STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN KOOPERATIF

STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN KOOPERATIF
MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran                 
  yang dibimbing oleh Dr. Mashudi, M.Pd.





Disusun:
AINUL YAQIN
U20153014


PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
SEPTEMBER 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang senantiasa melimpahkan rahmat , taufik, dan hidayahnya sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagai pembawa kabar bagi umat yang bertaqwa.
Makalah yang berjudul Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kooperatif ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran. Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Dr. Mashudi, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan motivasi dalam penyusunan makalah ini. Dan
2.      Teman-teman kelas D3 PGMI  yang telah memberikan saran dan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya dan khususnya dalam pengembangan ilmu pendidikan islam.


Jember, 19 September 2016


Penulis




DAFTAR ISI
COVER.................................................................................    
KATA PENGANTAR...........................................................     ii
DAFTAR ISI.........................................................................     iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................      
A. Latar Belakang Masalah.............................................................      1
B. Rumusan Masalah.......................................................................      2
C. Tujuan Penulisan.........................................................................      2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................
A. Pengertian SPBM dan Kooperatif..............................................      3
B. Konsep dan Karakteristik SPBM dan Kooperatif......................      4
C. Tahapan-Tahapan SPBM dan Kooperatif...................................      7
D. Keunggulan dan Kelemahan SPBM dan Kooperatif..................      10
BAB III PENUTUP...............................................................
A. Kesimpulan.................................................................................      15
DAFTAR PUSTAKA............................................................     16












BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Istilah strategi, dipakai dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Dalam konteks pembelajaran, strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegitan atau tindakan. Pola yang dimaksud adalah macam-macam perbuatan yang dipergunakan atau diperagakan guru-murid dalam peristiwa belajar. Dengan demikian, konsep strategi ini merujuk pada karakteristik abstrak dan rentetan perbuatan guru-murid dalam suatu pembelajaan.  Istilah pembelajaran bermakna sebagai kegiatan terencana yang mengkondisikan/ merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Atau dengan kata lain, pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membanu pesrta didik melakukan kegiatan belajar. Pihak-pihak yang terlibat pembajaran adalah pendidik (perorangan dan atau komunitas) dan peserta didik (perorangan, kelompok, dan atau komunitas) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lain. Strategi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekutan dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran meliputi rencana, metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Strategi pembelajaran mempunyai cakupan yang besar untuk proses belajar mengajar. Siswa dapat memahami dan menangkap apa yang sedang dijelaskan oleh guru, jika guru memiliki strategi pembelajaran yang baik. Ada bebrapa strategi yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu strategi pembelajaran yang berbasis masalah dan strategi pembelajaran kooperatif.
Berdasarkan uraian di atas,  melalui makalah ini, penulis ingin menjelaskan lebih dalam mengenai  Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

dan Kooperatif yang di dalamnya mencakup pengertian, konsep dasar tahapan-tahapan, dan keunggulan dan kelemahan. Sehingga dosen dan mahasiswa mengetahuinya dengan mudah.
B.       Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas, pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.         Apa itu strategi pembelajaran berbasis masalah dan kooperatif ?
2.         Bagaimana Konsep strategi pembelajran berbasis masalah dan kooperatif?
3.         Bagaimana tahap-tahap strategi pembelajaran berbasisi masalah dan kooperatif?
4.         Apa saja keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran berbasis masalah dan kooperatif?

C.      Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1.         Menjelaskan apa itu strategi pembelajarn berbasis masalah dan kooperatif
2.         Menjelaskan konsep-konsep strategi berbasis masalah dan kooperatif.
3.         Menjelaskan tahapan strategi berbasis masalah dan kooperatif.
4.         Menjelaskan  keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran berbasis masalah dan kooperatif.








BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kooperatif
1.      Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
             Pembelajaran berbasis masalah adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, materi, dan pengaturan diri.[1]
             Dalam pelaksanaanya, srategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM), guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topic masalah, walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang harus dibahas. proses pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.
             Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat membawa siswa pada pembentukan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Dengan pendekatan ini memberikan peluang bagi siswa untuk melakukan penelitian dengan berbasis masalah nyata dan autentik.
             Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka SPBM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki system pembelajaran. Kita menyadari selama ini kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh guru. Akibatnya, manakala siswa menghadapi masalah, walaupun sepele, banyak siswa yang tidak dapat menyelesaikannya dengan baik.[2]

