PEMBAHASAN (ADZAN, IQAMAH, DZIKIR, DO’A, QUNUT)
BAB II
PEMBAHASAN (ADZAN, IQAMAH, DZIKIR, DO’A, QUNUT)
A. Konsep Adzan
1. Pengertian Adzan
Adzan
secara bahasa artinya pemberitahuan atau seruan, sedangkan menurut istilah
adzan adalah seruan untuk mengajak orang mendirikan sholat.[1]Adzan dikumandangkan dengan
menggunakan kalimat-kalimat tertentu. Apabila waktu salat telah tiba, seorang
laki-laki disunahkan untuk mengumandangkan adzan.
Tujuannya selain memberitahukan waktu salat juga merupakan ajakan. Agar kaum
muslimin mengerjakan salat fardu berjamaah.[2]Adzan dikumandangkan di
masjid atau di musala. Orang yang mengumandangkan azan disebut Muadzin.[3]
Adzan hukumnya fardu
kifayah bagi kaum laki-laki yang mukim dan sunah hukumnya bagi orang yang salat
sendirian dan yang sedang dalam perjalanan. Bagi kaum perempuan, adzan hukumnya
makruh. Adzan tidak boleh dikumandangkan sebelum masuk waktu salat, kecuali
salat subuh, adzan pertama untuk salat subuh boleh dikumandangkan setelah lewat
tengah malam. Untuk salat sunah, tidak disunahkan adzan atau iqamah.
Contohnya: salat Iedul Fitri atau pun salat Iedul Adha maupun salat-salat sunah
rawatib.[4]
Adzan mulai disyariatkan
pada tahun kedua hijriah. Usul Umar bin Khattab agar ditunjuk seseorang untuk
menjadi muazin diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Bilal, sahabat Nabi Muhammad
SAW ditunjuk sebagai muazin setelah menirukan lafal adzan yang diketahui
Abdullah bin Zaid melalui mimpinya. Rupanya, Umar bin Khattab juga mengalami
mimpi yang serupa.
2. Lafal Adzan
a. Lafal adzan
shalat dzuhur, asar, magrib, dan isya’.
Jawaban
Adzan
|
Lafal
Adzan
|
اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
|
اَللهُ
اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر(2x)
|
Allah Maha Besar, Allah Maha
Besar
|
Allah
Maha Besar, Allah Maha Besar
|
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ
إِلاَّالله
|
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّالله(2x)
|
Aku bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan, selain Allah
|
Aku bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan, selain Allah
|
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُوْلُاللهِ
|
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُاللهِ(2x)
|
Aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah
|
Aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan Allah
|
لاَحَوْلَوَلاَقُوَّةَاِلاَّبِالّلهِالْعَلِيِّ
الْعَظِيْمِ
|
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ(2x)
|
Marilah
salat
|
Marilah salat
|
لاَحَوْلَوَلاَقُوَّةَاِلاَّبِالّلهِالْعَلِيِّ
الْعَظِيْمِ
|
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ(2x)
|
Marilah
menuju keberuntungan
|
Marilah menuju
keberuntungan
|
اَللهُ اَكْبَر , اَلله
اَكْبَر
|
اَللهُ اَكْبَر , اَلله اَكْبَر(1x)
|
Allah
Maha Besar, Allah Maha Besar
|
Allah Maha Besar,
Allah Maha Besar
|
لاَ إِلَهَ
إِلاَّالله
|
لاَ إِلَهَ إِلاَّالله(1x)
|
Tiada
Tuhan selain Allah
|
Tiada Tuhan selain
Allah
|
b. Lafal adzan
shalat shubuh adalah
sebagai berikut
Jawaban
Adzan
|
Lafal
Adzan
|
اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
|
اَللهُ
اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر(2x)
|
Allah Maha Besar, Allah Maha
Besar
|
Allah
Maha Besar, Allah Maha Besar
|
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ
إِلاَّالله
|
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّالله(2x)
|
