KRITIK TEKS FILOLOGI
KRITIK TEKS FILOLOGI
MAKALAH
DisusununtukmemenuhitugasmatakuliahFilologi
yangdibimbingolehAhmad Badrus Sholihin, S.S, M.A.
DisusunOlehKelompok2
1. Ainul Yaqin (U20153014)
2. Ahmad Zamroni (U201530....)
3. Shofa Faricha (U201530....)
PROGRAM STUDI BAHASA, DAN
SASTRA ARAB
FAKULTAS USHULUDDIN,
ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
OKTOBER 2017
KATA PENGANTAR
Pujisyukurpenulispanjatkankehadirat
Allah Swt. yang senantiasamelimpahkanRahmat ,Taufik, Dan
Hidayahnyasehinggapenulisanmakalahinidapatdiselesaikan.
SholawatsertasalamsemogatetapterlimpahkankepadaNabi Muhammad Saw.
Sebagaipembawakabarbagiumat yang bertaqwa.
Makalah yang kami buat inidisusundalamrangkamemenuhitugasmatakuliahFilologi.Dalampenulisanmakalahini,
penulismendapatbantuandariberbagaipihak. Olehkarenaitu,
padakesempataninipenulismengucapkanterimakasihkepada:
1. BapakBadrus Sholihin.selakudosenpengampuh yang
telahbanyakmemberikanbimbingan, saran, danmotivasidalampenyusunanmakalahini.
Dan
2. Teman-temankelasBSA
yangtelahmemberikan saran danmotivasikepadakelompok kami.
Penulismenyadaribahwadalampenulisanmakalahinimasihbelumsempurnadanbanyakkekurangan-kekurangan.Olehkarenaitu,
kritikdan saran yang konstruktifsangatpenulisharapkan.Akhirnya,
mudah-mudahanmakalahinidapatbermanfaatbagikitasemua.
Jember,
10 Oktober 2017
penyusun
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................
KATA
PENGANTAR......................................................... ii
DAFTAR
ISI...................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN......................................................
A.
LatarBelakangMasalah............................................................. 1
B.
RumusanMasalah...................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN.......................................................
A.Pengertian Kritik Teks.................................................................. 2
B.Transliterasi................................................................................... 3
C.
Perbandingan Teks....................................................................... 4
BAB
III PENUTUP...............................................................
A.
Kesimpulan............................................................................... 5
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Filologi
merupakan cabang ilmu yang menjelaskan tentang naskah-naskah kuno yang menjadi
peninggalan dahulu yang merupakan tulisan tangan asli dari abad-abad yang lalu,
yang merupakan suatu pennggalan yang asih relevan dengan zaman sekarang.
Dalam teks
naskah-naskah kuno tentunya banyak sering kita temukan beberapa hal yang
mungkin bagi kita itu kurang benar, sehingga perlu adanya pengkeritikan
teks-teks filologi dari berbagai sisi. Karena dalam teks atau naskah itu
sendiri sangatlah harus diperhatikan, karena banyak orang yang menyalin kedalam
tulisan yang berbedan dan dalam bhasa juga berbeda. Sehingga perlu adanya
pengevaluasian lebih lanjut.
Maka dari itu
dari persoalan yang ada di atas, penulis memiliki beberapa hal yang masih
menjanggal dalam diri kelompok kami, sehingga ada beberapa rumusan masalah yang
perlu penulis bahas, yaitu sebagai berikut.
B.
RUMUSAN MASALAH
a) Pengertian Kritik
Teks
b) Transliterasi
c) Perbandingan Teks
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertiankritikteks
Kata “kritik”
berasaldaribahasayunanikrities yang artinya “seorang hakim” krineinberarti
“menghakimi” criterion berarti “dassarpenghakiman”.
Kritikteksmemberikanevaluasiterhadapteks,
menelitidanmenempatkantekspadatempatnya yang
tepat.Kegiatankritikteksbertujuanuntukmenghasilkanteks yang
sedekat-dekatnyadenganteksaslinya (constitution
textuse).Inilahtugasutamafilologi, yaitumelaluikritikteksmemurnikanteks.Teks
yang sudahdibersihkandarikesalahan-kesalahandantersusunkembalisepertisemuladapatdipandangsebagaitipemula
(arketip) yang
dapatdipertanggungjawaabkansebagaisumberuntukkepentinganberbagaipenilitiandalambidangilmu-ilmu
lain.