2.      Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) secara etimologi mempunyai belajara bersama antara dua orang atau lebih, sedangkan
dalam artian yang lebih luas memiliki definisiyang antara lain adalah belajar bersama yang melibatkan antara 4-5 orang, yang bekerja bersama menuju kelompok kerja dimana tiap anggota bertanggung jawab secara individu sebagai bagian dari hasil yang tak akan bisa dicapai tanpa adanya kerjasama antar kelompok.[3]
 Menurut Huda (2014:29) mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama.[4] Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif , siswa memiliki  dua tanggung jawab yaitu belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota untuk belajar.[5]
Pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia pendidikan, tetapi sebelum masa belakangan ini, metode ini hanya digunakan beberapa guru untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti tugas atau laporan kelompok tertentu. Pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar kerja kelompok, karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat efektif diantara anggota kelompok.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama berinteraksi, dan bertukar fikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran kooperatif belum selesai jika salah satu teman dalam  kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

B.  Konsep dan Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kooperatif
1.    Konsep dan Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian  aktifitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 ciri utama dari SPBM.
1.        SPBM merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran,artinnya dalam implementasi SPBM ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa.
2.        Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. SPBM menepatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran.
3.        Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah.
               Untuk mengimplementasikan SPBM guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut bisa diambil dari buku tes atau peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar.[6]
2.      Konsep dan Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan beajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada 4 unsur penting dalam SPK, yaitu:[7]
a.    Adanya peserta dalam kelompok. Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar.pengelompokan siswa dapat ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan, di antaranya pengelompokan yang didasarkan pada minat dan bakat siswa, pengelompokan didasarkan atas latar belakang kemampuan, pengelompokan didasarkan atas campuran baik campuran ditinjau dari minat maupun campuran ditinjau dari kemampuan.
b.    Adanya aturan kelompok. Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan seua pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai anggota kelompok. Misalnya, aturan tentang pembagian tugas setiap anggota kelompok, waktu dan tempat pelaksanaan, dan lain sebagainya.
c.    Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok. Upaya belajara adalah segala aktifitas siswa untuk meningkatkan kemampuannyayang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan baru, baik kemampuan dalamaspek pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan.
d.   Adanya tujuan yang harus dicapai. Aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan arah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Melalui tujuan yang jelas, setiap anggota kelompok dapat memahami sasaransetiap kegiatan belajar.
SPK mempunyai 2 komponen utama yaitu komponen tugas kooperatif dan komponen struktur insentif kooperatif. Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dan menyelesaikan tugas kelompok. Sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok. Jadi, hal yang menarik dari SPK adalah adanya harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu: berupa peningkatan prestasi belajar peserta didik, juga mempunyai dampak pengiring seperti relasi sosial, penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap lemah, harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi pertolongan pada yang lain.
Slavin, Abrani, dan Chamber (1996) berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif yaitu perspektif motivasi, perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif, dan perspektif elaborasi kognitif. Dengan demikian,  Karakteristik strategi pembelajaran kooperatif  sebagai berikut.[8]
a.    Pembelaajaran secara tim.
b.    Didasarkan pada manajemen kooperatif.
c.    Kemauan untuk bekerja sama.
d.   Keterampilan bekerja sama.

C.  Tahapan-Tahapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kooperatif
1.      Tahapan-Tahapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Sesuai dengan tujuan SPBM adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah.[9] Maka banyak para ahli yang menjelaskan tentang tahapan-tahapan SPBM. Salah satunya Jonh Dewey. Ia menjelaskan bahwa ada 6 tahapan dalam SPBM yang kemudian ia sebut dengan metode pemecahan masalah (problem solving). Tahapan-tahapan sebagai berikut:[10]
a.       Merumuskan masalah, yaitu  tahapan dimana siswa memilih atau menentukan pokok permasalahan apa yang akan dibahas atau dipecahkan.
b.      Menganalisis masalah, yaitu tahapan dimana siswa meninjau masalah tersebut dengan kritis dari berbagai sudut pandang.
c.       Merumuskan hipotesis, yaitu tahapan dimana siswa merumuskan berbagai kemungkinan untuk memecahkan masalah sesuai dengan pengetahuan yang ia miliki.
d.      Mengumpulkan data, yaitu tahapan dimana siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
e.       Pengujian hipotesis, yaitu tahapan dimana siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
f.       Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu tahapan dimana siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rmusan ksimpulan.
 Menurut Johnson dan Johnson menjelaskan ada 5 tahapan SPBM melalui kegiatan kelompok, yaitu sebagai berikut:[11]
a.       Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam hal ini, guru dapat meminta pendapat dan penjelasa dari siswa tentang isu-isu apa yang menarik untuk dipecah.
b.      Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisi berbagai faktor, baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam menyelesaian masalah.
c.       Merumuskan alternatif strategi, yaitu   menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini siswa didorong untuk berfikir mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang kemungkinan setiap tindakan telah dilakukan.
d.      Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang  dapat dilakukan.
e.       Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan, sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang diterapkan.