Aku bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan, selain Allah
|
Aku bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan, selain Allah
|
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُوْلُاللهِ
|
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُاللهِ(2x)
|
Aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah
|
Aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan Allah
|
لاَحَوْلَوَلاَقُوَّةَاِلاَّبِالّلهِالْعَلِيِّ
الْعَظِيْمِ
|
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ(2x)
|
Marilah
salat
|
Marilah salat
|
لاَحَوْلَوَلاَقُوَّةَاِلاَّبِالّلهِالْعَلِيِّ
الْعَظِيْمِ
|
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ(2x)
|
Marilah
menuju keberuntungan
|
Marilah menuju
keberuntungan
|
صَدَقْتَوَبَرَرْتَوَاَنآعَلى
ذَالِكَمِنَالشَّاهِدِيْنَ
|
اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْم(2x)
|
Benardanbaguslahucapanmuitudanakuatas yang
demikianitutermasukotang-orang yang menyaksikan
|
Sholat itu lebih baik dari pada
tidur
|
اَللهُ اَكْبَر , اَلله
اَكْبَر
|
اَللهُ اَكْبَر , اَلله اَكْبَر(1x)
|
Allah
Maha Besar, Allah Maha Besar
|
Allah Maha Besar,
Allah Maha Besar
|
لاَ إِلَهَ
إِلاَّالله
|
لاَ إِلَهَ إِلاَّالله(1x)
|
Tiada
Tuhan selain Allah
|
Tiada Tuhan selain
Allah
|
3. Doa Setelah Adzan
Setelah
adzan selesai
dikumandangkan, baik bagi Mu'adzindan
orang yang mendengarnya disunahkan membaca doa setelah adzan, yaitu:[5]
اَللهُمَّ رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ
التَّآمَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَآئِمَةِ، آتِمُحَمَّدَانِ الْوَسِيْلَةَ
وَالْفَضِيْلَةَ وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ الْعَالِيَةَ الرَّفِيْعَةَ
وَابْعَثْهُ مَقَامًامَحْمُوْدَانِ الَّذِىْ وَعَدْتَهُ اِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيْعَادَ
Artinya:
Ya Allah Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan shalat yang didirikan, berilah junjungan kami Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi dan angkatlah dia pada tempat yang terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan, sesungguhnya Engkau Ya Allah Dzat yang tidak akan mengubah janji.
Ya Allah Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan shalat yang didirikan, berilah junjungan kami Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi dan angkatlah dia pada tempat yang terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan, sesungguhnya Engkau Ya Allah Dzat yang tidak akan mengubah janji.
4. Syarat-Syarat Adzan
a. Setelah waktu salat tiba.
b. Dilafalkan secara tertib (berurutan).
c. Antara lafal-lafal adzan tidak boleh
dipisah-pisahkan dalam jarak waktu yang lama.
d. Lafal-lafal adzan dengan bahasa arab.
e. Dapat didengar oleh sebagian atau dapat
didengarkan sendiri bila sendirian (munfarid).
5. Adab Ketika Mengumandangkan Adzan
Ada beberapa adab saat melaksanakan azan. Baik bagi yang
melafalkan adzan (Muadzin), maupun bagi yang mendengarkannya.
Adab melaksanakan adzan adalah sebagai berikut.[7]
a.
Bagi Muadzin :
1)
Beragama
Islam,
2)
Mumayiz
atau berakal.
3)
Suci dari hadas dan najis.
4)
Menghadap kiblat ketika mengumandangkan adzan.
5)
Ketika membaca hayya ‘alas-shalah muadzin
menghadapkan muka dan dada ke kanan. Ketika membaca hayya ‘‘alal-falah menghadapkan muka dan dada ke sebelah
kiri.
6)
Mengumandangkannya
dengan suara lantang. Sebaiknya dipilih yang bersuara merdu. Agar hati orang yang
mendengar azan merasa terpanggil.
