PEMBAHASAN (ADZAN, IQAMAH, DZIKIR, DO’A, QUNUT)



BAB II
PEMBAHASAN (ADZAN, IQAMAH, DZIKIR, DO’A, QUNUT)

A. Konsep Adzan
1.    Pengertian Adzan
Adzan secara bahasa artinya pemberitahuan atau seruan, sedangkan menurut istilah adzan adalah seruan untuk mengajak orang mendirikan sholat.[1]Adzan dikumandangkan dengan menggunakan kalimat-kalimat tertentu. Apabila waktu salat telah tiba, seorang laki-laki disunahkan untuk mengumandangkan adzan. Tujuannya selain memberitahukan waktu salat juga merupakan ajakan. Agar kaum muslimin mengerjakan salat fardu berjamaah.[2]Adzan dikumandangkan di masjid atau di musala. Orang yang mengumandangkan azan disebut Muadzin.[3]
Adzan hukumnya fardu kifayah bagi kaum laki-laki yang mukim dan sunah hukumnya bagi orang yang salat sendirian dan yang sedang dalam perjalanan. Bagi kaum perempuan, adzan hukumnya makruh. Adzan tidak boleh dikumandangkan sebelum masuk waktu salat, kecuali salat subuh, adzan pertama untuk salat subuh boleh dikumandangkan setelah lewat tengah malam. Untuk salat sunah, tidak disunahkan adzan atau iqamah. Contohnya: salat Iedul Fitri atau pun salat Iedul Adha maupun salat-salat sunah rawatib.[4]
Adzan mulai disyariatkan pada tahun kedua hijriah. Usul Umar bin Khattab agar ditunjuk seseorang untuk menjadi muazin diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Bilal, sahabat Nabi Muhammad SAW ditunjuk sebagai muazin setelah menirukan lafal adzan yang diketahui Abdullah bin Zaid melalui mimpinya. Rupanya, Umar bin Khattab juga mengalami mimpi yang serupa.

2.    Lafal Adzan
a.    Lafal adzan shalat dzuhur, asar, magrib, dan isya’.
Jawaban Adzan
Lafal Adzan
اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر(2x)
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّالله
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّالله(2x)
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan, selain Allah
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan, selain Allah
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُاللهِ
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُاللهِ(2x)                     
Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah
Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah
لاَحَوْلَوَلاَقُوَّةَاِلاَّبِالّلهِالْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ(2x)    
Marilah salat
Marilah salat
لاَحَوْلَوَلاَقُوَّةَاِلاَّبِالّلهِالْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ(2x)     
Marilah menuju keberuntungan
Marilah menuju keberuntungan
اَللهُ اَكْبَر , اَلله اَكْبَر
اَللهُ اَكْبَر , اَلله اَكْبَر(1x)   
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
 لاَ إِلَهَ إِلاَّالله
لاَ إِلَهَ إِلاَّالله(1x)                 
Tiada Tuhan selain Allah
Tiada Tuhan selain Allah

b.    Lafal adzan shalat shubuh adalah sebagai berikut
Jawaban Adzan
Lafal Adzan
اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر(2x)
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّالله
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّالله(2x)
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan, selain Allah
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan, selain Allah
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُاللهِ
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُاللهِ(2x)                     
Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah
Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah
لاَحَوْلَوَلاَقُوَّةَاِلاَّبِالّلهِالْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ(2x)
Marilah salat
Marilah salat
لاَحَوْلَوَلاَقُوَّةَاِلاَّبِالّلهِالْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ(2x)
Marilah menuju keberuntungan
Marilah menuju keberuntungan
صَدَقْتَوَبَرَرْتَوَاَنآعَلى ذَالِكَمِنَالشَّاهِدِيْنَ
اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْم(2x)
Benardanbaguslahucapanmuitudanakuatas yang demikianitutermasukotang-orang yang menyaksikan
Sholat itu lebih baik dari pada tidur
اَللهُ اَكْبَر , اَلله اَكْبَر
اَللهُ اَكْبَر , اَلله اَكْبَر(1x)
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
 لاَ إِلَهَ إِلاَّالله
لاَ إِلَهَ إِلاَّالله(1x)                 
Tiada Tuhan selain Allah
Tiada Tuhan selain Allah