Langkahawalkritikteksadalahperbandinganteks.Sepertitelahdiuraikandalambagianterdahulu,
tekspadaumumnyadisalin-salindengantujuantertentu.Frekuensipenyalinannaskahbergantungpadasambutanmasyarakatterhadapsuatunaskah.Dalamhaliniteksprofan
yang dianggapmilikbersama,
frekuensitinggipenyalinanmenunjukkanbahwanaskahitusangatdigemari,
sedangkanapabilaterjadisebaliknyamerupakanpetunjukkurangpopulernyasuatunaskah.
Berlawanan dengan teks profan, teks sakral yang mungkin merupakan milik
kraton dan hanya dibaca dikalangan kraton aja tidak (banyak) disalin sebab
dipandang kesakralannya berkurang karena penyalinan itu. Kalauteksitudisalin,
harusdilakukansetelitimungkindanpenyalinnyatidaksembarang orang.Ramayan,
tekskakawinjawakuna yang paling tuadanberasaldariabad ke-9
itudipandangsakral.Sungguhpundemikian, teksitukarenafungsinya yang
didaktissangatdigemarisehinggakerap kali disalin.Akibatnya,
teksterdapatdalamsejumlahnaskah,
tetapitampaknyateksdisalindengancukuptelitikarenabacaannyasama.
Perbedaankecil-kecil yang
adadisebabkansalahbacaataukekeliruan.Memangnaskah-naskahkakawinumumnyamenunjukkankeseragamaantradisi
yang cukupkuatkarenaparapenurunnyadengan rasa
hormatinginmenyelamatkankaryapencipta-penciptannya.
Olehkarenaitupenyalinanberulang
kali, makaterdapatbanyaknaskahdenganjudul yang sama.
Kandungannyamenunjukkanberbagaivariasisesuaidengansambutanpenyalin.Bahkanjudul
pun adakalanyadiubah, misalnya, hikayatsimiskin- hikayatmarakarmah,
salasilahnegerikedahdarulaman,-hikayatmerongmahawangsa.
Dalam hal ini,apakah hanya judul aja yang diubah, sedang isi nya tetap sama
atau isi disesuaikan dengan perubahan judulperlu diteliti lebih lanjut.
Ketidaksamaan dalam berbagai lapisan teks, sengaja atau tidak Karena
penyalinan, menimbulkan usaha memurnikan teks seperti yang giat dilakukan pada
zaman humanism di eropa ketika orang ingin menemukan kembali tradisi kalsik
dengan mencari teks yang dipandang asli, terutama teks alkitab untuk mengetahui
firman tuhan semurni mungkin. Orang
inginmemahamimaksuddanmaknanaskah-nasskahkuno yang
dipandangkeramatdanditulisdalambahasa yang
sudahtidakdipakailagidalamkehidupanmereka.
Di Indonesia
pun terlihatberbagaibuktibahwapenurunannaskah-naskahdilakukandengantujuanmenyelamatkandansekaligusmerusakteksasli.Denganadanyakorupsiinikritikteksdenganberbagaimetodeberusahamengembalikantekskebentukaslinyasebagaimanadiciptakanolehpenciptanya.Teksinidipandangotentikuntukdikajilebihdalamdariberbagaisegidansudutpandang,
asalpengkajiannyatetapmengindahkannorma-normanyasebagaisastra.
Olehkarenastudifilologieratkaitannyadenganstudisastra,
perludijelaskandalamhubungannyadengankritik, apa pula yang
dimaksudkritiksastra. Objekpenelitiankritiksatraadalahkaryasastra yang
langsungdianalisis, dipertimbangkanbaikburuknya,
bernilaiseniatautidak.Kritiksastramenunjukkanselerasastra yang
baiksehinggakesusatraannyatumbuhsegardanberkembangbaik.
Dengandemikinkritiksastramembanuperkembangankesusastraan.
Di sampingitu,
kritiksastramemberipenenrangankepadamasyarkatpembaca agar
pembacadapatlebihjelasmemahamikaryasastraparasastrawan.Pemahaman yang
baikmenumbuhkanpenghargaanterhadapkaryasastra.Denganaadanyakritiksastramemperhalusbudi,
mempertajamkejujuran, memperdalamperikemanusiaan.
2 Transliterasi
Transliterasi artinya penggantian jenis
tulisan, huruf demi huruf dari abjat yang satu ke abjat yang lain. Istilah ini
dipakai bersama-sama dengan istilah transkripsi dengan pengertian yang sama
pada penggantian jenis tulisan naskah. Penggantian jenis tulisan pada prasasti
umumnya memakai istilah transkipsi. Apabila istilah transkripsi dibedakan dari
istilah transliterasi maka transkrikpsi diartikan sebagai salinan atau turunan
tanpa mengganti macam tulisan (hurufnya tetap sama).