7)
Posisi
kedua telapak tangan disunahkan menempel di telinga
8)
Tidak
boleh berbicara ketika mengumandangkan azan
9) Membaca اَلصَّلاَةُ
خَيْرٌ مِنَ النَّوْم dua kali sesudah membaca hayya ‘alal-falah
pada saat azan subuh.
b. Bagi Pendengar
1) Selama adzan berkumandang, mendengarkannya dengan
khidmat.
2) Mengikuti bacaan seperti yang diucapkan
muadzin dengan suara
rendah. Kecuali setelah muazin membaca “hayya‘alas-shalah” dan hayya
‘alal-falah, maka yang mendengarkan mengucapkan:
لاَحَوْلَوَلاَقُوَّةَاِلاَّبِالّلهِالْعَلِيِّ
الْعَظِيْم
3) Ketika muadzin membaca pada adzan subuh , yang
mendengarkan membaca:
صَدَقْزتَوَبررْتَوَاَنآعَلى ذَالِكَمِنَالشَّاهِدِيْنَ
B. Konsep Iqomah
1. Pengertian Iqomah
Iqamah
berasal dari bahasa Arab, dari kata Aqama (
اَقَامَ
) - Yuqimu(
يُقِيْمُ
) - Iqamatan (
اِقَامَةً
).[9] Iqamah artinya menegakkan. Iqamah
dikumandangkan ketika akan melaksanakan salat fardu, iqamah adalah tanda salat
segera dimulai, baik dikerjakan sendirian atau berjamaah, baik laki-laki
ataupun perempuan. Iqamah sebaiknya dikumandangkan oleh orang yang
mengumandangkan azan.
Setelah
adzan dikumandangkan, kita tidak langsung mengerjakan salat fardu, kita
disunahkan mengerjakan salat sunah rawatib. Setelah itu barulah kemudian
dikumandangkan iqamah. Apabila Iqamah dikumandangkan hendaklah kita segera
berdiri untuk bersiap-siap mengambil tempat untuk salat. Kita harus berbaris
(shaf) lurus dan rapat dengan jamaah lainnya apabila salat dilakukan secara
berjamaah. Jangan ribut dan gaduh. Ambil tempat di barisan yang masih kosong.
Hindari membuat barisan (shaf) baru sebelum barisan yang ada di depan penuh.[10]
2. Lafal Iqomah
Lafal
azan dan iqamah tidak jauh berbeda. Perbedaannya ada pada jumlah pengucapan
lafal dan ada satu lafal yang berbeda. Lafal yang berbeda, yaitu lafalالصَّلاَةِقَدْقَا
مَتِمَتِ الصَّلاَةقَدْقَاyang diucapkan setelah
lafalحَيَّعَلَى الْفَلاَح
Seperti halnya adzan, iqamah juga harus
dilafalkan dalam bahasa Arab dengan kalimat-kalimat yang dicontohkan
Nabi Muhammad saw. Urut-urutan lafal iqamah:[11]
Jawaban
Iqomah
|
Lafal
Iqomah
|
اَللهُ اَكْبَر , اَلله
اَكْبَر
|
اَللهُ اَكْبَر , اَلله
اَكْبَر (1x)
|
Allah Maha Besar
|
Allah Maha Besar
|
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ
إِلاَّالله
|
أَشْهَدُ
اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّالله
(1x)
|
Aku
bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah
|
Aku
bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah
|
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُوْلُاللهِ
|
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُوْلُاللهِ (1x)
|
Aku
bersaksi sesungguhnya nabi Muhammad itu utusan Allah
|
Aku
bersaksi sesungguhnya nabi Muhammad itu utusan Allah
|
لاَحَوْلَوَلاَقُوَّةَاِلاَّبِالّلهِالْعَلِيِّ
الْعَظِيْم
|
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ(1x)
|
Tidak
ada daya dan upaya melainkan Allah
|
Mari kita menegakkan salat
|
لاَحَوْلَوَلاَقُوَّةَاِلاَّبِالّلهِالْعَلِيِّ
الْعَظِيْم
|
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ(1x)
|
Tidak
ada daya dan upaya melainkan Allah
|
Mari kita meraih kemenangan
|
اَقَامَهَااللهُ
وَ اَدَا مَهَامَادَامَتِ السَّموَاتُ وَالاَرضُ
|
قَدْقَامَتِالصَّلاَةِقَدْقَامَتِالصَّلاَة(2x)
|
Semoga Allah mendirikanshalatitudengankekalnya, dansemoga Allah
menjadikanakuinidarigolongan orang yang sebaik-baiknyaahlishalat.