3.    Doa Setelah Adzan
Setelah adzan selesai dikumandangkan, baik bagi Mu'adzindan orang yang mendengarnya disunahkan membaca doa setelah adzan, yaitu:[5]
اَللهُمَّ رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ التَّآمَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَآئِمَةِ، آتِمُحَمَّدَانِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ الْعَالِيَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًامَحْمُوْدَانِ الَّذِىْ وَعَدْتَهُ اِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيْعَادَ
Artinya:
Ya Allah Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan shalat yang didirikan, berilah junjungan kami Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi dan angkatlah dia pada tempat yang terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan, sesungguhnya Engkau Ya Allah Dzat yang  tidak akan mengubah janji.

4.    Syarat-Syarat Adzan
Syarat-syarat adzan adalah sebagai berikut.[6]
a.    Setelah waktu salat tiba.
b.    Dilafalkan secara tertib (berurutan).
c.    Antara lafal-lafal adzan tidak boleh dipisah-pisahkan dalam jarak waktu yang lama.
d.   Lafal-lafal adzan dengan bahasa arab.
e.    Dapat didengar oleh sebagian atau dapat didengarkan sendiri bila sendirian (munfarid).

5.    Adab Ketika Mengumandangkan Adzan
Ada beberapa adab saat melaksanakan azan. Baik bagi yang melafalkan adzan (Muadzin), maupun bagi yang mendengarkannya. Adab melaksanakan adzan adalah sebagai berikut.[7]
a.    Bagi Muadzin :
1)   Beragama Islam,
2)   Mumayiz atau berakal.
3)   Suci dari hadas dan najis.
4)   Menghadap kiblat ketika mengumandangkan adzan.
5)   Ketika membaca hayya alas-shalah muadzin menghadapkan muka dan dada ke kanan. Ketika membaca hayya ‘‘alal-falah  menghadapkan muka dan dada ke sebelah kiri.
6)   Mengumandangkannya dengan suara lantang. Sebaiknya dipilih yang bersuara merdu. Agar hati orang yang mendengar azan merasa terpanggil.
7)   Posisi kedua telapak tangan disunahkan menempel di telinga
8)   Tidak boleh berbicara ketika mengumandangkan azan
9)   Membaca اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْم dua kali sesudah membaca hayya alal-falah pada saat azan subuh.
10)         Muadzin berdiri di tempat yang lebih tinggi.[8]
b.   Bagi Pendengar
1)   Selama adzan berkumandang, mendengarkannya dengan khidmat.
2)   Mengikuti bacaan seperti yang diucapkan muadzin dengan suara rendah. Kecuali setelah muazin membaca “hayyaalas-shalah” dan hayya alal-falah, maka yang mendengarkan mengucapkan:
لاَحَوْلَوَلاَقُوَّةَاِلاَّبِالّلهِالْعَلِيِّ الْعَظِيْم
3)   Ketika muadzin membaca pada adzan subuh , yang mendengarkan membaca:
صَدَقْزتَوَبررْتَوَاَنآعَلى  ذَالِكَمِنَالشَّاهِدِيْنَ

B. Konsep Iqomah
1.      Pengertian Iqomah
Iqamah berasal dari bahasa Arab, dari kata Aqama ( اَقَامَ ) - Yuqimu( يُقِيْمُ ) - Iqamatan ( اِقَامَةً ).[9]  Iqamah artinya menegakkan. Iqamah dikumandangkan ketika akan melaksanakan salat fardu, iqamah adalah tanda salat segera dimulai, baik dikerjakan sendirian atau berjamaah, baik laki-laki ataupun perempuan. Iqamah sebaiknya dikumandangkan oleh orang yang mengumandangkan azan.
Setelah adzan dikumandangkan, kita tidak langsung mengerjakan salat fardu, kita disunahkan mengerjakan salat sunah rawatib. Setelah itu barulah kemudian dikumandangkan iqamah. Apabila Iqamah dikumandangkan hendaklah kita segera berdiri untuk bersiap-siap mengambil tempat untuk salat. Kita harus berbaris (shaf) lurus dan rapat dengan jamaah lainnya apabila salat dilakukan secara berjamaah. Jangan ribut dan gaduh. Ambil tempat di barisan yang masih kosong. Hindari membuat barisan (shaf) baru sebelum barisan yang ada di depan penuh.[10]

