NASIB PETANI



Petani harus bagaimana
Melihat rialita yang ada merasa kasihan dan terharu melihat para petani sekarang, mereka pada kebingungan tidak mengerti apa yang dirahasiakan sang pencipta. Disamping mereka juga harus menghidupi keluarganya yang selalu membutuhkan sandang pangan yang harus terpenuhi, juga harus membiayai anaknya yang masih sekolah. sedangkan para petani tidak mendapatkan hasil apa-apa dari hasil taninya, sedangkan barang-barang di pasar, di toko, tarif listrik semuanya pada naik lantas apa yang bisa membuat penghasilan dari mereka, saya pribadi kasihan melihat mereka. Apa ini yang namanya merdeka.
                Sejak tiap musim mereka menanam padi, semusim lagi kedelai, terus jagung, dan banyak yang mereka tanam yang satu yang tak kalah pentingnya yaitu uang hujau atau tembakau. Zaman sudah tidak stabil sejak pada musim padi mereka yang jelas pasti membutuhkan air tapi justru malah sebaliknya, hujan pun tak kunjung datang hingga berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Kalian pasti mengerti bagaimana perasaan mereka disaat seperti itu. Sedih rasanya bukan. Begitu pun sebaliknya saat musim tembakau tiba itu yang jelas membutuhkan yang namanya terikmatahari yang tidak membutuhkan pada hujan, tapi apa yang terjadi hujanpun terus-terusan datang disaat beberapa hari tidak hujan mereka pun bahagia dan beres-beres perlengkapan untuk para petani tembakau, hingga pada saat waktnya sudah selesai membuatnya beres semua ternyata malah hujan yang tak henti-hentinya, lalu bagaimana nasibnya mereka.
                Diri ini merasa iba melihatnya, kalau boleh seandainya perekonomean mereka itu sesuai dengan hasil yang di dapat itu baru adil, karna adil itu sebagaimana yang termaktub dalam firmannya QS. Anisa’ ayat 11 yaitu مثل حظ الأنثيين. Lantas kalau hanya seperti itu itu saja barang-barang pada naik semuanya sedangkan penghasilan tidak ada itu bagaimana, tolong para pejabat pemerintah bantulah rakyat-rakyat kecil jangan kau mementingkan dirinya sendiri. Jangan kau hanya berfoya-foya dari yang kau punya ayolah mereka dibantu.
                Ketika melihat kenyataan bahkan pernah suatu hari saya menemui salah seorang petani, anggap saja fulan. Fulan itu bilang padaku. Conk….(bahasa alusnya orang Madura memanggil anak laki-laki) bagaimana ini nak, barang-barang pada naik semua sedangkan petani sekarang malah tidak mendapatkan penghasilan sama sekali. Mau nanem ini gak jadi, ini gak jadi, kami sekeluarga dan mungkin dirasakan oleh petani yang lain yaitu laep (dalam bahasa madura) yang artinya tidak punya apa-apa lagi. Bagaimana ini nak. Dan akupun bilang,sabar saja bu’ semoga yang maha kuasa akan melimpahkan risky yang banyak dan halal bagi keluarga ibu, juga kepada para petani. Ibu itu diam samba mengangguk-nganggukan kepala. Begitulah sekarang realita yang ada. Saya pribadi hanya bisa menenangkan saja tidak tau bagaimana seharusnya kami lakukan yang terbaik buat mereka.
                Ya Allah tolonglah para hamba-hambamu yang hina ini, jika memang itu sudah taqdirmu maka lapangkanlah hati  mereka. Wahai para pejabat Negara kau tidak akan bisa makan dan hidup sempurna jika bukan karena petani yang membuatnya kau kenyang, tidak akan kau mendapatkan sayur-sayur segan buah-buahan segar tanpa adanya seorang petani, sebagai rasa terima kasihmu maka tolonglah mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

isim adad

BATAS AWAL DAN AKHIR PENDIDIKAN

KARAKTERISTIK TES YANG BAIK