|
Benar-benar
salat itu telah ditegakkan
|
اَللهُ اَكْبَر , اَلله اَكْبَر
|
اَللهُ اَكْبَر , اَلله
اَكْبَر
(1x)
|
Allah maha
besar, Allah maha besar
|
Allah maha
besar, Allah maha besar
|
لاَ إِلَهَ إِلاَّالله
|
لاَ إِلَهَ إِلاَّالله
(1x)
|
Tiada Tuhan
selain Allah
|
Tiada Tuhan
selain Allah
|
Dalam bacaan-bacaan azan maupun iqamah terdapat hikmah dan
manfaat, baik dari segi ibadah maupun syariat dan akidah atau keyakinan. Di
antara hikmah dan manfaat dari kandungan bacaan azan dan iqamah, yaitu:[12]
1. Bacaan takbir menegaskan
bahwa Allah swt. adalah zat yang sempurna dan mahaagung.
2. Bacaan syahadat tauhid
menegaskan bahwa Allah swt. sajalah yang berhak disembah dan beribadah
kepada-Nya.
3. Bacaan syahadat Rasul
menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw. benar-benar utusan Allah swt.
4. Bacaan dalam lafal ajakan
salat memberitahukan umat Islam untuk melaksanakan salat berjamaah di masjid.
5. Bacaan dalam lafal ajakan
menuju kemenangan menunjukkan bahwa umat Islam yang melaksanakan salat akan
menemui kemenangan di akhirat, yaitu menempati surga yang disediakan oleh
Allah.
6. Bacaan: “Qad
qamatis-salah (tu)” memberitahukan kepada para jamaah salat bahwa salat
jamaah akan segera dimulai.
7. Bacaan tahlil menegaskan
kembali bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan diibadahi, tidak ada yang
lain.
C. KonsepDzikir
1. PengertianDzikir
Dzikir menurut bahasa
artinya ingat, sebutan, atau pujian. Berzikir kepada Allah berarti mengingat
Allah Swt. dengan mengucapkan bacaan atau lafal-lafal tertentu.[13]Dzikir
disebut juga wirid. Dzikir
dilakukan dengan hati dan lisan.[14]
Bacaan yang biasa dilafalkan ketika berdzikir, yaitu kalimah tayyibah atau
Asmaul Husna. Kalimahtayyibah misalnya istighfar, tasbih,
tahmid, dan tahlil.
Sebagai
alat komunikasi dengan Tuhan, dalam berdzikir, kita harus dengan hati yang
ikhlas, tenang, dengan suara yang lembut, serta khusyuk. Dzikir berfungsi untuk
menenangkan jiwa, untuk mendapatkan perlindungan, meningkatkan keimanan dan
untuk mendapatkan kebahagiaan dari Allah.Dzikir juga bertujuan untuk memberikan
optimisme dalam kehidupan sehari-hari dan perasaan aman karena mendapat
perlindungan dari Allah.Dzikir bisa dilakukan di mana saja asalkan di tempat
yang suci terhindar dari kotor dan najis.[15]
Dzikir merupakan
perbuatan orang beriman. Melakukan dzikir
setelah salat merupakan suatu kebiasaan yang baik dan sangat dianjurkan. Orang
yang sering berdzikir digolongkan sebagai orang yang beruntung. Keuntungan
melakukan dzikir secara khusyuk, yaitu semakin mendekatkan diri kepada Allah,
hati akan menjadi tenang, dan mendapatkan ampunan serta pahala dari Allah Swt.