2.      Lafal Iqomah
Lafal azan dan iqamah tidak jauh berbeda. Perbedaannya ada pada jumlah pengucapan lafal dan ada satu lafal yang berbeda. Lafal yang berbeda, yaitu lafalالصَّلاَةِقَدْقَا مَتِمَتِ الصَّلاَةقَدْقَاyang diucapkan setelah lafalحَيَّعَلَى الْفَلاَح
   Seperti halnya adzan, iqamah juga harus dilafalkan dalam bahasa Arab dengan kalimat-kalimat yang    dicontohkan Nabi Muhammad saw. Urut-urutan lafal iqamah:[11]

Jawaban Iqomah
Lafal Iqomah
اَللهُ اَكْبَر , اَلله اَكْبَر
اَللهُ اَكْبَر , اَلله اَكْبَر (1x)           
Allah Maha Besar
Allah Maha Besar
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّالله
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّالله   (1x)       
Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah
Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُاللهِ
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُاللهِ (1x)  
Aku bersaksi sesungguhnya nabi Muhammad itu utusan Allah
Aku bersaksi sesungguhnya nabi Muhammad itu utusan Allah
لاَحَوْلَوَلاَقُوَّةَاِلاَّبِالّلهِالْعَلِيِّ الْعَظِيْم
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ(1x)            
Tidak ada daya dan upaya melainkan Allah
Mari kita menegakkan salat
لاَحَوْلَوَلاَقُوَّةَاِلاَّبِالّلهِالْعَلِيِّ الْعَظِيْم
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ(1x)             
Tidak ada daya dan upaya melainkan Allah
Mari kita meraih kemenangan
اَقَامَهَااللهُ وَ اَدَا مَهَامَادَامَتِ السَّموَاتُ وَالاَرضُ

قَدْقَامَتِالصَّلاَةِقَدْقَامَتِالصَّلاَة(2x)                                 
Semoga Allah mendirikanshalatitudengankekalnya, dansemoga Allah menjadikanakuinidarigolongan orang yang sebaik-baiknyaahlishalat.
Benar-benar salat itu telah ditegakkan
اَللهُ اَكْبَر , اَلله اَكْبَر
اَللهُ اَكْبَر , اَلله اَكْبَر  (1x)           
Allah maha besar, Allah maha besar
Allah maha besar, Allah maha besar
لاَ إِلَهَ إِلاَّالله
لاَ إِلَهَ إِلاَّالله  (1x)                    
Tiada Tuhan selain Allah
Tiada Tuhan selain Allah

3.Hikmah Bacaan-Bacaan Adzan Dan  Iqamah
Dalam bacaan-bacaan azan maupun iqamah terdapat hikmah dan manfaat, baik dari segi ibadah maupun syariat dan akidah atau keyakinan. Di antara hikmah dan manfaat dari kandungan bacaan azan dan iqamah, yaitu:[12]
1.    Bacaan takbir menegaskan bahwa Allah swt. adalah zat yang sempurna dan mahaagung.
2.    Bacaan syahadat tauhid menegaskan bahwa Allah swt. sajalah yang berhak disembah dan beribadah kepada-Nya.
3.    Bacaan syahadat Rasul menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw. benar-benar utusan Allah swt.
4.    Bacaan dalam lafal ajakan salat memberitahukan umat Islam untuk melaksanakan salat berjamaah di masjid.
5.    Bacaan dalam lafal ajakan menuju kemenangan menunjukkan bahwa umat Islam yang melaksanakan salat akan menemui kemenangan di akhirat, yaitu menempati surga yang disediakan oleh Allah.
6.    Bacaan: “Qad qamatis-salah (tu)” memberitahukan kepada para jamaah salat bahwa salat jamaah akan segera dimulai.
7.    Bacaan tahlil menegaskan kembali bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan diibadahi, tidak ada yang lain.