Edward (2002: 3) berpendapatbahwa
“naskahadalahsemuatulisantanganpeninggalannenekmoyangpadakertas, lontar,
kulitkayu, danrotan”.Baried (1994: 54) berpendapatbahwa
“naskahadalahhasiltulisantangan yang
menyimpanberbagaiungkapanpikirandanperasaansebagaihasilbudayabangsamasalampau”.Olehkarenaitu,
Naskahmerupakandokumenbangsa yang paling menarikuntukdigali
dandikajibagiparapenelitikebudayaan lama karenamemberikaninformasiluasberupasejarahdanberbagaiilmudibandingkanpeninggalan
yang lainnya.
Mengenai transkipsi pedoman umum
penbentukan istilah (1975) memberikan batasan pengubahan teks dari satu
ejaan kedalam ejaan yang lain (alih ejaan) dengan tujuan menyerahkan lafal bunyi
unsur bahasa yang bersangkutan, misalnya:
Coup d’etat.........kudeta
Psychology........psikologi.
Dalam hal penyalinan kata-kata asing seperti contoh di atas dapatlah
kiranya dipakai pedoman salinan disesuaikan dengan lafal dan ejaan dalam bahasa
indonesia.
Transliterasi sangat penting untuk memperkenalkan teks lama yang tertulis
dengan huruf daerah karena kebanyakan orang yang tidak mengenal atau tidak
akrab lagi dengan tulisan daerah. Dalam melakukan transliterasi, perlu diikuti
pedoman yang berhubungan dengan pemisahan dan pengelompokan kata, ejaan, dan
pungtuasi. Sebagaimana diketahui, teks-teks lama ditulis tanpa memperhatkan
unsur-unsur tata tulis yang merupakan kelenkapan wajib untuk memahami teks. Hal
ini berkaitan dengan gaya penceritaan yang mengalir terus karena dulu teks
dibawakan atau dibacakan pada peristiwa-peristiwa tertentu untuk dihayati dan
dinikmati bersama-sama, penulisan kata-kata yang tidak memindahkan pemisahan
serta penempatan tanda baca yang tidak tepat dapat menimbulkan arti yang
berbeda sedangkan perinsip dasar ejaan adalah keajegan disamping mengikuti
ejaan yang sudah dibakukan.
Berdasarkan
edisi-edisi yang pernah ada, terdapat beberapa metode kritik teks, baik untuk
naskah jamak maupun naskah tunggal. Dikarenakan dalam penelitian ini
naskah yang berhasil ditemukan hanya satu buah, maka metode yang
digunakan adalah metode edisi naskah tunggal, meliputi:
a)
Edisi diplomatik, yaitu menerbitkan satu naskah
seteliti-telitina tanpa mengadakan perubahan. Edisi diplomatik yang baik adalah
hasil pembacaan yang teliti oleh seorang pembaca yang ahli dan berpengalaman.
Metode ini paling murni, karena tidak ada unsur campur tangan dari pihak
editor. Namun dari segi praktis kurang membantu pembaca.
b)
Edisi standar, yaitu menerbitkan naskah dengan
membetulkan keslahan-kesalahan kecil dan ketidak ajegan, sedang ejaanya
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku yaitu sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan. Semua perubahan yang diadakan dicatat di tempat yang khusus,
agar selalu dapat diperiksa dan diperbandingkan dengan bacaan naskah, sehingga
masih memungkinkan penafsiran lain oleh pembaca.
Berdasarkan pedoman, teransliterasi harus memperhatikan ciri-ciri teks asli
sepanjang hal itu dapat dilaksanakan karena penafsiran teks yang bertanggung
jawab sangat membantu pembaca dalam memahami teks. Lebih bermanfaat lagi bagi
peminat dari daerah lain dinusantara apabila teks yang sudah di transliteraskan
diterjemahkan kedalam bahasa indonesia, kecuali teks yang berbahasa indonsia.
Dalam menejemahkan dipakai meode harfiyah apabila mungkin dan metode bebas
apabila mutlak perlumenjaga segala kemurnian lapisan penciptaan teks dalam
bahasa asalnya.
3.
Perbandingan teks
Seperti
yang telah disebutkan lebih dulu pada umumnya suatu teks diwakili oleh lebih
dari satu naskah yang tidak selalu sama bacaanya atau yang berbeda dalam
berbagai hal. Untuk menentukan teks yang paling dapat dipertanggung jawabkan
sebagai dasar suntungan naskah perlu diadakan perbandingan naskah.