2. Perintah
Berdzikir Kepada Allah
Sebagai
umat Islam yang Allah ciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya sudah
sepantasnya kita berzikir dan mengingat kepada Allah Swt. Dialah Dzat yang telah banyak
memberikan berbagai karunia dan nikmat kepada kita. Janganlah kita menjadi
manusia yang lupa kepada Allah dan sombong dengan kelemahan kita. Dan perlu
kita ingat, bahwa berzikir kepada Allah Swt. akan dapat menenteramkan hati.
Allah Swt. telah memerintahkan kepada kita agar senantiasa berzikir dan
mengingat-Nya. Allah Swt. berfirman dalam surah Ar-Ra’d ayat 28 sebagai
berikut.[16]
Artinya
:“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.
(Q.S. Ar-Ra‘d (13) : 28).
3. Cara berdzikir
Cara
berzikir ada tiga, yaitu:[17]
1. Dzikir
bil-qalbi (dzikir
dengan hati) yaitu meyakini dalam hati tentang kekuasaan, keesaan, dan kemaha
sempurnaan Allah SWT.
2. Dzikir
bil-lisan (dzikir
dengan lidah) yaitu mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, seperi lafal tasbih
,tahmid dan kalimat tahlil.
3. Dzikir
bil-jawariyah (dzikir dengan perbuatan) yaitu dengan
melaksanakan apa-apa yang telah diperintahkan dan meninggalkan apa-apa yang
telah dilarang.
4. Bacaan
Dzikir
a) Membaca istighfar استغفرالله
العظيم
b) Membaca tasbih سبحا
ن الله
Tasbih
artinya menyucikan Allah. Dengan membaca tasbih berarti kita telah menyucikan
Allah dan kekuasaan-Nya.[18]
c) Membaca tahmid الحمد
لله
Arti
tahmid adalah pujian. Yang pantas kita uji hanyalah Allah. Dengan membaca
tahmid berarti kita bersyukur atas segala nikmat Allah swt. yang diberikan
kepada kita.[19]
d) Membaca takbir الله
اكبر
Bertakbir
yaitu mengakui kebesaran Allah. Dengan bertakbir berarti kita mengakui bahwa
Allah Mahabesar. Allah berkuasa atas makhluk-Nya. Sehingga pantaslah bagi kita
untuk mengagungkan Allah swt. dengan cara bertakbir.[20]
e) Membaca tahlil لااله
الاالله
D. KonsepDo’a
1. Berdo’a
Berdoa artinya memohon,
meminta, berharap. Berdoa adalah memohon kepada Allah swt. Allah swt. akan
mengabulkan doa hamba-Nya. Hamba yang bersungguh-sungguh dalam berdoa. Berdoa
dapat mendekatkan diri kepada Allah. Berdoalah setiap selesai salat. Berdoa
dengan memuji dan memohon. Memuji semua nikmat yang diberikan-Nya. Dan memohon
untuk semua keinginan kita.[21]
2. Adab
Berdoa
Ada
beberapa adab dalam berdoa. Agar doa menjadi sarana untuk menyucikan jiwa,
antara lain:
a. Suci badan, pakaian, dan tempat dari
najis.
b. Meyakini bahwa Allah Mahakuasa
mengabulkan doa.
c. Menghadap ke kiblat ketika berdoa.
Berdoa dengan mengangkat kedua tangan. Berdoa cukup dengan merendahkan suara.
d. Memulai dengan menyebut nama Allah.
Dilanjutkan dengan bersalawat kepada Rasulullah saw.
e. Menyucikan hati dari berbagai dosa.
f. Tidak meminta hal-hal yang diharamkan
agama.
g. Mengawali dengan bacaan istigfar dan
kalimat tayibah.
h. Mendoakan orangtua dan kaum Muslimin.
i. Bersikap tenang, khusyuk, dan ikhlas.
j. Meninggalkan perbuatan buruk dan
mungkar.
k. Tidak berputus asa sebelum dikabulkan.
l. Mengakhiri doa dengan bacaan hamdalah
3. Waktu
Terbaik dan Mustajab untuk Berdoa
Semua waktu baik untuk
berdoa. Namun, ada waktu-waktu yang mustajab. Mustajab untuk berdoa kepada
Allah swt.. Di antaranya waktu itu adalah:[22]
a. Setelah menunaikan salat. Baik salat
fardu maupun sunah.
b. Di antara adzan dan iqamah.
c. Sepertiga malam yang terakhir.
d. Pada tiap malam bulan Ramadan.
e. Pada saat berbuka puasa.
f. Pada saat iktikaf di masjid.
g. Pada saat sujud dalam salat.
h. Setelah membaca Kitab Al-Qur’an.
i.