C. KonsepDzikir
1.    PengertianDzikir
Dzikir menurut bahasa artinya ingat, sebutan, atau pujian. Berzikir kepada Allah berarti mengingat Allah Swt. dengan mengucapkan bacaan atau lafal-lafal tertentu.[13]Dzikir disebut juga wirid. Dzikir dilakukan dengan hati dan lisan.[14] Bacaan yang biasa dilafalkan ketika berdzikir, yaitu kalimah tayyibah atau Asmaul Husna. Kalimahtayyibah misalnya istighfar, tasbih, tahmid, dan tahlil.
Sebagai alat komunikasi dengan Tuhan, dalam berdzikir, kita harus dengan hati yang ikhlas, tenang, dengan suara yang lembut, serta khusyuk. Dzikir berfungsi untuk menenangkan jiwa, untuk mendapatkan perlindungan, meningkatkan keimanan dan untuk mendapatkan kebahagiaan dari Allah.Dzikir juga bertujuan untuk memberikan optimisme dalam kehidupan sehari-hari dan perasaan aman karena mendapat perlindungan dari Allah.Dzikir bisa dilakukan di mana saja asalkan di tempat yang suci terhindar dari kotor dan najis.[15]
Dzikir merupakan perbuatan orang beriman. Melakukan dzikir setelah salat merupakan suatu kebiasaan yang baik dan sangat dianjurkan. Orang yang sering berdzikir digolongkan sebagai orang yang beruntung. Keuntungan melakukan dzikir secara khusyuk, yaitu semakin mendekatkan diri kepada Allah, hati akan menjadi tenang, dan mendapatkan ampunan serta pahala dari Allah Swt.

2. Perintah Berdzikir Kepada Allah
Sebagai umat Islam yang Allah ciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya sudah sepantasnya kita berzikir dan mengingat kepada Allah Swt. Dialah Dzat yang telah banyak memberikan berbagai karunia dan nikmat kepada kita. Janganlah kita menjadi manusia yang lupa kepada Allah dan sombong dengan kelemahan kita. Dan perlu kita ingat, bahwa berzikir kepada Allah Swt. akan dapat menenteramkan hati. Allah Swt. telah memerintahkan kepada kita agar senantiasa berzikir dan mengingat-Nya. Allah Swt. berfirman dalam surah Ar-Ra’d ayat 28 sebagai berikut.[16]
Artinya :“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”. (Q.S. Ar-Ra‘d (13) : 28).

3. Cara berdzikir
                   Cara berzikir ada tiga, yaitu:[17]
1.    Dzikir bil-qalbi (dzikir dengan hati) yaitu meyakini dalam hati tentang kekuasaan, keesaan, dan kemaha sempurnaan Allah SWT.
2.    Dzikir bil-lisan (dzikir dengan lidah) yaitu mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, seperi lafal tasbih ,tahmid dan kalimat tahlil.
3.    Dzikir bil-jawariyah (dzikir dengan perbuatan) yaitu dengan melaksanakan apa-apa yang telah diperintahkan dan meninggalkan apa-apa yang telah dilarang.


4. Bacaan Dzikir
a)    Membaca istighfar                                      استغفرالله العظيم                   
b)   Membaca tasbih                                          سبحا ن الله
Tasbih artinya menyucikan Allah. Dengan membaca tasbih berarti kita telah menyucikan Allah dan kekuasaan-Nya.[18]
c)    Membaca tahmid                                        الحمد لله
Arti tahmid adalah pujian. Yang pantas kita uji hanyalah Allah. Dengan membaca tahmid berarti kita bersyukur atas segala nikmat Allah swt. yang diberikan kepada kita.[19]
d)   Membaca takbir                                          الله اكبر
Bertakbir yaitu mengakui kebesaran Allah. Dengan bertakbir berarti kita mengakui bahwa Allah Mahabesar. Allah berkuasa atas makhluk-Nya. Sehingga pantaslah bagi kita untuk mengagungkan Allah swt. dengan cara bertakbir.[20]
e)    Membaca tahlil                                           لااله الاالله

D. KonsepDo’a
1. Berdo’a
     Berdoa artinya memohon, meminta, berharap. Berdoa adalah memohon kepada Allah swt. Allah swt. akan mengabulkan doa hamba-Nya. Hamba yang bersungguh-sungguh dalam berdoa. Berdoa dapat mendekatkan diri kepada Allah. Berdoalah setiap selesai salat. Berdoa dengan memuji dan memohon. Memuji semua nikmat yang diberikan-Nya. Dan memohon untuk semua keinginan kita.[21]