2.      Tahapan-Tahapan Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri dari 4 tahap, yaitu:[12]
a.       Penjelasan Materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyanpaian pokok-pokok materi pelajaran .sebeum siswa belajar dalam kelompok. Pada tahap ini, guru memberikan gambaran umum tentang pelajaran yang harus dikuasai, yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pebelajaran kelompok (tim). Pada tahap ini guru dapat menggunakan metode ceramah, curah pendapat, dan tanya jawab. Di samping itu, guru juga dapat menggunakan berbagai media pembeajaran agar proses penyampaian dapat lebih menarik siswa.
b.      Belajar dalam kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan pada SPK bersifat heterogen, artinya kelompok dibetuk atas berdasrkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar belakang agama, sosial-ekonomi, dan etnik, sertaperbedaan kemampuan akademik. Melalui pembelajaran dalam tim siswa didorong untuk melakukn tukar menukar informasi dan pendapat, mendiskusikan permasalahan secara bersama, membandingkan jawaban mereka, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.
c.       Penilaian
Penilaian dalam SPK bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa, dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalahnilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.
d.      Pengakuan tim 
Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan membangkitkan motivasi tim lin untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan prestasi mereka.

D.  Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kooperatif
1.      Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
  1. Keunggulan
Sebagai suatu strategi pembelajaran, SPBM memiliki beberapa keunggulan, di antaranya :
1)      Pemecahan masalah (problem solfing) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
2)      Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemamouan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3)      Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4)      Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5)      Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dan pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
6)      Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika,ipa, sejarah dan lain sebagainya), pada dasrnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
7)      Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
8)      Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
9)      Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
10)  Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.[13]

  1. Kelemahan
                                    di samping keunggulan, spbm juga memiliki kelemahan, diantaranya:
1)      Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2)       keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
3)      Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin mereka pelajari.[14]
2.      Keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran kooperatif
a.      Keunggulan
Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran di antaranya :
1)      Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir senndiri menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
2)      SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3)      SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
4)      SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
5)      SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif pada sekolah.
6)      Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktek memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
7)      SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyatan (riil).
8)      Interaraksi sesama koopetatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini
berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.[15]
b.      Kelemahan SPK
Di samping keunggulan, SPK juga memiliki kelemahan, diantaranya :
1)      Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperatif learning. Untuk siswa dianggap memiliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memilaki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok.
2)      Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa per teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
3)      Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
4)      Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat terpercaya hanya dengan satu kali atau sekali – kali penerapan strategi ini.
5)    Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual.oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa  belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam SPK memang bukan pekerjaan yang mudah.[16]

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Pembelajaran berbasis masalah adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, materi, dan pengaturan diri. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama berinteraksi, dan bertukar fikiran dalam proses belajar.
2.      Konsep dan Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu Terdapat 3 ciri utama dari SPBM yaitu. a. SPBM merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, b. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, c. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah.  Karakteristik strategi pembelajaran kooperatif  sebagai berikut. a. Pembelajaran secara tim, b. Didasarkan pada manajemen kooperatif, c. Kemauan untuk bekerja sama, d. Keterampilan bekerja sama.
3.      Tahapan-tahapan SPBM itu meliputi: merumuskan masalah, menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, pengujian hipotesis, dan merekomendasikan pemecahan masalah. Tahapan-tahapan SPK yaitu Penjelasan Materi, Belajar dalam kelompok, Penilaian, Pengakuan tim. 
4.      SPBM memiliki keunngulan seperti: dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa dll. Akan tetapi kelemahannya manakala siswa tidak memeiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.  Begitupula dengan SPK mempunyai keunggulan, diantaranya: SPK dapat meningkatkan  bampuan siswa menggunakan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (real)

                                   DAFTAR PUSTAKA
E Slavin, Robert.2008.Cooperative Learning.Bandung:Nusa Media.
Eggen, Paul dan Don Kouchak.2012.Strategi dan Model Pembelajaran Jakarta: Indeks.
Huda, Miftahul.2014.Cooperative Learning.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Majid, Abdul.2016.Strategi Pembelajaran.Bandung:Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina.2013.Strategi Pembelajaran.Jakarta:Kencana.



[1] Paul Eggen Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran,(Jakarta:Indeks,2012),307.
[2] Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran,(Jakarta:Kencana,2013),214.
[3] Slavin,R,E, Cooperative Learning,(Bandung:Nusa Media,2008),04.
[4] Miftahul Huda,Cooperative Learning,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2014),29.
[5] Abdul Majid,Strategi Pembelajaran,(Bandung:Remaja Rosdakarya,2016),175.
[6] Wina Sanjaya.Strategi pembelajaran(Jakarta:kencana:2013),215.
[7] Ibid.,241.
[8] Ibid.,244-246.
[9] Ibid.,218.
[10] Ibid.,217.
[11] Ibid.,217-218.
[12] Ibid.,248-249.
[13]Ibid.,219.
[14] Sanjaya, Strategi 221
[15]Ibid.,249.
[16] Ibid.,249-250.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

isim adad

BATAS AWAL DAN AKHIR PENDIDIKAN

KARAKTERISTIK TES YANG BAIK