Pada
saat minum air zam-zam.
4. Ada
beberapa orang yang berdoa yang selalu diterima oleh Allah Swt., yaituantara
lain:[23]
a. Doa orang yang sedang menunaikan ibadah
haji
b. Doa orang yang sedang sakit
c. Doa seseorang untuk orang lain yang
tidak ada di dekatnya
d. Doa seorang imam yang adil lagi
bijaksana
e. Doa orang yang teraniaya
f. Doa orang tua untuk anaknya
g. Doa orang yang sedang dalam perjalanan
(musafir)
h. Doa orang yang sedang berpuasa
i. Doa orang yang banyak menghabiskan
waktunya untuk berzikir mengingat Allah Swt.
5. Bacaan Do’a[24]
a. Do’a pujian kepada Allah
Artinya:
“Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Puji-pujian yang amat
mencukupi segala nikmat-nikmat-Nya dan yang melengkapi segala tambahannya.
Wahai Tuhan kami, untuk Engkaulah segala puji sebagaimana yang layak bagi
kemuliaan kekuasaan Engkau, dan kebesaran kerajaan Engkau”.
b. Do’a
memohon petunjuk dan rahmat Allah
Artinya:
“Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan
sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami
rahmat dari sisi Engkau karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia”).
c. Doa
memohon ilmu yang bermanfaat dan rezeki yang baik
Artinya:
Wahai Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau ilmu yang bermanfaat,
amalan yang diterima dan rezeki yang baik.
d. Doa untuk kedua orang tua
Artinya:
“Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan kasihanilah kedua
orang tuaku, sebagaimana mereka telah mengasihi aku ketika aku masih kecil”.
e. Doa
memohon kebaikan dunia dan akhirat
Artinya:
Wahai Tuhan kami, berilah kami di dunia akan kebaikan dan di akhirat akan
kebaikan, serta jauhkanlah kami dari siksa api neraka.
f. Doa
dzikir sebagai penutup
semua doa
Artinya:
Maha Suci Engkau Tuhan, Tuhan Yang Maha Mulia, suci dari apa yang disifatkan
oleh orang kafir. Dan semoga kesejahteraan bagi para rasul serta segala puji
bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.
E. KonsepQunut
1. PengertianQunut
Qunut merupakan doamemohonkepada Allah agar terhindardarimarabahaya.
Dan dilakukan di waktuI’tidal, berdiridariruku’ padarakaatterakhir.
Qunut berasal dari kata dalam bahasa arab (قنوت) yang berarti merendahkan diri, tunduk
atau ta’at kepada Allah SWT. Di dalam bacaan qunut mengandung ada ungkapan
permohonan petunjuk kepada Allah, perlindungan, kesehatan dan lain-lain.
DoaQunutbiasadilakukanNabiapabila di
masyarakatterjadigangguan, misalnyaperang, wabahpenyakitdan lain sebagainya.Dan
dilakukanpadasetiapwaktushalat, baikdzuhurdansubuhdan lain sebagainya.[25]
2. Hukum
Membaca Qunut Dalam Sholat Subuh
Bacaan qunut dalam sholat subuh ada yang
membolehkan (Disunnahkan) membacanya, ada juga yang tidak membolehkan(Tidak
Disunnahkan).[26]
a. Tidak Disunnahkan
(tidak boleh)
Menurut Imam Abu Hanifah dan Imam
Ahmad bin Hanbal, membaca Qunut tidak disunnahkan dalam shalat shubuh.Berdasarkan hadits Nabi
Muhammad SAW yang diriwayatkan Ibnu Mas’ud, Dalam hadits tersebut diterangkan
bahwa Nabi membaca qunut selama 1 bulanpenuh dalam sholat fajar bagi
orang-orang yang masih hidup, lalu beliau tidak membacanya lagi atau
meninggalkannya setelah itu.