2. Adab Berdoa
                   Ada beberapa adab dalam berdoa. Agar doa menjadi sarana untuk menyucikan jiwa, antara lain:
a.    Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis.
b.    Meyakini bahwa Allah Mahakuasa mengabulkan doa.
c.    Menghadap ke kiblat ketika berdoa. Berdoa dengan mengangkat kedua tangan. Berdoa cukup dengan merendahkan suara.
d.   Memulai dengan menyebut nama Allah. Dilanjutkan dengan bersalawat kepada Rasulullah saw.
e.    Menyucikan hati dari berbagai dosa.
f.     Tidak meminta hal-hal yang diharamkan agama.
g.    Mengawali dengan bacaan istigfar dan kalimat tayibah.
h.    Mendoakan orangtua dan kaum Muslimin.
i.      Bersikap tenang, khusyuk, dan ikhlas.
j.      Meninggalkan perbuatan buruk dan mungkar.
k.    Tidak berputus asa sebelum dikabulkan.
l.      Mengakhiri doa dengan bacaan hamdalah

3. Waktu Terbaik dan Mustajab untuk Berdoa
     Semua waktu baik untuk berdoa. Namun, ada waktu-waktu yang mustajab. Mustajab untuk berdoa kepada Allah swt.. Di antaranya waktu itu adalah:[22]
a.    Setelah menunaikan salat. Baik salat fardu maupun sunah.
b.    Di antara adzan dan iqamah.
c.    Sepertiga malam yang terakhir.
d.   Pada tiap malam bulan Ramadan.
e.    Pada saat berbuka puasa.
f.     Pada saat iktikaf di masjid.
g.    Pada saat sujud dalam salat.
h.    Setelah membaca Kitab Al-Qur’an.
i.      Pada saat minum air zam-zam.

4. Ada beberapa orang yang berdoa yang selalu diterima oleh Allah Swt., yaituantara lain:[23]
a.    Doa orang yang sedang menunaikan ibadah haji
b.    Doa orang yang sedang sakit
c.    Doa seseorang untuk orang lain yang tidak ada di dekatnya
d.   Doa seorang imam yang adil lagi bijaksana
e.    Doa orang yang teraniaya
f.     Doa orang tua untuk anaknya
g.    Doa orang yang sedang dalam perjalanan (musafir)
h.    Doa orang yang sedang berpuasa
i.      Doa orang yang banyak menghabiskan waktunya untuk berzikir mengingat Allah Swt.
5. Bacaan Do’a[24]
a. Do’a pujian kepada Allah
Artinya: “Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Puji-pujian yang amat mencukupi segala nikmat-nikmat-Nya dan yang melengkapi segala tambahannya. Wahai Tuhan kami, untuk Engkaulah segala puji sebagaimana yang layak bagi kemuliaan kekuasaan Engkau, dan kebesaran kerajaan Engkau”.
b. Do’a memohon petunjuk dan rahmat Allah
Artinya: “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia”).
c. Doa memohon ilmu yang bermanfaat dan rezeki yang baik
Artinya: Wahai Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, amalan yang diterima dan rezeki yang baik.
d. Doa untuk kedua orang tua
Artinya: “Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan kasihanilah kedua orang tuaku, sebagaimana mereka telah mengasihi aku ketika aku masih kecil”.

e. Doa memohon kebaikan dunia dan akhirat
Artinya: Wahai Tuhan kami, berilah kami di dunia akan kebaikan dan di akhirat akan kebaikan, serta jauhkanlah kami dari siksa api neraka.
f. Doa dzikir sebagai penutup semua doa
Artinya: Maha Suci Engkau Tuhan, Tuhan Yang Maha Mulia, suci dari apa yang disifatkan oleh orang kafir. Dan semoga kesejahteraan bagi para rasul serta segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.

