . Berdasarkan ketuntasan  belajar  siswa  dari sejumlah 28 siswa terdapat 20 siswa (71,429%) sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 8 siswa (28,571%)  belum  mencapai  ketuntasan. Hasil  nilai           siklus  I  dapat  dijelaskan  bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 100 , nilai terendah 60, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 76,4.
2)      Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya perubahan, meskipun belum semua  siswa  terlibat  aktif  dalam  kegiatan pembelajaran. Ada interaksi antar siswa secara individu maupun kelompok, serta antar kelompok.
Hasil  antara  kondisi  awal  dengan  siklus  I menyebabkan adanya perubahan walau belum bisa optimal.
Dari hasil refleksi siklus I disimpulkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif learning   model STAD    siswa mengalami peningkatan kenaikan sebesar 22,4%. Pada siklus I ini belum semua siswa mencapai ketuntasan karena ada sebagian siswa berpandangan bahwa kegiatan yang bersifat kelompok penilaiannya juga kelompok.
c.       Pembahasan Siklus II
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II berupa  hasil  tes  dan  non  tes.  Hasil  observasi  yang  dilaksanakan  oleh  peneliti  diperoleh  keterangan sebagai berikut .
1)      Hasil Belajar
Dari pelaksanan tindakan siklus II dapat diketahui yang mendapatkan nilai sangat baik (A) (39,286%) 11 siswa, nilai baik (B) adalah (50,000%) 14 siswa. C (cukup) (10,714%) 3 siswa. Sedangkan yang mendapat nilai D dan E tidak ada. Dan nilai rata-rata kelas 79,6
2)      Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada siklus  II sudah menunjukkan semua  siswa  terlibat  aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hasil antara siklus I dengan  siklus  II ada perubahan  secara  signifikan,  hal  ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar . dari hasil tes akhir siklus II ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan   belajar siswa pada siklus I. Dari sejumlah 28 siswa masih ada 3 siswa yang belum mencapai ketuntasan, hal ini memang ketiga siswa  tersebut  harus  mendapatkan  pelayanan khusus,  namun  sekalipun 3  siswa  ini  belum mencapai ketuntasan, di sisi lain tetap bergairah dalam   belajar.   Sedangkan   ketuntasan ada peningkatan sebesar 172,00% dibandingkan pada Pra Siklus
3)      Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian, dapat dilihat dan telah terjadi peningkatan  pemahaman  kerja  sama  negara-negara Asia Tenggara pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Bangsalsari pada semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Peningkatan   nilai rata- rata   yaitu 62,4 pada kondisi awal menjadi 76,4 pada siklus I dan menjadi 79,6 pada siklus II.
4)      Simpulan
Berdasarkan   penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan   Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PKn khususnya kompetensi dasar kerja sana negara-negara Asia Tenggara bagi siswa kelas VI Semester 2  SD Negeri 03 Bangsalsari kecamatan Bangsalsari kabupaten Jember  Tahun  Pelajaran 2015/2016.
Pada akhir siklus I, siswa yang mencapai ketuntasan
belajar sebanyak 71,429% (20 anak), dan siswa yang
belum tuntas sebanyak 28,571% (8 anak), sedangkan
pada akhir siklus II, sebanyak 89,286% (25 anak) dan sebanyak 10, 714% (3  anak)  belum  mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata- rata kelas siklus  I 76,4 dan rata- rata kelas siklus II 79,6.  adapun hasil  non  tes  pengamatan  proses  belajar  menunjukkan perubahan   siswa   lebih   aktif   selama   proses  pembelajaran berlangsung . Secara keseluruhan rata-
rata kelas mencapai kenaikan sebesar 27,564 % , dan ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan mencapai peningkatan   sebesar.400,0%.   jika   dibandingkan dengan kondisi awal. Berkaitan dengan simpulan hasil penelitian di atas, maka  dikemukakan  saran  bahwa  guru  hendaknya
menerapkan pembelajaran kooperatif learning model Student Teams Achievement Division (STAD) sesuai
dengan materi yang diajarkan. Untuk meningkatkan
hasil belajar  kompetensi  dasar  kerja  sana  negara-
negara Asia Tenggara. Selain itu guru hendaknya dapat menggunakan metode dan media pembelajaran yang telah didesain terlebih dahulu
.

S.        RENCANA KERJA
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan April 2015. Sebagaimana terperinci seperti pada tabel 1.
Tabel 1.
Pembagian Waktu Penelitian
No
Kegiatan
Waktu
Februari
Maret
April


1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
Pengajuan Proposal















2
Penyusunan rancangan penelitian















3
Pelaksanaan siklus I















4
Analisis hasil siklus I















5
Pelaksanaan siklus II















6
Analisis hasil siklus II















7
Perumusan hasil penelitian

















T.       DAFTAR PUSTAKA
Anita, Lie. 2002. Coorperative Learning. Jakarta:Grasindo.
Anitah,2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarata:Universitas Terbuka
Arikunto,  Suharsini. 1991.Prosedur  Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta
BNSP, 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di SD . Jakarta:Depdiknas.
BNSP, 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajardi SD . Jakarta:Depdiknas.
BNSP, 2007. Standar Kompetensi dan kompeternsi Dasar Jakarta.: Depdiknas
Budimansyah Dasim. 2002 Model Pembelajaran dan Penilaian.Siliwangi:HDB
Dahar, RW. 2001. Teori - teori Belajar. Jakarta:Depdikbud
Dimyati  dan  Mudjiono, 1992.  Strategi  Belajar  Mengajar. Jakarta.:Depdikbud.
Dinas Prop Jateng, 2004.  Model- model Pembelajaran dan Penilaian. Makalah disampaikan pada Bintek Guru SMP bidang studi Fisika
Hadari, Nawawi. 2001. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:Gajah Mada University Press
Hidayat  Komarudin.2002.Active  Learning. Yogyakarta:Yappendi
Oemar  Hamalik,1993.  Metode  Mengajar  dan  Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
Pahyono,  dkk. 2005.  Strategi  Pembelajaran  efektif,  Model pembelajaran Kooperatif            Learning.      Makalah disampaikan pada diklat guru kurikulum KBK di LPMP Jawa Tengah.
Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif R & D. Bandung:Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sunarso dan Anis Kusumawardani. 2008. Pendidikan kewarganegaraan 6: untuk SD/MI kelas VI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

isim adad

BATAS AWAL DAN AKHIR PENDIDIKAN

KARAKTERISTIK TES YANG BAIK