عَن ابنُ مَسعُودِ: أَنَّهُ عَلَيهِ السَّلاَمَ قَنَتَ
فِي صَلاَةِ الفَجرِ شَهرٍاثُمَّ تَرَكَهُ(رَوَاه مُسلِمٌ)
“DiriwayatkanolehIbnuMas’ud:
BahwaNabi SAW. Telahmelakukandoaqunutselamasatubulanuntukmendoakanatas
orang-orang Arab yang masihhidup, kemudianNabi SAW. Meninggalkannya.”(HR. Muslim)
b. Disunnahkan
(Boleh)
Menurut Imam Malik dan
Imam Syafi’i, membaca Qunut disunnahkan dalam shalat shubuh. Tetapimenurut Imam
Malik membaca Qunutdisunnahkantersebut dengan syarat membaca secara
pelan-pelan.Di dalam madzab Syafi’i sudah disepakati bahwa membaca doa Qunut
dalam shalat subuh pada I’tidal rakaat kedua adalah Sunnah Ab’ad. Artinya
diberi pahala bagi yang mengerjakannya dan bagi yang lupa mengerjakannya
disunnahkanuntukmelakukan
dengan sujud sahwi. Hal ini sebagaimana
dikutip oleh KH.Muhyiddin Abdusshomad dari kitab Al-Majmu’ oleh Imam
Nawawi:
مَدهَبُنَا أَنَّهُ يُستَحَبُّ القُنُوتُ فِيهَا
سَوَاءٌنَزلَت نَازِلَة أَم لَم تَنزِل وَبِهَدُا قَالَ أكثَرُ السَّلَفِ
Dalam madzabkita(Syafi’i) disunnahkanmembaca Qunut pada
waktu shalat subuh baik ketika turun bencana (musibah)
atau tidak, inilahpendapatmayoritasulama’
salaf.
Hal itu berdasarkan
hadits nabi yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah meninggalkan
qunut selama hidup beliau dalam setiap sholat shubuh hingga beliau
wafat.Seperti diriwayatkan Imam Ahmad dari sahabat Anas Bin Malik :
مَازَالَ رَسُولُ
اللهِ يَقنُتُ فِي الفَجرِ حَتَّي فَا رَقَ الدُّنيَا (رواه بخارى مسلم)
“Rasulullah SAW. Tetapmelakukanqunutpadashalatfajr
(shubuh) hinggabeliaumeninggaldunia.” (HR. Bukhari Muslim)
3.
BacaanDo’aQunut
اَللّهُمَّ
اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ, وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ, وَتَوَلَّنِىْ
فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ, وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ, وَقِنِيْ بِرَحمَتِكَ
شَرَّمَا قَضَيْتَ،فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ, وَاِ نَّهُ لاَ
يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ, وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ, تَبَارَكْتَ رَبَّنَا
وَتَعَالَيْتَ, فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْت, اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ
اِلَيْكَ, وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم
Artinya:
Ya Allah berilahakupetunjukseperti orang-orang yang
telahEngkauberipetunjuk.Berilahakukesehatanseperti orang yang
Engkauberikesehatan.Berilahberkahpadasegalaapa yang telahEngkauberikankepadaku.
Dan peliharalahakudarikejahatan yang
Engkaupastikan.Sesungguhnyatidaklahakanhina orang-orang yang
telahEngkauberikekuasaan. Dan tidakakanmulia orang yang Engkaumusuhi.