E. KonsepQunut
1. PengertianQunut
Qunut merupakan doamemohonkepada Allah agar terhindardarimarabahaya. Dan dilakukan di waktuI’tidal, berdiridariruku’ padarakaatterakhir. Qunut berasal dari kata dalam bahasa arab (قنوت) yang berarti merendahkan diri, tunduk atau ta’at kepada Allah SWT. Di dalam bacaan qunut mengandung ada ungkapan permohonan petunjuk kepada Allah, perlindungan, kesehatan dan lain-lain.
DoaQunutbiasadilakukanNabiapabila di masyarakatterjadigangguan, misalnyaperang, wabahpenyakitdan lain sebagainya.Dan dilakukanpadasetiapwaktushalat, baikdzuhurdansubuhdan lain sebagainya.[25]

2. Hukum Membaca Qunut Dalam Sholat Subuh
Bacaan qunut dalam sholat subuh ada yang membolehkan (Disunnahkan) membacanya, ada juga yang tidak membolehkan(Tidak Disunnahkan).[26]
a. Tidak Disunnahkan (tidak boleh)
            Menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad bin Hanbal, membaca Qunut tidak disunnahkan dalam shalat shubuh.Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Ibnu Mas’ud, Dalam hadits tersebut diterangkan bahwa Nabi membaca qunut selama 1 bulanpenuh dalam sholat fajar bagi orang-orang yang masih hidup, lalu beliau tidak membacanya lagi atau meninggalkannya setelah itu.
عَن ابنُ مَسعُودِ: أَنَّهُ عَلَيهِ السَّلاَمَ قَنَتَ فِي صَلاَةِ الفَجرِ شَهرٍاثُمَّ تَرَكَهُ(رَوَاه مُسلِمٌ)
 “DiriwayatkanolehIbnuMas’ud: BahwaNabi SAW. Telahmelakukandoaqunutselamasatubulanuntukmendoakanatas orang-orang Arab yang masihhidup, kemudianNabi SAW. Meninggalkannya.(HR. Muslim)

b. Disunnahkan (Boleh)
               Menurut Imam Malik dan Imam Syafi’i, membaca Qunut disunnahkan dalam shalat shubuh. Tetapimenurut Imam Malik membaca Qunutdisunnahkantersebut dengan syarat membaca secara pelan-pelan.Di dalam madzab Syafi’i sudah disepakati bahwa membaca doa Qunut dalam shalat subuh pada I’tidal rakaat kedua adalah Sunnah Ab’ad. Artinya diberi pahala bagi yang mengerjakannya dan bagi yang lupa mengerjakannya disunnahkanuntukmelakukan dengan sujud  sahwi. Hal ini sebagaimana dikutip oleh KH.Muhyiddin Abdusshomad dari kitab Al-Majmu’ oleh Imam Nawawi:
مَدهَبُنَا أَنَّهُ يُستَحَبُّ القُنُوتُ فِيهَا سَوَاءٌنَزلَت نَازِلَة أَم لَم تَنزِل وَبِهَدُا قَالَ أكثَرُ السَّلَفِ
     Dalam madzabkita(Syafi’i) disunnahkanmembaca Qunut pada waktu shalat subuh baik ketika turun bencana (musibah) atau tidak, inilahpendapatmayoritasulama’ salaf.
               Hal itu berdasarkan hadits nabi yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah meninggalkan qunut selama hidup beliau dalam setiap sholat shubuh hingga beliau wafat.Seperti diriwayatkan Imam Ahmad dari sahabat Anas Bin Malik :
مَازَالَ رَسُولُ اللهِ يَقنُتُ فِي الفَجرِ حَتَّي فَا رَقَ الدُّنيَا (رواه بخارى مسلم)
 Rasulullah SAW. Tetapmelakukanqunutpadashalatfajr (shubuh) hinggabeliaumeninggaldunia.” (HR. Bukhari Muslim)        
         