Langkah
pertama yang harus disebutkan terlebih dahulu pada umumnya suatu teks diwakili
oleh lebih dari satu naskah yang tidak selalu sama bacaannyayang berbeda dalam
berbagai hal. Untuk menentukan teks yang paling dapat dipertangung jawabkan
sebagai dasar suntinga naskah perlu diadakan perbandingan naskah. Langkah
pertama yang harus dilakukan ialah membaca dan menilai (resensi) semua
naskah yang ada, mana yang dapat dipandang sebagai naskah objek penelitian dan
mana yang tidak. Apabila jelas diketahui dari berbagai keterangan yang terdapat
didalam dan diluar suatu teks bahwa teks itu disalin dari teks lain dan tidak
menunjukan kekhususan apapun maka teks ini dapat disisikan karena dipandang
tidak ada gunanya dalam penentuan teks dasar suntingan. Penyisihan teks copy
ini disebut eliminasi. Teks-teks yang telah dapat dipakai untuk
penelitian selanjutnya diperiksa keasliannya (eksaminasi): apakah ada korup,
apakah ada bagian dari teks yang ditanggalkan (lakuna) apakah da tambahan
(interpolasi) dari penyalinan-penyalinan kemudian, dan ketidak sempurnaan
lain-lainnya. Disamping itu dari bacaan teks-teks lain dicatat semua tempat
yang berbeda. Bacaan yang berbeda itu disebut varian. Untuk mentat apakah
varian itu berasal dari teks asli ataukah merupakan penyimpangan dapat di
runut, antara lain melalui pemerikaan kecocokan metrum dalam teks puisi,
kesesuaian dengan teks cerita, gaya bahasa, latar belakang budaya, atau
sejarah. Pada varian kata perlu diamati apakah kata itu hanya terdapat ditempat
lain atau merupakan gjala tersendiri rtinya kata itu hanya terdapat pada tempat
itu saja (hapax). Varian yang tidak memenuuuhi kriteria di atas dapat dianggap
salah. Penyimangan kadang-kadang terdapat pula pada cara penyajian yang
mengakibatkan perbedaan asasi jalan cerita (versi).
Dalam
menghadapi naskah dalam jumlah besar, maka langah berikut setelah sesuai naskah
dibandingkan adalah mengelompokannya dalam beberapa versi. Anggota dalam tiap
kelompok dibandingkan. Kemudian ditentukna hubungan antara satu kelompok dan
kelompok yang lain untuk memperoleh gambaran garis keturunan versi-versi dan
naskah-naskah. Selanjutnya, di tentukan metode kritiks teks yang paling sesuai
dengan hasil perbandingan teks.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Langkahawalkritikteksadalahperbandinganteks.Sepertitelahdiuraikandalambagianterdahulu,
tekspadaumumnyadisalin-salindengantujuantertentu.Frekuensipenyalinannaskahbergantungpadasambutanmasyarakatterhadapsuatunaskah.Dalamhaliniteksprofan
yang dianggapmilikbersama,
frekuensitinggipenyalinanmenunjukkanbahwanaskahitusangatdigemari,
sedangkanapabilaterjadisebaliknyamerupakanpetunjukkurangpopulernyasuatunaskah.
Olehkarenastudifilologieratkaitannyadenganstudisastra,
perludijelaskandalamhubungannyadengankritik, apa pula yang
dimaksudkritiksastra. Objekpenelitiankritiksatraadalahkaryasastra yang
langsungdianalisis, dipertimbangkanbaikburuknya, bernilaiseniatautidak.Kritiksastramenunjukkanselerasastra
yang baiksehinggakesusatraannyatumbuhsegardanberkembangbaik.
Dengandemikinkritiksastramembanuperkembangankesusastraan.
Dalam
menghadapi naskah dalam jumlah besar, maka langah berikut setelah sesuai naskah
dibandingkan adalah mengelompokannya dalam beberapa versi. Anggota dalam tiap
kelompok dibandingkan. Kemudian ditentukna hubungan antara satu kelompok dan
kelompok yang lain untuk memperoleh gambaran garis keturunan versi-versi dan
naskah-naskah. Selanjutnya, di tentukan metode kritiks teks yang paling sesuai
dengan hasil perbandingan teks.
B. DAFTAR PUSTAKA
·
Baried, St Baroroh, dkk. 1994. Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta:
BPPF Seksi Filologi Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada.
·
Djamaris, Edwar. 1997. Filologi dan Cara Kerja Filologi. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
·
Ikram, Achadiati. 1997. Filologi Nusantara. Jakarta: Pustaka Jaya
·
Lubis, Nabila. 1996. Metode, Kritik Teks dan Penelitian Filologi. Jakarta:
Forum Kajian Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab IAIN
Jakarta.
kok sedikit sekali?
BalasHapusuntuk membaca bukunya yang lengkap bisa hub langsung
BalasHapus