MakaberkahlahEngkaudanMahaluhurlahEngkau.Segalapujibagi-Mu atas yang
telahengkaupastikan.Akumohonampundankembalilah (taubat) kepadaEngkau.Semoga
Allah memberirahmat, berkahdansalamatasNabi Muhammad besertakeluarganya.[27]
Sesuai hadist tentang
qunut seperti telah disebutkan diatas bahwa membaca qunut subuh ada yangmengatakansunnahdantidak.Tetapi
kedua pendapat tersebut, baik yang mengatakan sunnah atau tidak, sama-sama
berdalil dengan hadits-hadits Rasulullah SAW.Hanya saja pendapat yang satunya
berpandangan bahwa riwayat yang menerangkan bahwa Rasulullah SAW tidak membaca
Qunut itu lebih kuat. Sementara pendapat yang satunya lagi berpendapat bahwa
riwayat yang menerangkan bahwa Rasulullah SAW membaca Qunut justru yang lebih
kuat.Namun sebagian besar ulama’ salaf seperti menurut Imam Nawawi mensunnahkan
atau membolehkan membacanya pada raka’at ke 2 setelah I’tidal pada shalat subuh[28]
[1] Muhammad Imron, dkk,
Pendidikan Agama Islam UntukSekolahDasarKelas V,(Jakarta:
PusatKurikulumdanPerbukuanKementerianPendidikanNasional, 2011),53.
[2]Zaenal
Mustopa dan Nandang Koswara, Pendidikan Agama Islam untuk SD Kelas V,
(Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional,
2011),68.
[3]Asmuri dkk, Pendidikan Agama Islam 5,(Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011),57.
[4]E.
Sudirman dan Andi Mulya, Mutiara Agama Islam pelajaran Agama Islam untuk
Sekolah Dasar Kelas V, (Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Kementerian Pendidikan Nasional, 2011),54.
[5]M. AzkaDhiyaUlHaq, TuntunanSholatLengkap,
(Kediri: Nusantara, Tt), 25.
[6]Ismail
Ahmad dkk, Pendidikan Agama Islam
Untuk Sekolah Dasar Kelas V,(Jakarta : Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011),48.
[7]Zaenal
Mustopa dan Nandang Koswara, Pendidikan Agama Islam untuk SD Kelas V,72-73.
[8]E. SudirmandanAndiMulya,
Mutiara Agama Islam pelajaran Agama Islam,55.
[9]Asep
Puji Syukur dkk, Ayo Mengaji 5 Pendidikan Agama Islam : SD Kelas V,
(Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementarian Pendidikan Nasional,
2011),59.
[10]Sa’ronih
dan Lia Syukriyah, Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Dasar Kelas V, (Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Kementerian Pendidikan Nasional, 2011) ,53.
[11]Khusnul
Imam dkk, Belajar Mengamalkan Agama
Islam Pendidikan Agama Islamuntuk SD IV,(Jakarta : Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011), 65.
[12]Syarifudin,
Lilik Agus Suyanti, Pendidikan Agama
Islam untuk Sekolah Dasar kelas V , (Jakarta : Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011) ,54.
[13]SekarGaluhEndahPinujiLawuningrumNurwahid,
Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta : PusatKurikulumdanPerbukuan,
KementerianPendidikanNasional, 2011), 112.
[14]Asmuri, Siti Rofi’atun, Moh. Muchtarom, Pendidikan Agama
Islam 4, (Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan
Nasional, 2011), 122.
[15]Ngatmin Abbas, Dariyanto,
Suratmi, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PusatKurikulumdanPerbukuan,
KementerianPendidikanNasional, 2011), 111.
[16]Sa’ronih,
Lia Syukriyah Sahroni, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011), 109.
[17]Asep
Puji Syukur, Zakaria Lutfi, dan Hanjaeli, Ayo Mengaji 4
Pendidikan Agama Islam : SD Kelas IV, (Jakarta : Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011.), 113.
[18]Muhammad
Zaid Su’di, Pendidikan
Agama Islam, (Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan
Nasional, 2011), 113.
[19]Ibid., 113.
[20]Ibid., 113.
[22]Ibid., 124.
[23]Sa’ronih,
Lia Syukriyah Sahroni, Pendidikan Agama Islam, 111.
Komentar
Posting Komentar