3. BacaanDo’aQunut
            اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ, وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ, وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ, وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ, وَقِنِيْ بِرَحمَتِكَ شَرَّمَا قَضَيْتَ،فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ, وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ, وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ, تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ, فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْت, اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ, وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم
Artinya:
Ya Allah berilahakupetunjukseperti orang-orang yang telahEngkauberipetunjuk.Berilahakukesehatanseperti orang yang Engkauberikesehatan.Berilahberkahpadasegalaapa yang telahEngkauberikankepadaku. Dan peliharalahakudarikejahatan yang Engkaupastikan.Sesungguhnyatidaklahakanhina orang-orang yang telahEngkauberikekuasaan. Dan tidakakanmulia orang yang Engkaumusuhi. MakaberkahlahEngkaudanMahaluhurlahEngkau.Segalapujibagi-Mu atas yang telahengkaupastikan.Akumohonampundankembalilah (taubat) kepadaEngkau.Semoga Allah memberirahmat, berkahdansalamatasNabi Muhammad besertakeluarganya.[27]
     Sesuai hadist tentang qunut seperti telah disebutkan diatas bahwa membaca qunut subuh ada yangmengatakansunnahdantidak.Tetapi kedua pendapat tersebut, baik yang mengatakan sunnah atau tidak, sama-sama berdalil dengan hadits-hadits Rasulullah SAW.Hanya saja pendapat yang satunya berpandangan bahwa riwayat yang menerangkan bahwa Rasulullah SAW tidak membaca Qunut itu lebih kuat. Sementara pendapat yang satunya lagi berpendapat bahwa riwayat yang menerangkan bahwa Rasulullah SAW membaca Qunut justru yang lebih kuat.Namun sebagian besar ulama’ salaf seperti menurut Imam Nawawi mensunnahkan atau membolehkan membacanya pada raka’at ke 2 setelah I’tidal pada shalat subuh[28]


[1] Muhammad Imron, dkk, Pendidikan Agama Islam UntukSekolahDasarKelas V,(Jakarta: PusatKurikulumdanPerbukuanKementerianPendidikanNasional, 2011),53.
[2]Zaenal Mustopa dan Nandang Koswara, Pendidikan Agama Islam untuk SD Kelas V, (Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011),68.
[3]Asmuri dkk, Pendidikan Agama Islam 5,(Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011),57.
[4]E. Sudirman dan Andi Mulya, Mutiara Agama Islam pelajaran Agama Islam untuk Sekolah Dasar Kelas V, (Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011),54.
[5]M. AzkaDhiyaUlHaq, TuntunanSholatLengkap, (Kediri: Nusantara, Tt), 25.
[6]Ismail Ahmad dkk, Pendidikan Agama Islam  Untuk Sekolah Dasar Kelas V,(Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011),48.
[7]Zaenal Mustopa dan Nandang Koswara, Pendidikan Agama Islam untuk SD Kelas V,72-73.
[8]E. SudirmandanAndiMulya, Mutiara Agama Islam pelajaran Agama Islam,55.
[9]Asep Puji Syukur dkk, Ayo Mengaji 5 Pendidikan Agama Islam : SD Kelas V, (Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementarian Pendidikan Nasional, 2011),59.
[10]Sa’ronih dan Lia Syukriyah, Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Dasar Kelas V,  (Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011) ,53.
[11]Khusnul Imam dkk,  Belajar Mengamalkan Agama Islam Pendidikan Agama Islamuntuk SD IV,(Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011), 65.
[12]Syarifudin, Lilik Agus Suyanti,  Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar kelas V , (Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011) ,54.
[13]SekarGaluhEndahPinujiLawuningrumNurwahid, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PusatKurikulumdanPerbukuan, KementerianPendidikanNasional, 2011),  112.
[14]Asmuri, Siti Rofi’atun, Moh. Muchtarom, Pendidikan Agama Islam 4, (Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011), 122.
[15]Ngatmin Abbas, Dariyanto, Suratmi, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PusatKurikulumdanPerbukuan, KementerianPendidikanNasional, 2011), 111.
[16]Sa’ronih, Lia Syukriyah Sahroni, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011), 109.
[17]Asep Puji Syukur, Zakaria Lutfi, dan Hanjaeli, Ayo Mengaji 4 Pendidikan Agama Islam : SD Kelas IV, (Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011.), 113.
[18]Muhammad Zaid Su’di, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011), 113.
[19]Ibid., 113.
[20]Ibid., 113.
[21]Asmuri, SitiRofi’atun, Moh. Muchtarom, Pendidikan Agama Islam 4, 123.
[22]Ibid., 124.
[23]Sa’ronih, Lia Syukriyah Sahroni, Pendidikan Agama Islam, 111.
[24]SekarGaluhEndahPinujiLawuningrumNurwahid, Pendidikan Agama Islam , 118-120.
[25]M. Azka, TuntunanSholatLengkap, (Kediri: Nusantara, Tt), 45
[27][27]M. Azka, TuntunanSholatLengkap, (Kediri: Nusantara, Tt), 46.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

isim adad

BATAS AWAL DAN AKHIR PENDIDIKAN

KARAKTERISTIK TES YANG BAIK